MAKASSAR, wahdah.or.id – STIBA Makassar kembali melepas 412 mahasiswa KKN 2025 dalam acara Pelepasan dan Penutupan Pembekalan KKN, yang digelar pada Senin, 24 Februari 2025 di Masjid Anas bin Malik STIBA Makassar. Para peserta siap terjun langsung ke masyarakat, mengimplementasikan ilmu, dan memberikan dampak nyata di lokasi-lokasi yang telah ditentukan.

Bekal Kuat untuk Misi Besar
Ketua Panitia KKN, Ustaz Dr. Khaerul Akbar, S.Pd., M.E.I., dalam sambutannya menggarisbawahi tiga hal utama yang harus dijunjung tinggi oleh peserta: disiplin, profesionalisme, dan tanggung jawab.

Ia juga menekankan bahwa keberhasilan KKN tidak hanya dinilai dari laporan akhir, tetapi juga dari keaktifan di lokasi dan kualitas interaksi dengan masyarakat.

Dari sisi media dan dokumentasi, staf Bagian Media dan Pers, Ustaz Fitra Abadi, S.H. memberikan arahan teknis tentang pembuatan berita, dokumentasi yang berkualitas, serta strategi pengelolaan akun media sosial KKN.

Tak hanya itu, ada juga briefing khusus bagi mahasiswi terkait SOP dokumentasi yang sesuai dengan ketentuan.

Ketua STIBA Makassar: Jadikan KKN Ini Lebih Berkesan
Ketua STIBA Makassar, Ustaz Akhmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Ph.D., menekankan pentingnya kerja sama dan keterlibatan mahasiswa dalam masyarakat.

Ia mengingatkan bahwa semua alumni STIBA, apapun jurusannya, adalah dai, murabbi, sekaligus pengajar yang memiliki peran besar dalam masyarakat.

“Dalam tradisinya semua KKN itu mengesankan. Yang kita minta bagaimana agar lebih mengesankan. Jadi, jadikan itu sebagai target yang insyaallah akan menjadi nilai plus dalam KKN. Maka, ayo pikirkan program yang berkesan dan ini adalah momentum untuk memberikan sentuhan yang baik,” ujarnya.
Destinasi Pengabdian
Tahun ini, lokasi KKN berpusat di Kabupaten Maros, mencakup Kecamatan Tanralili, Kecamatan Tompobulu, dan Kecamatan Simbang, dengan persebaran mahasiswa di 22 desa.

Mahasiswa KKN 2025 akan diberangkatkan ke lokasi masing-masing pada Rabu, 26 Februari 2025.

KKN bukan sekadar perjalanan akademik, tapi juga misi pengabdian, pembelajaran, dan pengalaman yang akan membentuk karakter mereka sebagai dai, murabbi, dan pengajar di tengah masyarakat.

sumber: stiba.ac.id