Dalam bahasa arab jujur berasal dari kata as Sidqu yang berarti benar dan nyata. Lawan kata dari as sidqu adalah al kadzbu yang berarti bohong atau dusta.
Dan diantara definisi Kejujuran adalah kesesuaian antara ucapan dan perbuatan. Ada juga yang memaknai dengan sesuatu yang baik tanpa dicampuri kedustaan.
Berlaku jujur adalah perintah Alloh dan merupakan sifat yang mulia dalam islam.
Alloh berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS. At Taubah: 119).
Dalam ayat yang lain, Allah Ta’ala berfirman,
فَلَوْ صَدَقُوا اللَّهَ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ
“Tetapi jikalau mereka berlaku jujur pada Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” (QS. Muhammad: 21)
Pembagian Sifat Jujur
Imam Al Ghozali membagi sifat jujur dalam 3 bagian;
1. Jujur dalam niat
Yaitu tidak ada motivasi bagi seseorang dalam segala tindakan dan perbuatan kecuali dorongan karena Alloh semata.
2. Jujur dalam lisan
Yaitu sesuainya berita yang diterima dengan yang disampaikan.
Lidah hendaknya selalu dijaga agar menyampaikan berita sesuai fakta yang sebenarnya.
3. Jujur dalam amaliyah atau perbuatan.
Yaitu beramal dengan sungguh sungguh sehingga perbuatan zhahirnya tidak menyelisihi kemampuan yang sebenarnya.
Amal perbuatannya adalah sesuai dengan apa yang ada pada dirinya, jadi bukan karena pencitraan ataupun amalan yang dibuat-buat.
Diantara keutamaan jujur
1. Menjadi manusia terbaik.
Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam ditanya tentang orang yang paling mulia maka bersabda,
كل مخموم القلب، صدوق اللسان
“Setiap orang yang berhati mulia, dan jujur lisannya”.
(HR. Ibnu Majah /Silsilah Shohihah 948)
2. Kecintaan Alloh
Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,
فإذا أحببتم أن يحبكم الله ورسوله، فأدوا إذا اؤتمنتم، واصدقوا إذا حدثتم، وأحسنوا جوار من جاوركم
“Jika kalian suka untuk dicintai Alloh dan RasulNya, maka tunaikan amanah yang dipercayakan pada kalian, dan jujurlah ketika bicara, serta berbuat baiklah pada tetangga kalian”.
(Shohihul Jami’ 1409)
3. Turunnya barokah
Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,
البيعان بالخيار ما لم يتفرقا، فإن صدق وبينا بورك لهما في بيعهما، وإن كتما وكذبا محقت بركة بيعهما
“Penjual dan pembeli berhak untuk memilih untuk melanjutkan transaksi atau membatalkannya selama belum berpisah, jika keduanya jujur dan terus terang maka dilimpahkan barokah pada transaksi mereka.
Namun jika keduanya bohong dan saling menutupi maka hilanglah barokah pada transaksi keduanya”.
(HR. Bukhari 2079 dan Muslim 1532)
4. Ketenangan batin
Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,
دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيبُكَ فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ
“Tinggalkanlah yang meragukanmu menuju apa yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya kejujuran itu menenangkan jiwa, sedangkan dusta akan menggelisahkan jiwa.”
(HR Tirmidzy 2518)
5. Sifat penghuni surga
Alloh berfirman,
لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَأَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ
الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ
Bagi orang-orang yang bertakwa (tersedia) di sisi Tuhan mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan pasangan-pasangan yang suci, serta ridha Allah. Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya.
(Yaitu) orang-orang yang berdoa, “Ya Tuhan kami, kami benar-benar beriman, maka ampunilah dosa-dosa kami dan lindungilah kami dari azab neraka.”
(Juga) orang yang sabar, orang yang jujur, orang yang taat, orang yang menginfakkan hartanya, dan orang yang memohon ampunan pada waktu sebelum fajar.
(Ali Imron 15-17)
Hakikat kejujuran
Berkata Imam Junaid,
أن تصدق في موطن لا ينجيك منه إلا الكذب
“Engkau tetap jujur pada kondisi dimana engkau tidak akan selamat kecuali harus berbohong”
(Madarijus Salikin 2/290)
Darul Iman Hotel
Makkah Al Mukarromah
17 February 2018
Ustadz Reky Abu Musa, Lc
________
S’moga Esok Lebih Baik…