(wahdah.or.id) Jakarta – Ada yang istimewa pada pengajian rutin Jum’at Malam Wahdah Islamiyah Jakarta di Depok, Jum’at (20/4) malam. Setidaknya ada dua yang membuatnya istimewa. Pertama, Kehadiran Guru Besar Universitas Ummul Quro Makkah Al-Mukarramah, Syaikh. DR. Muhammad As Sahrani.
Kedua, Pelepasan Mahasantri Akademi Al-Qur’an dan Dakwah (AQD) yang akan melaksanakam Kuliah Praktik Dakwah (KPD) selama setahun di Jakarta dan Depok . Istimewanya lagi, pelesapan turut disaksikan Syekh As Sahrani.
Menurut Ketua pelaksana program AQD, Syamsuddin Al-Munawiy, AQD merupakan lembaga kaderisasi serta pembibitan Da’i dan Pengajar Al-Qur’an. “Setelah mengikuti program ini para mahasantri diharapkan menjadi Da’i dan pengajar Al-Qur’an yang tangguh, berakhlaq Qur’ani, dan mandiri”, ujar Ustadz Syam yang juga pimpinan Pesantren Tahfidz Wahdah Islamiyah Bogor.
Senada dengan Syamsuddin, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Wahdah Islamiyah (DPW) DKI Jakarta dan Depok, Ustadz Ilham Jaya Abdul Rauf, Lc, MHI, mengatakan bahwa program ini digagas untuk menyiapkan tenaga-tenaga da’i yang tangguh di medan dakwah dan memiliki bekal ilmu yang baik.
“Program AQD ini bertujuan untuk menyiapkan da’i-da’i yang tangguh di medan dakwah serta berbekal ilmu-ilmu Islam yang baik”, ucap Ustadz Ilham. “DPW WI DKI Jakarta Depok menggagas program ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap guru-guru Al-Qur’an khususnya di Jakarta dan Depok”, imbuhnya.
Program AQD ini dikelola oleh DPW WI Jakarta dan Depok bekerjasama dengan Pesantren Tahfidz Wahdah Islamiyah Bogor serta Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah Wahdah Islamiyah (Lazis Wahdah).
Program ini dibagi dua termin. Termin pertama selama setahun berupa pembelajaran di ruang kelas yang dipusatkan di Pesantren Tahfidz Wahdah Islamiyah Bogor di Pakansari Cibinong.
Selama perkuliahan tatap muka para peserta dibekali dasar-dasar ilmu keislaman seperti Hafalan Al-Qur’an, Ulumul Qur’an, Tafsir, Bahasa Arab, Aqidah, Manhaj Ahlussunnah Wal Jama’ah, Hadits dan Musthalahul Hadits, Fiqh dan Ushul Fiqh serta Qawaid Fiqhiyah, Sirah Nabawiyah, Sejarah Dakwah di Indonesia, Tazkiyatun Nafs, dan Fiqh Dakwah.
Selain itu para peserta juga dibekali keterampilan penunjang seperti Thibun Nabawi, Jurnalistik dan Kepenulisan, Public Speaking, Pengajaran Al-Qur’an metode DIROSA, dan sebagainya.
Termin kedua berupa praktik dakwah secara langsung dengan sistim pendamlingan. Termin ini dijalani oleh para peserta dibtahun kedua setelah kuliah tatap muka di tahun pertama. Para mahasantri ditempatkan di beberapa wilayah di Jakarta dan Depok seperti Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, Jakarta Utara, dan Depok.
Para mahasantri menyampaikan bahwa program ini sangat bermanfaat dalam mengembagkan potensi dan kemampuan berdakwah. “Dengan program ini kami banyak mengambil pelajaran dan juga pengalaman”, ujar Muhammad Irsyad mahasantri asal Bombana Sulawesi Tenggara. “Dalam program ini kami tidak hanya di ajarkan cara-cara berdakwah, namun ada beberapa pelatihan yang telah kami ikuti seperti; Jurnalistik, kopdar nusantara, bekam, dll”, imbuhnya.
“Kami juga berterima kasih karena kami telah diberikan amanah yang mulia yaitu berdakwah, karena dengan amanah ini bangkit semangat kami untuk belajar lebih banyak lagi, dan juga dengan amanah ini mengajarkan kami untuk lebih dewasa lagi dalam menghadapi suatu masalah”, ungkapnya. [sym].