Berikut ini adalah beberapa nasehat singkat Ketua Umum Wahdah Islamiyah Ustad Muhammad Zaitun Rasmin hafidzahullah berkenaan dengan masuknya bulan Ramadhan. Nasehat ini merupkan kutipan dari taushiyah beliau saat menjadi pembicara pada kegiatan Tarhib Ramadhan yang diadakan Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta, Selasa (17/06).

Pertama, Sebelum memasuki Ramadhan hendaknya melakukan muhasabah tentang keimanan kita dan berupaya untuk selalu memperbaharuinya dengan banyak mengucapkan La Ilaha Illallah serta memperbanyak Istighfar. Sebab puasa yang kita lakukan hanya akan bernilai jika didasari keimanan yang benar.

Kedua, Hendaknya smasing-masing memperhatikan niatnya dalam setiap ibadah yang dilakukan. Karena sesungguhnya niat merupakan penentu diterima atau tidaknya sebuah amalan.

Ketiga, Mari memasang niat dari awal Ramadhan untuk berpuasa sebulan penuh pada Ramadhan kali ini. Karena niat adalah rukun puasa. Manfaat dari niat sejak awal untuk berpuasa sebulan penuh adalah ketika suatu saat kita ketiduran dan tidak sempat makan sahur, maka puasa kita tetap sah dan dapat melanjutkan puasa pada hari itu tanpa perlu mengqadhanya. Namun apabila ketiduran dan sebelumnya tidak berniat melakukan berpuasa sebulan penuh dan malam itu juga tidak berniat sebelum tidur akan berpuasa keesokan harinya, lalu terbangun setelah terbit fajar atau adzan subuh maka puasa pada hari itu tidak sah. Namun tetap wajib menahan dari makan dan minum dan pembatal puasa lainnya serta wajib mengqadhanya.

Kempat, Pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan kaum Muslimin, khususnya dalam pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan ini. Karena Nabi menegaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidziy, “as Shaumu yauma tashumun wal fithru yauma thufthirun”. Walaupun masing-masing kita mendasari setiap ibadah yang dilakukannya dengan ilmu yang telah dipelajarinya, namun berkenaan dengan ibadah puasa hendaknya kita berupaya keras menjaga persatuan ummat. Misalnya seseorang meyakini bahwa besok adalah hari Raya sesuai ilmu yang sampai kepadanya, namun mayoritas ummat Islam di negerinya berhari raya lusa. Maka ia dapat berbuka (tidak puasa) keesokan harinya namun ia tetap shalat ied bersama mayoritas kaum Muslimin.

Kelima, Ketika shalat Tarawih hendaknya berupaya mengikuti Imam sampai selesai. Karena dengan demikian ia mendapatkan pahala shalat semalam suntuk. (Jyd/sym)

Artikulli paraprakUstad Zaitun: Puasa Bernilai Jika Didasari Iman Yang Benar
Artikulli tjetërJadwal Imam Shalat Tarawih dan Tahajjud Di Masjidil Haram Dan Masjid Nabawi Bulan Ramadhan 1436 H/2015 M

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini