Pelatihan TK-TPA dan Dirosa di 4 Distrik di Papua

Manokwari, 22-30 Desember 2011
Selang dua hari setelah perhelatan akbar Muktamar II Wahdah Islamiyah berakhir, Dirosa yang dikomandoi oleh Ketua LP3Q dimisioner dan istri kembali berangkat ke Manokwari atas kerjasama dengan AFKN ( Al fatih  Kaffah Nusantara) Manokwari, BKPRMI Papua Barat, BKMT (Badan Kontak Majelis Taklim) dan PHBI (Peringatan Hari-hari Besar Islam). Serangkaian kegiatan pelatihan dirosa dan TK-TPA dilakukan oleh Tim Dirosa kali ini  di 4 tempat di wilayah kabupaten Manokwari, yaitu distrik Oransbari, distrik Masni, distrik Pravi dan kota Manokwari.

Distrik Oransbari, 23-24 Desember 2011
Kegiatan pelatihan  Dirosa di distrik Oransbari di laksanakan pada 23-24 Desember 2011. Acara pembukaan bertempat di masjid Baitul Kautsar dan inti pelatihan dilaksanakan di SD Negeri Sidomulyo.

Hadir dalam acara pembukaan tersebut Ketua BKPRMI Papua Barat, Ketua AFKN Bintuni, Ketua PHBI Oransbari, kepala wilayah distrik Oransbari, Kepala KUA; dan peserta pelatihan Dirosa dari kader-kader BKMT  serta para guru mengaji dan imam masjid musholla se-Oransbari. Acara pembukaan diakhiri dengan taushiah umum oleh ketua LP3Q DPP Wahdah Islamiyah domisioner dengan tema “ kewajiban kita terhadap Islam”.

Pelatihan Dirosa di distrik Oransbari baru pertama kali dilaksanakan, diikuti oleh 30 peserta bapak-bapak dan  40 peserta ibu-ibu berlangsung dengan sangat antusias. Adapun tema kegiatan ini adalah Dirosa; menata kualitas kader.

Output pelatihan ini adalah terbentuknya tim pengajar dirosa yang akan diterjunkan dalam pemberantasan buta aksara al-Qur’an di masjid musholla se-Oransbari dan majelis-majelis talim yang tersebar di desa-desa.

Distrik Masni (SP 5), 25 Desember 2011
Distrik Masni mendapatkan giliran kedua untuk mendapatkan pelatihan dirosa. Sebelum tiba di Masni, rombongan singgah di PULMON-sebuah perusahaan kontraktor nasional yang pemiliknya adalah ketua KKSS Papua Barat- untuk memberikan pencerahan kepada santri, orangtua santri dan karyawan.
   
Seperti tempat-tempat  lain yang mayoritas penduduknya adalah warga transmigrasi dari Jawa, mereka sangat minim pengetahuan dan pengamalan agamanya; karena pada tahun-tahun awal kepindahannya dari kampung halaman, fokusnya kerja keras, memperbaiki taraf hidup, menggarap lahan. Sudah banyak pemuda-pemudinya yang lulus dari pondok-pondok pesantren di jawa, tetapi itu belum mampu mengangkat kondisi keislaman masyarakat. Telah banyak majelis taklim ibu-ibu dan jamaah “yasinan” di kalangan bapak-bapak, tetapi itu berjalan menjadi sebuah ritual rutin yang belum mampu meningkatkan pengetahuan dan pengamalan agama. Bahkan telah banyak yang hafal surah Yasin tetapi tidak mampu membaca surah-surah yang lain.

Dengan program Dirosa diharapkan mampu menyulut api semangat masyarakat untuk belajar agama. Diawali dengan pembelajaran baca al-Qur’an kemudian pengenalan dasar-dasar keislaman secara bertahap.

Pelatihan Dirosa diikuti oleh 13 peserta bapak-bapak dan 25 peserta ibu-ibu; berlangsung sehari di masjid Baitul Hidayah SP 5 distrik Masni. Dari pelatihan ini terbentuklah tim pengajar dan pengelola Dirosa yang akan menindaklanjuti dengan gerakan pengajaran al-Qur’an terutama di majelis-majelis yasinan mereka .

Distrik Prafi SP 2, 26-27 Desember 2011   
Distrik Prafi yang bulan Maret lalu telah mendapatkan pelatihan dirosa, telah berhasil mengelola dirosa. Jumlah binaannya mencapai 15 kelompok dengan 34 peserta bapak-bapak dan 215 peserta ibu-ibu dengan jumlah Pembina 8 orang. Rencana di Prafi adalah pelatihan Dirosa tingkat lanjutan, tetapi karena ada perubahan acara dengan diadakannya munaqosyah dan tasyakuran,maka perhatian jadi terpecah dan pelatihan yang direncanakan hampir gagal.
   
Munaqosyah dan tasyakuran sukses digelar. Bertindak sebagai penguji adalah penulis/pengembang Dirosa. Sebanyak 76 peserta berhasil lulus munaqosyah, masih ada sekitar 22 peserta yang belum sempat ikut, dan akan diuji oleh tim Pembina dari Prafi sendiri. Sementara pelatihan dirosa lanjutan hanya diikuti oleh 2 orang, Pembina yang lain tidak bisa hadir karena sudah terlanjur pulang di rumah dan hari itu hujan keras.
   
Biarpun demikian seorang Pembina di Prafi-merupakan motor penggerak dirosa-ikut rombongan mendampingi tim Dirosa dari awal kedatangan sampai semua rangkaian kegiatan berakhir, sehingga beliau mendapatkan banyak pelajaran yang sangat berharga.

Kota Manokwari, 28-29 Desember 2011.
Pelatihan TK-TPA dan Dirosa berhasil dilaksanakan di masjid Madinah kampung Bugis selama 2 hari. Hari pertama diisi dengan pelatihan Dirosa dan hari kedua diisi dengan pelatihan TK-TPA. Peserta pelatihan berasal dari para Ustadz/ah TK-TPA , para guru sekolah dan masyarakat umum. Walaupun jumlah peserta tidak banyak, tetapi cukup mewakili komunikatas kaum muslimin Manokwari dan berjalan dengan sukses.
   
Hasil pelatihan ini adalah terbentuknya tim Dirosa Manokwari yang akan mengelola dan mengajarkan Dirosa serta berupaya menggandeng semua lembaga Islam untuk bersama-sama mengentaskan buta aksara al-Qur’an masyarakat.(Ustadz Komari/Ketua LP3Q DPP Wahdah Islamiyah)

Artikulli paraprakInilah Fatwa Resmi MUI Tentang Syiah
Artikulli tjetër76 Ibu-Ibu Papua Ikut Wisuda Dirosa Angkatan I

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini