Naskah Khutbah Idul Adha 1443 H/2022 M: Keluarga Kuat, Negara Hebat

Date:

NASKAH KHUTBAH IDUL ADHA 1443 H
TEMA “KELUARGA KUAT, NEGARA HEBAT”

Khotbah Pertama:

الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ يَـخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَـخْتَارُ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَهُوَ الْوَاحِدُ الْعَزِيْزُ الْغَفَّارُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ إِمَامُ الْمُتَّقِيْنَ وَقُدْوَةُ الْأَبْرَارِ، اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ، صَلَاةً وَسَلَاماً دَائِمَيْنِ مَّا تَعَاقَبَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ.
الله أَكْبَرُ، الله أَكْبَرُ، الله أَكْبَرُ، الله أَكْبَرُ، الله أَكْبَرُ، الله أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ، ا للهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ، أَمَّا بَعْدُ:
فَيَا إِخْوَةَ الْإِسْلَامِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ الْقَائِلِ فِي مُحْكَمِ كِتَابِهِ: إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ، فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ، إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَـرُ

Kaum muslimin rahimakumullah

Allahu Akbar, Allahu Akbar
Allahu Akbar walillahil hamd.

Biarkan hari ini kita menghirup iman yang terdalam
Biarkan pagi ini kita menyelam pada lautan kasih Allah yang tiada berbatas.

Biarkan saat-saat penuh berkah ini kita nikmati setiap detiknya dengan bahagia, karena kata Allah, masih bisa terucap, karena Allahu Akbar tetap membahana…

Membuat yakin pada Allah menghunjam dalam, menghias setiap helaan nafas kehidupan, maka biarkan bahagia menyapa setiap jiwa.

Allahu Akbar Allahu Akbar walillahil hamd

Di antara karunia terindah di dunia ini bagi umat manusia adalah keluarga, Allah azza wajala berfirman:

﴿وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ﴾

Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Al-Ruum: 21)

Dalam keluarga berpadu cinta, padanya bertaut jiwa, darinya Allah Ta’ala ciptakan generasi manusia sepanjang masa.

Keluarga adalah unit terkecil dalam bangunan suatu masyarakat manusia, kuatnya suatu masyarakat, bahkan bangsa dan negara adalah dengan kuatnya keluarga-keluarga di dalamnya. Bahkan Allah Ta’ala menjanjikan keluarga yang kuat dan shaleh akan dikumpulkan kembali di dalam Surga-Nya,

جَنّٰتُ عَدْنٍ يَّدْخُلُوْنَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ اٰبَاۤىهِمْ وَاَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيّٰتِهِمْ

Artinya: “Yaitu Surga-surga Aden yang mereka masuki bersama orang shaleh dari bapak-bapak, istri-istri dan anak-anak mereka.” (QS. Ar-Ra’d: 23)

Sebaliknya hancurnya suatu bangsa dan negara adalah dengan runtuh dan hancurnya bangunan keluarga di dalamnya.

Allahu Akbar Allahu Akbar walillahil hamd
Kaum muslimin rahimakumullah…

Hari ini kita menyaksikan demikian gencar, masif dan terstrukturnya upaya global untuk meruntuhkan bangunan keluarga itu.

Merebaknya LGBT saat ini dengan berbagai wasilah terutama dengan media internet, sesungguhnya adalah upaya menghancurkan institusi keluarga yang pada intinya bertujuan menghancurkan peradaban manusia.

Fitrah manusia yang diciptakan Allah berpasangan antara laki-laki dan perempuan hendak diubah menjadi hubungan sesama jenis yang hanya menghasilkan demikian banyak musibah dan marabahaya.

Menyebarnya penyakit HIV/AIDS yang sangat mematikan adalah akibat dari perilaku homoseksual dan lesbianisme yang sangat dimurkai Allah ini.
Perilaku menyimpang ini hanya mengundang petaka berupa penyakit mematikan, kepunahan ras manusia dan kemurkaan Sang Maha Kuasa.

Oleh karena itu sangat menjijikkan perilaku sebagian politisi yang berupaya melicinkan jalan legalisasi kemaksiatan ini dalam bentuk perundang-undangan.

Sepertinya saat ini kita kehilangan budaya malu, banyak orang bahkan bangga dengan dosa, Wallahul Musta’an. Maka benarlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ

Artinya: Jika engkau tidak malu maka berbuatlah sekehendakmu. (HR. Bukhari)

Semakin miris dengan hilangnya rasa malu ini dengan perilaku di dunia maya, saat pengguna media sosial yang semakin liar menerabas semua norma agama dan tata krama tanpa ada batas lagi, segenggam layar kaca telah menjelma menjadi pintu neraka.

Kaum muslimin yang semoga dilindungi oleh Allah Subhanahu wa taala

Masalah semakin runyam, dengan hantaman terhadap institusi keluarga muslim dengan kampanye nikah beda agama yang bukan lagi sekadar kita pandang dari sudut fikih semata, namun hal ini telah menjadi wasilah untuk meruntuhkan sendi utama keluarga muslim, yaitu Akidah Islam.

Apakah kekufuran yang hendak kita wariskan pada anak cucu kita?!

Belajarlah pada nabi Nuh ‘alaihissalam yang demikian peka, memproteksi generasi dari kekufuran, bukan justru memberikan ruang pada kekufuran.

وَقَالَ نُوحٌ رَبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا  إِنَّكَ إِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوا إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا

Artinya: Nuh berkata: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir. (QS. Nuh: 26-27)

Wallahul Musta’an wa ilaihil musytaka.

Keadaan menjadi semakin menggeramkan, ketika justru banyak pihak yang bukan hanya risih dengan penampilan yang Islami, bahkan cenderung fobia dan benci dengan semangat keberislaman, bahkan simbol sakral sang Nabi tercinta sayyiduna Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dijadikan bahan olok-olokan dan bahkan ada yang dengan demikian hina menjadikan nama beliau sebagai iklan miras -semoga Allah menghinakan mereka sehina-hinanya-.
Sungguh kondisi ini membuat kita hampir kehilangan kendali,

Wallahul Musta’an

Namun sesaat kembali sadar bahwa sebesar apapun masalah dan problema itu, ia tak mungkin lebih besar dari kekuasaan Allah Subhanahu wa taala, tak mungkin melampaui kodrat dan kemaha-besaranNya.

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar walillahil hamd

Saat kita merayakan idul Adha dan haji tahun ini, kita kembali mengingat seorang Nabi yang kisah kehidupannyalah menjadi latar belakang disyaratkannya ibadah qurban dan haji ini.

Dialah Ibrahim ‘alaihissalam.

Mari kita belajar dari pribadi yang mulia ini, dimana di zamannya ia menghadapi multi problem yang mungkin lebih hebat dari yang kita hadapi.

Yang saat belianya telah berhadapan dengan rezim pemuja berhala.

Kelompok manusia yang tidak memahami kekuatan logika, dan hanya dapat dipahamkan dengan logika kekuatan.

Ibrahim, Sang kekasih Allah ini bahkan rela dibakar hidup-hidup demi mempertahankan tauhidnya yang termulia. Nilai ini dipertahankan dan diwariskannya kepada anak keturunannya.

﴿وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَابَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾

Artinya: Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”. (QS. Al-Baqarah: 132)

Keyakinan akan Tauhid inilah yang mengundang pertolongan Allah Subhanahu wa taala.
Bukankah Allah Subhanahu wa taala berfirman:

﴿وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ﴾

Artinya: Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS. Al-Nur: 55)

Keluarga yang bertauhid adalah keluarga yang memiliki ketahanan dan kekuatan menghadapi segala masalah, bukankah mereka bersandar kepada Allah Yang Maha Kuat? Sebaliknya kekufuran dan kemaksiatan adalah faktor utama kelemahan dan kehancuran. Allah ta’ala berfirman:

﴿يَاأَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ وَإِنْ يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ﴾

Artinya: Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. (QS. Al-Hajj: 73)

Allahu Akbar Allahu Akbar walillahil hamd.

Kaum muslimin as’adakumullah, semoga kebahagiaan selalu bersama kita semua.

Kemudian perkara yang melekat pada tauhid itu sendiri, menjadi bagian yang tak terpisahkan darinya adalah: Shalat..Ya…Shalat, penyambung jiwa kepada Allah yang Maha Kuasa. Shalat, pelipur segala duka dan lara…Shalat, pencegah diri dari setiap dosa. Shalat, pemantik kekuatan tiada tara.

Munajat Ibrahim alaihi salam abadi dalam Al-Qur’an:

﴿رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ﴾

Artinya: Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (QS. Ibrahim: 37)

Jangan pernah menyerah mewariskan ketaatan yang satu ini pada setiap buah hati kita.

﴿وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى﴾

Artinya: Perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. (QS. Taha: 132).

Kita perlu mengevaluasi shalat kita dan menjadikannya lebih berkualitas, keluarga ahli shalat adalah pilar kekuatan bangsanya.

Generasi terlemah adalah generasi yang melalaikan shalat, yang berakibat jiwanya menjadi liar dan dipermainkan hawa nafsu. Allah ta’ala berfirman:

﴿فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا﴾

Artinya: Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. (QS. Maryam: 59)

Demikian pentingnya shalat ini hingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan:

مُرُوْا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ، وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ، وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِيْ المَضَاجِعِ

Artinya: Perintahkanlah anak-anakmu untuk shalat pada saat mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah (yang mendidik) untuk shalat saat mereka telah berumur sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka. (HR. Abu Dawud)

Tentu proses pembelajaran tiga tahun dari umur 7 hingga 10 tahun ini telah berjalan lebih 1000 hari, dengan demikian telah melewati lebih 5000 waktu shalat, suatu proses yang harus dilalui dengan penuh kasih sayang yang disiplin.

Alangkah indahnya nasehat orang tua mengajak anaknya shalat:

بُنَيَّ تَوَضَّأْ وَقُمْ لِلصَّلاَةِ
وَصَلِّ لِرَبِّكَ تَكْسِبْ رِضَاهُ
إِذَا رَضِيَ اللهُ عَنْ مُسْلِمٍ
يَنَالُ السَّعَادَةَ طِوَالَ الحَيَاةِ

Artinya: Anakku, berwudhulah dan tegakkan shalat
Shalatlah untuk Tuhanmu, niscaya kau dapatkan ridhaNya.

Jika Allah telah meridai seorang muslim
Bahagia selalu kan bersama dalam hidupnya.

Allahu Akbar Allahu Akbar walillahil hamd.
Kaum muslimin hafizhakumullah…

Ketahuilah bahwa Allah telah turunkan Kitab Kebahagiaan, bernama Al Qur’an.

Yakinlah bahwa ia adalah obat segala penyakit, termasuk semua penyakit-penyakit moral yang menggerogoti jiwa generasi pelanjut kita. Allah ta’ala berfirman:

﴿يَاأَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ﴾

Artinya: Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus: 57).

Jadikan diri kita dan mereka prajurit-prajurit Al-Qur’an yang beredar sesuai garis edar Qur’ani, yang hidupnya berjalan di bawah bayang-bayang Al-Qur’an.

Yang Al-Qur’an bukan hanya di sakunya, namun juga di dada dan hatinya, yang mekarkan semua asa dan azamnya.

Al-Qur’an itulah inspirasi, dan ia adalah motivasi, melecutkan generasi dengan kekuatan Ilahi tak tertandingi.

Berjihadlah dengan menyebarkan cahayanya yang gemilang. Allah azza wajalla berfirman:

﴿فَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَجَاهِدْهُمْ بِهِ جِهَادًا كَبِيرًا﴾

Artinya: Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al-Qur’an dengan jihad yang besar. (QS. Al-Furqan: 52)

Niscaya kegelapan akan sirna, kebatilan akan lenyap.

Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd

Pendidikan Islam yang paripurna pada setiap keluarga adalah jihad dan perjuangan kita…untuk agama, bangsa dan negara.

Saatnya kembali ke rumah, menengok setiap ruang hati dan jiwa anak-anak kita.

Meneranginya dengan Kitabullah, mengisinya dengan Sunnah Rasulullah, dan menghiasinya dengan Akhlaqul karimah.

Allahu Akbar Allahu Akbar walillahil hamd.
Kaum muslimin rahimakumullah…

Bencana demi bencana, musibah demi musibah, bahkan fitnah demi fitnah menerpa umat dan bangsa ini, namun kita harus tetap yakin bahwa selalu ada cahaya di ujung lorong gelap itu.

Sejarah selalu membuktikan bahwa pertolongan Allah tidak akan pernah terlambat….dan itu bermula dari keluarga pejuang yang melahirkan para pejuang.

Saat Al-Aqsha dijajah kaum salibis dan Al-Quds Yerussalem banjir darah, maka muncullah Imaduddin Zangky membela, kemudian lahir darinya pahlawan besar sepanjang masa Sultan Nuruddin Az Zangky.

Dari semangat seorang ayah pejuang, Najmuddin Ayyub, lahirlah Sang Pembebas Al-Aqsha, Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi.

Dari seorang Sultan Khaerun, lahirlah Sultan Babullah, pengusir penjajah Portugis dari tanah Maluku.

Dari seorang Sultan Malikussaid, lahirlah Sang Ayam Jantan dari Timur, Sultan Hasanuddin.

Dari keturunan Sultan Agung, lahirlah Sang Putera tanah Jawa, Pangeran Diponegoro.

﴿ذُرِّيَّةً بَعْضُهَا مِنْ بَعْضٍ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ﴾

Artinya: (Sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (turunan) dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Ali ‘Imran: 34)

Semoga dari rumah-rumah kita akan lahir Shalahuddin milenial, yang menjadi generasi pembebas Al-Aqsha, akan lahir Diponegoro dan Hasanuddin masa kini para penjaga panji-panji tauhid di Nusantara.

Para penebar iman dan kasih sayang, para pembela cinta dan kebenaran, yang takutnya hanya pada Yang Maha Kuasa, yang harapnya hanya pada Sang Maha Pencipta, yang impiannya hanya menebar bahagia…

Allahu Akbar, Allah Akbar walillahil hamd.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khotbah Kedua:

اَلْحَمْدُ للهِ وَحْدَهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مَنْ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، أَمَّا بَعْدُ:

Kaum Muslimin A’azzakumullah

Allahu Akbar Allahu Akbar
Allahu Akbar walillahil hamd.

Pemimpin yang adil di hari kiamat kelak akan mendapatkan keutamaan khusus yakni akan mendapatkan naungan Allah, sehingga dia tidak akan merasakan panasnya matahari yang pada hari kiamat tersebut didekatkan di atas kepala manusia sejarak satu mil.

Karena itu, dalam kesempatan ini kami mengingatkan kepada para pemimpin dan pemegang kebijakan publik agar bertakwa kepada Allah dalam setiap putusannya, bahwa setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya, jangan gadaikan umat dan bangsa ini dalam kebinasaan.

Kezaliman hanyalah ruang-ruang gelap yang akan menjerumuskan pada jurang neraka yang kelam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

اتَّقُوا الظُّلْمَ، فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Takutlah dari kezaliman, karena sesungguhnya kezaliman adalah kegelapan berlapis-lapis pada hari kiamat. (HR. Muslim).

Wal iyyadzubillah min dzalik

Wahai para ayah, jadilah ayah siaga penuh cinta, setulus doamu adalah sebening hati anakmu, seindah perangaimu adalah selurus budi pekerti buah hatimu, sekuat harapmu adalah seteguh azam generasi pelanjutmu, dikaulah penanda Ilahi di dunia ini.

Wahai para bunda, hadirlah pada jiwa anandamu, kaulah madrasah, engkaulah pelabuhan hati, engkaulah kasih sejati, engkau benteng jiwa, bahkan Surga ada di telapak kakimu, maka jangan hadirkan neraka dari tangan-tanganmu melalui segenggam layar kaca.

Wahai para ananda, petarung zaman, Mujahid Al-Qur’an, majulah ke hadapan, teguhkan langkahmu, akhlak mulia adalah pakaian terindahmu, tauhid adalah inti jiwamu, jihad adalah jalan hidupmu, insya Allah di surga kita bertemu.

Wahai para muslimah sejati, hijabkan raga dan jiwamu, kehormatan adalah segalanya bagimu, jangan terperdaya pada musang berbulu domba, gembirakan selalu dirimu dengan Kitabullah.

Allahu Akbar Allahu Akbar walillahil hamd.

Wahai para penggerak dakwah, satukan tekad, satukan harap, indahkan kata pada saudara, jangan ada luka di antara kita. Jikapun ada kata menggores jiwa, maka saling maaf menyatukan segala asa. Bukankah Allah telah mensifati mereka yang bertakwa kepada-Nya melalui firman-Nya:

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Artinya: (Orang-orang bertakwa yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. Ali ‘Imran: 134)

Wahai kaum muslimin
Kitalah garda terdepan bangsa ini, jagalah negeri warisan para pejuang ini.
Nusantara tercinta.
Biarkan setiap jengkalnya bertasbih dalam tasbih semesta.

Hadirkan cinta dari setiap rumah kita, negeri ini akan jaya biidznillah dengan keluarga kuat, penuh berkah dalam iman yang bertahta pada setiap jiwa.

Allahu Akbar Allahu Akbar walillahil hamd.

Di hari idul Adha ini, idul qurban yang mulia, mari semakin dekat pada Sang Maha Pencipta Allah Subhanahu wa ta’ala dengan ibadah qurban.

Ibadah qurban disyariatkan pada hari ini dan tiga hari setelahnya. Mari laksanakan dengan cara terbaik, sesuai tuntunan syariat.

Hewan yang dapat dikurbankan adalah domba yang genap berusia 6 bulan, kambing yang genap setahun, sapi yang genap 2 tahun.

Hewan kurban tidak boleh memiliki cacat atau penyakit yang bisa berpengaruh pada dagingnya, jumlah maupun rasanya.

Seekor domba atau kambing hanya mencukupi untuk kurban satu orang saja, sedangkan seekor sapi boleh berserikat untuk tujuh orang, kecuali berserikat pahala maka boleh pada semua jenis tanpa batas. Sebaiknya pemilik kurban yang menyembelih sendiri hewan kurbannya, tetapi bisa diwakilkan kepada penjagal, dengan syarat seorang muslim yang menjaga shalatnya, mengetahui hukum-hukum menyembelih dan upahnya tidak diambilkan dari salah satu bagian hewan kurban itu sendiri, kulit atau daging, meskipun dia juga bisa mendapat bagian dari hewan kurban sebagai sedekah atau hadiah.

Pembagian hewan kurban yang telah disembelih dapat dibagi tiga bagian, buat pemiliknya, buat hadiah dan buat sedekah kepada fakir miskin.

Allahu Akbar Allahu Akbar walillahil hamd
Akhirnya marilah kita menengadahkan jiwa memohon dan berdoa pada Allah Sang Penggenggam semesta.

Yaa Allah ampuni kami, hanya itu pinta kami, dosa kami melangit, namun ampunan-Mu melebihi langit dan bumi.

Yaa Allah, jagalah tanah suci kami semuanya, Makkah dan Madinah, jangan biarkan tangan-tangan kotor menebar nista padanya.

Allahumma Ya Allah, kembalikan dan merdekakan segera Al-Aqsha, hadirkan jiwa raga kami dalam kemerdekaan itu.

Ya Allah, ampuni orang tua kami, jadikan kami anak berbakti, jauhkan kami dari durhaka, satukan kami dalam rahmat-Mu hingga berkumpul di Surga.

Ya Allah satukan hati kami dalam meniti jalan juang ini, enyahkan semua benci, buat kami saling mencinta karena-Mu.

Ya Allah jagalah para guru dan pemimpin kami, berilah petunjuk-Mu pada mereka dalam menakhodai bahtera perjuangan ini.

Ya Allah engkau Maha Tahu, layar telah kami kembangkan, sauh telah terangkat, bimbinglah perahu juang itu berlayar menuju pulau harapan, atau biarkan kami tenggelam dalam lautan kasih sayang-Mu.

اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ ضَحَايَانَا وَلاَ تَجْعَلْنَا ضَحِيَّةً لِأَعْدَائِكَ وَأَعْدَآئِنَا
رَبَّنَا آتِنَا فِيْ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِيْ الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا

Dikelurkan oleh: Dewan Syariah Wahdah Islamiyah 1443 H

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

More like this
Related

Tutup Mukernas XVII Wahdah Islamiyah, Ustaz Zaitun Rasmin: Terima Kasih Bapak Prabowo Kami Doakan Bapak Sehat Selalu

MAKASSAR, wahdah.or.id - Mukernas ke-XVII Wahdah Islamiyah yang digelar...

Pendidikan Karakter Membangun Generasi Emas 2045: Komitmen Wahdah Islamiyah Mendukung Program Mendikdasmen RI

MAKASSAR, wahdah.or.id - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik...

Ketua Komisi 7 DPR-RI Ajak Wahdah Islamiyah Aktif di Politik untuk Kesejahteraan Umat

MAKASSAR, wahdah.or.id - Ketua Komisi & Dewan Perwakilan Rakyat...

Wahdah Islamiyah Perluas Jangkauan Dakwah di 253 Daerah Indonesia dan 5 Negara Di Dunia

MAKASSAR, wahdah.or.id - Wahdah Islamiyah, organisasi dakwah yang terus...