(Sigi-Wahdah.Or.Id) Fakta mengejutkan disampaikan oleh pakar parenting nasional Ust. Bendri Jaisyurrahman tentang penyebab kenakalan remaja. Orang tua yang tidak dekat dengan anak menjadi biang utama kenakalan mereka. Persoalan ini disampaikannya dalam acara Silaturahim Akbar yang digelar oleh DPD Wahdah Islamiyah Kab. Sigi di Tinggede, Sabtu (27/8/2016).
Menurutnya, anak akan melakukan penyimpangan moral dengan melakukan pembangkangan, durhaka, pembegalan, pembunuhan, narkoba dll saat ia tidak mendapatkan perhatian dari orang tuanya.
“Problem solving masalah ini sederhana. Semua kembali pada orang tua. Jika orang tua dekat dengan anak, angka kenakalan remaja pasti kecil,” kata juri program Hafiz Indonesia Trans7.
Ia melanjutkan, “Tahapan paling penting dalam mendidik anak yaitu, kita harus bisa menaklukkan hatinya. Jika tahapan ini gagal, potensi anak menjadi nakal besar.”
Menaklukkan hati anak dilakukan dengan dua cara, memberikan kebaikan yang sering dan kebaikan yang ekstrim di mata anak. Sebuah pepatah mengatakan, kebaikan itu akan menaklukkan hati manusia, tuturnya.
Ustaz yang sering tampil di TV nasional ini mengisahkan curhat seorang ibu yang putrinya hampir dua kali diperkosa akibat pertemanan facebook. Selama 2 tahun, ia berteman dengan remaja laki-laki di FB tanpa sepengetahuan orang tuanya. Ternyata laki-laki tersebut begal.
Suatu malam ia ditemukan oleh aktivis masjid yang mendengar teriakan minta tolong di lahan kosong dekat masjid pinggiran Jakarta. Akhirnya gadis abg itu bisa diselamatkan meski bajunya telah koyak.
“Selama 2 tahun, orang tuanya tidak mengetahui kegiatan pribadi anaknya dan anak tidak pernah terbuka. Padahal sebelum percobaan perkosaan di lahan kosong, ia sudah pernah diajak menginap di sebuah hotel tapi berhasil kabur. Pelakunya juga sama,” jelas Ust. Bendri.
“Orang tua yang tidak bisa menaklukkan hati buah hatinya, mereka akan merahasiakan aktivitas hariannya termasuk teman lawan jenis. Hal paling berbahaya pada anak saat mereka merahasiakan sesuatu pada orang tua,” tambahnya.
Silaturahim Akbar selama 2 jam yang diakhiri dengan sesi diskusi para orang tua dihadiri lebih dari 500 warga termasuk aparatur pemerintah, tokoh masyarakat dan wali santri SDIT Qurrota Ayun Tinggede.
“Saya mewakili Bupati Sigi mengapresiasi acara ini dan mengucapkan terima kasih pada Ust. Bendri dan Wahdah Islamiyah selaku penyelenggara. Acara ini sangat bermanfaat untuk memperbaiki metode pendidikan orang tua pada anak,” sambut H. Arifin, S.Ag Bagian Kesra Kab. Sigi saat sesi diskusi.
Mas Nur PNS Sigi yang menghadiri acara mengatakan, “Saya ingin rekamannya dan saya berikan pada teman serta keluarga. Apa yang disampaikan ustaz sangat relevan dengan fakta lapangan.”
Wali murid SDIT Qurrota Ayun Tinggede yang ditemui berharap, sekolah bisa menjadi mediasi antara orang tua dengan anak. Dengan hal tersebut sekolah bisa memberikan masukan pada orang tua jika anaknya nakal di sekolah.
“Tadi kita sudah paham, anak nakal itu ada hubungan dengan kedekatan dengan orang tua. Kita selaku orang tua berharap ada laporan rinci tentang prestasi dan kenakalan anak di sekolah. Utamanya laporan kenakalan. Kan berarti kalau anak nakal kita harus memperbaiki hubungan dengan anak,” Usul Istianah wali murid pemilik toko online Kainshofy(dot)com.
Mukhlis, panitia acara berharap, silaturahim para orang tua ini dapat membantu pemerintah dalam menghapus konflik komunal dan menekan angka kriminalitas abg yang sering terjadi.
“Materi pada sesi diskusi tadi menjadi catatan berharga kami untuk terus berupaya mewujudkan Sigi yang damai dan berperadaban dengan Islam yang wasathiyah,” jelas Ketua Departemen Dakwah dan Kaderisasi DPD Wahdah Sigi ini.
Acara ini kemudian dirangkai dengan Musyawarah Daerah II DPD Wahdah Islamiyah Kab. Sigi yang berlangsung hingga Minggu. (Zen Ibrahim)