Al Qur’an adalah kitab suci ummat Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melalui perantara malaikat Jibril sebagai petunjuk orang bertakwa dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda antara yang hak dan yang bathil. Nuzulul Qur’an adalah diturunkannya Al Qur’an secara utuh dari Lauhul Mahfuzh di langit ketujuh ke Baitul Izzah di langit dunia.
Telah kita ketahui bahwa Al Qur’an itu diturunkan di bulan ini, bulan Ramadhan. Allah Ta’ala berfirman :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an”. (QS. Al Baqarah: 185).
Dalam sebulan dari bulan Ramadhan ini, Al Qur’an tepatnya diturunkan pada malam lailatul qadr.
Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3)
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan”. (QS. Al Qadr: 1-3).
Ketahuilah malam lailatul qadr adalah malam yang mendapatkan keberkahan. Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi”. (QS. Ad Dukhon: 3).
Syaikh As Sa’di Rahimahullah berkata bahwa Allah itu menjadikan permulaan turunnya Al Qur’an adalah di bulan Ramadhan di malam lailatul qadr.
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah mengatakan adanya ijma’ bahwa Al Qur’an turun secara utuh dari lauhul mahfudz ke Baitul Izzah di langit dunia.
Telah kita yakini pula bahwa Al Qur’an ketika diturunkan kepada Nabi dilakukan secara berangsur-angsur. Allah Ta’ala berfirman :
وَقُرْآَنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنزلْنَاهُ تَنزيلًا
“Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian”. (QS. Al Isra: 106).
Imam Suyuthi Rahimahullah menjelaskan bahwa Al Qur’an turun secara utuh keseluruhan ke langit dunia pada saat lailatul qadr. Selanjutnya Allah turunkan secara berangsur-angsur selama masa kenabian.
Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhumaa menjelaskan bahwa Al Qur’an secara keseluruhan diturunkan dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah di langit dunia. Lalu diturunkan berangsur-angsur kepada Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sesuai dengan peristiwa-peristiwa dalam jangka waktu 23 tahun.” (HR. Thobari, An Nasai).
Waktu dan proses diturunkannya Al Qur’an telah kita ketahui dan wajib kita imani. Namun hal yang tak kalah pentingnya adalah apa yang telah kita lakukan ketika kita telah mengetahui nuzulul Qur’an tersebut ? Cara memperingati turunnya Al Qur’an tentu sebagaimana apa yang telah dicontohkan oleh para orang-orang shaleh terdahulu sebagai teladan kehidupan kita.
Seorang Ulama bernama Al Aswad Bin Yazid (Tabi’in) biasa mengkhatamkan Al Qur’an dalam enam malam dan ketika tiba bulan Ramadhan khatam setiap dua malam. Bagaimana dengan kita hari ini yang bahagia dengan bulan Ramadhan ?
Seorang Ulama bernama Qatadah Bin Da’amah (Tabi’in) biasa mengkhatamkan Al Qur’an dalam tujuh hari dan ketika datang bulan Ramadhan khatam setiap tiga hari. Bagaimana dengan kita hari ini yang telah mengetahui nuzulul Qur’an ?
Seorang Ulama bernama Imam Syafi’i (Mahdzab Syafi’i) biasa mengkhatamkan Al Qur’an sebanyak 30 kali khatam dan ketika datang bulan Ramadhan khatam sebanyak 60 kali. Imam Ibnu Hatim berkata khataman tersebut dilakukan dalam sholat. Bagaimana dengan kita hari ini yang mengaku sebagai penganut Mahdzab Syafi’i ?
Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan kita petunjuk dan kekuatan untuk dapat berinteraksi dengan Al Qur’an dengan semaksimal mungkin serta kita memiliki program khusus dalam khatam Al Qur’an di bulan Ramadhan ini. Semoga bermanfaat. Wallahu ‘Alam.
Oleh: Reo Adi Syahputra, S.Si (Kepala Sekolah SMA Ibnu Abbas Muna)