Pelatihan Dirosa dan Pengelolaan TK-TPA di Tator
Tator, Rencana kegiatan ini sudah lama digagas, tetapi baru pada 22-23 Mei 2010 dapat dilaksanakan. Kegiatan ini adalah kegiatan terbesar yang pernah diadakan oleh DPC Wahdah Islamiyah Tator, diikuti oleh tidak kurang dari 100 peserta wanita dan 60-an peserta bapak-bapak.
Hadir dalam pembukaan itu dan memberikan kata sambutan Kepala Penamas dan Pekapontren Kementrian Agama Tator Ustdz Drs Zainuddin, unsur Pimpinan Daerah Muhammadiyah Tator Ustadz Sudirman dan dibuka secara resmi oleh Ketua LP3Q DPP Wahdah Islamiyah Ustadz Komari, S.Pda
Kegiatan ini terdiri dari dua sesi, yaitu sesi pertama tanggal 22 Mei 2010 pelatihan Dirosa (Dirasah Orang Dewasa) khusus bagi pengurus DPC dan Lembaga Muslimah. Dan sesi kedua tanggal 23 Mei 2010 pelatihan Dirosa (Dirasah Orang Dewasa) dan managemen pengelolaan TK-TPA yang diikuti oleh para Ustadz/ah TK-TPA, guru-guru agama, para alumni dirosa dan para pengurus DPC/Lembaga Muslimah.
Sesi pertama pelatihan Dirosa dipandu oleh Ketua LP3Q DPP Wahdah Islamiyah yang diikuti oleh 16 ustadz, sedangkan di pelatihan akhwat dipandu Ummu Sunarsih yang diikuti oleh 14 akhwat/ummahat. Materi yang disajikan adalah penguasaan buku Dirosa dan metodologi pengajarannya.
Walau pelatihan ini tidak maksimal karena sempitnya waktu, tetapi para peserta cukup puas dan termotivasi untuk bisa mengajarkan al-Qur’an lewat Dirosa; dan telah terbentuk tim pengajar baik tim bapak–bapak maupun tim ibu-ibu.
Pada Ahad, 23 Mei 2010 dilaksanakan pelatihan sesi kedua yang meliputi pelatihan Dirosa dan managemen pengelolaan TK-TPA bertempat di MTsN Salubarani, 1 km selatan markas DPC Wahdah Islamiyah Tator. Acara dibuka dengan pembacaan ayat-ayat al-Qur’an oleh Al Akh Tabir santri tahfidzul qur’an Al Iman Sidrap yang merupakan putra asli Tator.
Ketua DPC Wahdah Islamiyah Tana Toraja Ustadz Ir Sukardi dalam sambutannya sebagai penanggung jawab kegiatan menyatakan bahwa semua problematika ummat islam; kegelisahan, stress, ketidaktenangan, rasa takut dan lain-lain hanya satu penyebab utama, yaitu jauhnya ummat dari al-Qur’an. Maka merupakan tanggung jawab kita untuk melakukan dakwah di tengah masyarakat melalui pendidikan al-Qur’an. Lebih lanjut beliau menyatakan bahwa pelatihan ini merupakan upaya untuk menyelesaikan masalah-masalah di atas, walaupun para peserta tak dibebani kontribusi ( gratis). Harapan beliau ke depan bahwa semua ormas dan lembaga Islam- dapat bekerja sama untuk mensukseskan gerakan dakwah di Tator.
Sambutan kedua oleh Kepala Kementrian Agama Kabupaten Tator yang diwakili kepala Penamas dan Pekapontren Ustadz Drs Zainuddin, menyatakan bahwa kegiatan ini adalah kegiatan yang sangat langka di Tator mengingat kondisi masyarakat Tator yang mayoritas Kristen. Beliau juga membeberkan aneka problematika dakwah di Tator, antara lain : sudah cukup banyak guru mengaji tetapi santrinya sangat sulit datang mengaji, guru-guru mengaji yang ada, banyak yang tak mampu mengajar santri-santri, banyak kaum muslimin bahkan ditataran muballigh atau imam masjid yang bacaan al-Qur’annya masih banyak kesalahan, banyak orangtua yang manggut-manggut mendengar anak-anaknya mengaji, tetapi berubah menjadi geleng-geleng kepala ketika dirinya diminta mengaji. Lebih lanjut Beliau menyambut gembira dan memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas segala upaya dan jerih payah panitia dalam penyelenggaraan kegiatan ini. Beliau berpesan agar program pembelajaran masyarakat dapat berjalan secara kontinyu.
Ustadz Sudirman yang merupakan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Tator sekaligus tokoh masyarakat juga turut memberi sambutan, yang merasa gembira dan memberikan apresiasi positif terhadap kegiatan ini. Beliau menyampaikan bahwa Dirosa ini nantinya akan dikonsumsi oleh kaum muslimin mulai remaja sampai manula (manusia lanjut usia) sehingga mereka yang belum bisa mengaji dapat segera diatasi.
Wakil dari Pemerintah ini juga menitipkan harapan kepada semua peserta pelatihan bahwa pengajaran al-Qur’an bukan hanya sampai bisa membaca al-Qur’an saja, tetapi yang juga sangat penting adalah memahami isi kandungan al-Qur’an kemudian mengamalkannya, Selanjutnya Beliau juga berpesan agar Wahdah Islamiyah dapat bekerjasama dengan semua lembaga Islam, saling membantu, saling menopang, saling mendukung dan saling menguatkan satu sama lainnya.
Sambutan selanjutnya dari Ketua LP3Q DPP Wahdah Islamiyah yang menjelaskan keberadaan ormas Wahdah Islamiyah yang sangat konsen dalam melakukan pembinaan terhadap ummat. Titik berat pembinaannya adalah dakwah, pendidikan, sosial kesehatan. Bidang pendidikan meliputi pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal mulai TK sampai perguruan tinggi, sedangkan pendidikan non formal meliputi pendidikan al-Qur’an terdiri dari TK-TPA , Dirosa ( Dirasah Orang Dewasa ) dan Tahsinul Qira’ah.
Acara pembukaan diakhiri dengan pemberian cendera mata kepada Bapak Kepala Penamas/Pekapontren Tator dan Wakil PDM berupa buku-buku Dirosa dan TK-TPA .
Pelatihan dilanjutkan dengan penyampaian tiga materi yaitu pengenalan metode Dirosa, managemen pengelolaan TK-TPA , dan metode Iqra’. Ketiga materi tersebut disampaikan dalam durasi waktu jam 11.00 sampai jam 15.20 wita.
Pada pengenalan Dirosa, peserta dipisahkan antara pria dan wanita. Peserta wanita ditangani oleh Ummu Sunarsih dan ditambah dengan materi umum “ jalan menuju taqwa” untuk memotivasi pentingnya belajar al-Qur’an .
Pelatihan ini begitu sangat singkat dan materi yang padat, sehingga tidak bisa maksimal hasilnya. Banyak peserta yang masih penasaran tetapi waktu yang disiapkan telah habis. Dalam sesi tanya jawab banyak masukan dan usulan tentang upaya peningkatan kualitas pengajaran al-Qur’an baik dirosa maupun TK-TPA . Usulan yang paling menarik adalah pembentukan ikatan guru mengaji TK-TPA , dan ini bisa menjadi embrio terbentuknya LP3Q.
Setelah kegiatan pelatihan, dilanjutkan dengan pertemuan dengan pengurus DPC dan Lembaga Muslimah dan Sosialisasi penjabaran program LP3Q Pusat.