Kadar keimanan seseorang ditandai dengan shalatnya, cinta seseorang kepada Islam diukur dari berapa banyak cintanya kepada shalat dan para ulama kita menganggap orang yang tidak shalat atau meremehkan shalat sebagai seseorang yang sama sekali tidak mempunyai bagian dalam Islam ini. Sebagaimana yang dikatakan oleh Umar Radhiyallahu ‘anhu

لاَ حَظَّ فيِ الإِسْلاَمِ مَنْ تَرَكَ الصَّلاَ ةَ
“Tidak ada bagian dari Islam orang yang meninggalkan shalat”.

Dalam Ad Dien shalat memiliki kedudukan yang sangat agung dan mengandung beberapa keutamaan diantaranya :

1. Shalat merupakan perkara yang pertama dan yang terpenting setelah syahadatain. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حـَتــَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ وَيُقِيمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ . رواه البخاري و مسلم

“Saya diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersyahadat, menegakkan shalat dan menunaikan zakat”. (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Shalat adalah ibadah yang diperintahkan kepada seluruh Nabi tanpa terkecuali. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada Nabi Musa ‘Alaihissalaam :

فَاسْتَمِعْ لِمَا يُوحَى إِنـــَّنِي أَنـــَا اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنـــَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلاَةَ لِذِكْرِي . طه : 13-14

“….Maka dengarkanlah apa yang diwahyukan kepadamu, sesungguhnya Aku ini adalah Allah yang tidak ada Ilah yang hak selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”. (QS. Thaha:13-14)

Dan perkataan Nabi Ibrahim ‘Alaihissalaam ketika meletakkan anaknya (Nabi Ismail ‘Alaihissalaam) di Ka’bah, beliau ‘Alaihissalaam berkata :

رَبــَّــنَا إِنـــِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيـَّتِي بـِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْـتـِكَ الْمُحَرَّمِ رَبــَّـنَا لِيُقـِيمُوا الصَّلاَةَ… ابراهيم :37

“Ya Allah, saya menempatkan anakku (sebahagian keturunan) di lembah yang tidak mempunyai tanaman di dekat rumah Engkau (baitullah) karena perintah-Mu, agar mereka menegakkan shalat…” (Ibrahim : 37). Jadi para Nabi dan Rasul adalah orang-orang yang melaksanakan shalat dan merupakan ibadah yang sangat penting bagi mereka.

3. Shalat adalah amalan yang paling dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sesudah iman kepada Allah. Untuk amalan-amalan hati, amalan yang paling afdhal adalah iman kepada Allah, untuk amalan anggota tubuh tidak ada yang paling afdhal kecuali shalat. Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Amalan apakah yang paling afdhal disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala ?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

(… الصَّلاَةُ عَلَى وَقْـتـِهَا …( رواه البخاري و مسلم

“…Shalat tepat pada waktunya…”. (HR. Bukhari dan Muslim) 4. Shalat merupakan amalan anggota tubuh yang pertama dihisab oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala pada hari kiamat, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

(إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ( رواه الترمذي و النسائي

“Sesungguhnya amalan yang paling pertama dihisab bagi manusia pada hari kiamat adalah shalatnya”. (HHR. Tirmidzi dan Nasaa’i) Jadi apabila shalatnya tidak ada maka tidak ada lagi yang perlu dihisab dari hamba tersebut. 5. Shalat merupakan ibadah yang menghapuskan dosa-dosa. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

وَأَقِمِ الصَّلاَةَ طَرَفَيِ النــَّـهَارِ وَزُ لَفًا مِنَ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيـــِّئــَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِ يْنَ . هود :114

“Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan dosa-dosa. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat”. (QS. Huud :114) Dan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

أَرَأَيــْتُمْ لَوْ أَنَّ نـــَــهَرًا بـــِبَابِ أَحَدِكُمْ يــَغْتَسِلُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسًا مَا تــَقُولُ ذَلِكَ يُبْقـِي مِنْ دَرَنــِهِ قَــالُـــوا لاَ يُبــْـقِي مِنْ دَرَ نـِهِ شَيـــْئًا قَـالَ فَذَلِكَ مِثـْلُ الصَّلَوَاتِ الْخـَمْسِ يَمْحُو اللهُ بــِهِ الْخَطَايـَا. رواه البخاري و مسلم

“Seandainya ada sebuah sungai di depan rumah seseorang, dimana ia mandi lima kali sehari dari sungai itu apakah masih ada daki yang masih tinggal di badannya ?” mereka menjawab : “Tidak tersisa satupun daki di tubuhnya, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Demikianlah perumpamaan shalat yang lima dimana Allah menghapus dosa-dosa dengannya” (HR. Bukhari dan Muslim) Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala juga akan mengeluarkan hambanya yang pernah melaksanakan shalat dari api Neraka. Dan ini merupakan bantahan terhadap orang-orang yang mengatakan bahwa yang akan diberikan syafa’at adalah orang-orang yang pernah mengucapkan Lailaha Illallah saja, karena kalau kita meneliti hadits-hadits tentang syafa’at lebih mendalam, maka kita akan dapatkan bahwa syafa’at itu akan diberikan hanya kepada orang-orang yang pernah melaksanakan shalat. Dalam hadits yang panjang, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

… حَتَّى إِذَا فَرَغَ اللهُ مِنَ الْقَضَاءِ بَيْنَ عِبَادِهِ وَأَرَادَ أَنْ يُخْرِجَ مِنَ النَّارِ مَنْ أَرَادَ أَنْ يُخْرِجَ مِمَّنْ كَانَ يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ أَمَرَ الْمَلاَئِكَةَ أَنْ يـُخْرِجُوهُمْ فَيَعْرِفُونَهُمْ بِعَلاَمَةِ آثَارِ السُّجُودِ وَحَرَّمَ اللهُ عَلَى النَّارِ أَنْ تَأْكُلَ مِنِ ابْنِ آدَمَ أَثَرَ السُّجُودِ فَيُخْرِجُونَهُم…. رواه البخاري و مسلم

“…Apabila Allah telah menghukum hamba-hambanya lalu Allah bermaksud mengeluarkan hamba-Nya yang Ia kehendaki yaitu orang-orang yang pernah bersyahadat “La Ilaha Illallahu”, maka Allah memerintahkan para malaikat untuk mengeluarkan mereka. Para malaikat mengenali mereka dengan bekas-bekas sujud mereka karena Allah telah mengharamkan atas Neraka untuk melahap bekas-bekas sujud anak Adam, lalu para malaikatpun mengeluarkan mereka….”. (HR. Bukhari dan Muslim) Berarti orang-orang tersebut adalah orang-orang yang pernah melaksanakan shalat. Dan ini adalah dalil kuat dari para ulama bahwa orang yang meninggalkan shalat adalah kufur. Karena yang akan diselamatkan nanti adalah orang-orang yang mempunyai tanda-tanda sujud. 6. Shalat ialah ibadah yang diperintahkan untuk bersuci sebelum mengerjakannya dan tidak ada shalat tanpa bersuci dan hal ini tidak terdapat didalam ibadah-ibadah lain-nya. Puasa, zakat, haji dan lainnya itu tidak diperintahkan untuk bersuci. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مِفْتَاحُ الصَّلاَةِ الطُّهُورُ . رواه الترمذي وابن ماجه

“Pembuka shalat itu adalah bersuci” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah) 7. Shalat adalah ibadah yang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam perintahkan kepada kita untuk mentarbiyah anak-anak kita agar mereka melaksanakan shalat sejak kecil walaupun ibadah tersebut belum diwajibkan atas mereka. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مُرُوا أَوْلاَدَكُمْ بــِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبـْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ وَاضْرِ بُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبـْنَاءُ عَشْرٍ: رواه أبو داود و أحمد

“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk shalat sejak berumur tujuh tahun dan pukullah mereka dalam usia sepuluh tahun bila tidak mau melaksanakan shalat” (HR. Abu Daud dan Ahmad) 8. Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menaungi orang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid di hari kiamat kelak. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ … وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ : رواه البخاري و مسلم

“Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah di hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya ….dan orang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid” (HR. Bukhari dan Muslim) Berkata Imam Nawawi رحمه الله :”Makna dari hadits tersebut adalah dia sangat mencintai masjid dan senantiasa melaksanakan shalat berjama’ah, hal ini bukanlah berarti bahwa ia tidak pernah keluar dari masjid”. (Lihat Al Minhaj 7:122) 9. Shalat juga merupakan tempat bermunajatnya seorang hamba kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا صَلَّى يُنـَاجِي رَبــَّهُ … :رواه البخاري و مسلم

“Sesungguhnya seorang diantara kalian (berdiri untuk) shalat, maka dia bermunajat kepada Rabbnya”. (HR. Bukhari dan Muslim ) Salah satu tempat yang afdhal untuk bermunajat dan berdo’a kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah ketika melaksanakan shalat dan bukan setelah melaksanakan shalat, Berkata Ibnul Qayyim رحمه الله : “Umumnya doa-doa yang berhubungan dengan shalat, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakannya ketika sedang melaksanakan shalat dan hal ini adalah yang beliau perintahkan, dan merupakan hal yang paling pantas bagi sesorang untuk berdo’a di dalam shalatnya karena dia sedang berhadapan dengan Rabbnya, bermunajat kepada-Nya, selama masih melaksanakan shalat. Apabila telah salam terputuslah munajat tersebut dan hilanglah posisinya dihadapan Rabbnya dan kedekatan kepada-Nya. Lalu mengapa ia meninggalkan berdo’a saat-saat seorang hamba dekat dengan-Nya dan saat Allah menghadapkan wajah-Nya kepadanya lalu ia memilih untuk berdo’a setelah Allah Subhanahu wa Ta’ala berpaling darinya ?!”.(Lihat Zaadul Ma’ad 1:258) 10. Shalat adalah wasiat yang terakhir diucapkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Berkata Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu : “Adalah wasiat terakhir Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang beliau sampaikan saat nyawa beliau berada di tenggorokan adalah :

الصَّلاَةَ الصَّلاَةَ : رواه ابو داود و ابن ماجه

“(Hendaklah kalian menjaga) shalat, (Hendaklah kalian menjaga) shalat” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)

(Abu Yusuf Afandy As Syamaaliy)

Maraji’: Risalah Ta’zhim Qadr Ash Sholati, Ahmad Farid

(Al Fikrah Tahun 2 Edisi 13)

Artikulli paraprakSUJUD SAHWI
Artikulli tjetërTABARRUK YANG DISYARI’ATKAN

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini