Pelajaran berharga serta ni’mat yang Allah berikan, yang sering kita lalaikan dan tidak kita syukuri

Date:

syukur

Disaat membaca ayat Al-Qur’an yang terdapat dalam Surah Annahl ayat yang ke 78, tak terasa menitiklah air mata ini dan tak henti-hentinya bibir berucap syukur Alhamdulilah dan Istighfar berulang-ulang akan kelalaian ini.

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur” (QS. 16 : 78)

Ayat diatas menerangkan kepada kita begitu banyak pelajaran berharga serta ni’mat yang Allah berikan, yang sering kita lalaikan dan tidak kita syukuri. Diantara pelajaran berharga itu yang menyebabkan air mata ini tertumpah adalah,

1. Semua manusia pada saat terlahir kemuka bumi ini, semuanya sama. Sama-sama keluar dari perut ibunya masing-masing, dan semuanya pada saat terlahir tidak mengerti apa-apa. Orang-orang yang hebat seperti Imam Syafi’i, Imam Malik, Syaikhul Islam Ibn Taimiyah, Soekarno, Habibie, poniman, mega, askar, antum, anti, dll. sewaktu mereka terlahir dalam keadaan tidak mengerti apa-apa. Tidak ada satupun manusia yang terlahir sudah hafal qur’an,atau langsung jadi orator ulung, atau bisa membuat pesawat, atau langsung bisa membaca. Rupanya kita semua sama dengan orang-orang besar itu, kapan?? Pada saat terlahir diatas permukaan bumi ini, yaitu tidak mengerti apa-apa.

2. Kemudian Allah memberikan kepada kita ni’mat yang sangat besar yaitu pendengaran, penglihatan dan hati, yang tentunya patut disyukuri. Manusia yang mampu mensyukuri ni’mat yang luar biasa ini dengan cara mengoptimalkannya dan mendayagunakannya dengan baik.

“Siapa saja yang dapat memaksimalkan potensi pendengar,penglihatan dan hati, maka ia akan menjadi manusia yang berbeda, namun jika tidak dimaksimalkan maka ia akan menjadi manusia yang biasa-biasa saja yakni tidak mengerti apa-apa”.

Inilah yang membedakan antara kita dengan orng-orang hebat itu. Mereka mampu mengoptimalkan potensi dan mengetahui dengan sadar dengan ke 3 potensi yang Allah berikan, sementara kita bagaimana bisa mengoptimalkan, mengetahui saja potensi itu tidak pernah.

Lihat lah Al Imam Assyafi’i, dalam usia 9 tahun mampu menghafal Al-Qur’an, beliau dapat menghafal Kitab Almuwattha’ nya Imam Malik dalam tempo 9 malam yang berisi 1720 hadits, diusia 15 tahun sudah menjadi mufti di kota Mekkah. Bandingkan dengan kita diusia 9 thn, apa yang sudah kita hafal ?, hmmm iqra’ saja belum tammat. diusia 15 tahun, kita sudah jadi apa ? hmmm, mungkin menghabiskan waktu di warnet.

Coba kita menengok lagi beberapa contoh
Sahabat Rasulullah yang mulia Abu Hurairah ra,beliau masuk Islam diusia 60 tahun tetapi beliau menghafal kurang lebih 5374 hadits. Abul Hasan bin Abi Jaradah (548 M), seorang ulama dari Bani Jaradah menulis kitab-kitab berharga 3 lemari, syaikh Abu Bakar Al anbari, beliau sakit karena sering membaca, dan beliau membaca setiap pekan lebih dari 10.000 halaman. Syaikh Ali Tanthawi, membaca 100-200 halaman setiap hari, menulis artikel kurang lebih 13.000 halaman dan yang hilang lebih banyak lagi. Ibn Jarir At Thabari selama 40 tahun dari usia terakhir menulis 40 hal setiap hari. dan begitu banyak lagi yang lain.ckckckck, sungguh luar biasa mereka semua.
Mengapa mereka bisa hebat seperti itu, mengapa mereka bisa mengukir sejarah bahkan berbeda dengan manusia-manusia yang lain. Jawabannya adalah, karena mereka mampu mengoptimalkan potensi yang Allah beri sementara kita, hmmm, kita tidak ada apa-apanya karena memang kita tidak memanfaatkan potensi itu, sehingga kita hanya menjadi manusia biasa.

Mereka adalah orang-orang yang mulia karena mensyukuri ni’mat yang Allah beri dengan menggunakan waktu dengan baik untuk mengoptimalkan potensi tersebut, sementara kita juga menghambur-hamburkan waktu dan membuangnya percuma untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Astaghfirullah, inilah kita hari ini,maka kita tidak pernah menjadi apa2, dan tidak kalau matipun tak ada karya yang dapat dibanggakan untuk di kenang.

Astaghfirullah, jangan-jangan kitalah yang dimaksud dalam Al-Qur’an ,

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai” (QS. 7 : 179).

Kitalah mungkin orang-orang yang lalai itu, kitalah mungkin orang-orang yang nasibnya sama saja seperti hewan, bahkan lebih jelek dari hewan, karena kita diberi potensi yang besar itu, sementara hewan tidak. celakanya, astaghfurullah, kitalah mungkin yang termasuk calon penghuni neraka, karena tidak mensyukuri potensi tersebut.

Tak terasa menetes lagi air mata ini, semoga di umur yang sisa ini dapat lebih bermanfaat lagi dan dapat menjadi manusia yang bersyukur atas ni’mat yang diberi.

Oleh Ustadz Askar Yaman

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

More like this
Related

Wahdah Islamiyah Sinjai Gelar Pelatihan Manajemen Berstandar ISO 9001:2015

SINJAI, wahdah.or.id - Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM)...

Transformasi Pembelajaran Al-Quran dengan SEKEJAP: Mudah, Cepat, dan Efektif

JAKARTA, wahdah.or.id - Al-Quran, kitab suci umat Islam, adalah...

Buka Pra-Mukernas XVII Wahdah Islamiyah, Ustaz Zaitun Ajak Peserta Syukuri Nikmat Dakwah dan Ibadah

MAKASSAR, wahdah.or.id - Pra-Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) XVII Wahdah...

Miliki 466 Sekolah se-Indonesia, Ini Pesan Kabid. Pendidikan Wahdah Islamiyah di Hari Guru Nasional

MAKASSAR, wahdah.or.id - Diketahui, Hari Guru Nasional (HGN 2024)...