Muhammad Shalllallahu ‘alaihi Wasallam adalah seorang yang penuh toleransi

Oleh: Syeck Faragh Hady

Propaganda-propaganda yang bias dan tuduhan-tuduhan yang batil yang menjatuhkan dan menggambarkan bahwasanya Muhammad Shalllallahu ‘alaihi Wasallam adalah seorang pemimpin yang menolak toleransi dan musyawarah atau diskusi, hal ini membuat jelek pribadi Rasulullah Shalllallahu ‘alaihi Wasallam justru sebaliknya Muhammad Shalllallahu ‘alaihi Wasallam adalah seorang yang mengajak kepada toleransi atau sikap ramah tamah dalam segala aspek kehidupan.

Keseharian kehidupan beliau di penuhi dengan sikap toleransi dan ramah, di antaranya ketika beberapa orang yahudi mendo’akan beliau dengan  kematian dengan menyamarkannya seolah-olah mereka mengucapkan salam kepada beliau Shalllallahu ‘alaihi Wasallam , namun yang mereka katakan ialah lafadz (السام عليكم) yang berarti kematian untukmu sebagai  pengganti dari lafadz (  السلام عليكم) yang berarti keselamatan untuk anda, Rasulullah Shalllallahu ‘alaihi Wasallam paham dengan kalimat yang di ucapkan mereka, akan tetapi sifat keramahan beliau sangat menakjubkan !!!

Bayangkan jika anda berada dalam posisi seperti ini, apa yang akan anda perbuat? Kemudian saya akan mengatakan sikap Rasulullah Shalllallahu ‘alaihi Wasallam mengenai hal tersebut, bayangkan diri anda adalah seorang penguasa yang di patuhi dan seorang pemimpin, kemudian seseorang mendo’akan kematian buat anda dan anda mendengarnya dengan langsung dan yang lebih cerdik dari hal tersebut dia ingin menipu anda.

Sikap anda pada posisi seperti ini mungkin masih bisa toleran dengan do’a mereka, namun anda tidak rela di tipu dan tertimpa suatu bencana  untuk diri anda.

Sekarang wahai pembaca yang budiman ! saya akan memberitahukan tentang sikap Rasulullah Shalllallahu ‘alaihi Wasallam terhadap keadaan yang memancing kemarahan tersebut, agar anda bisa menilainya sendiri.

Di suatu hari Rasulullah Shalllallahu ‘alaihi Wasallam duduk bersama dengan isterinya Aisyah Radhiyallahu Anha Kemudian beberapa orang dari Yahudi lewat dan seolah-seolah mereka mengucapkan salam kepada beliau, padahal sebenarnya mereka bermaksud untuk mencaci beliau, akan tetapi Aisyah Radhiyallahu Anha Paham dengan perkataan mereka yang sebenarnya, maka spontan Aisyah Radhiyallahu Anha Pada waktu itu Membalas cacian mereka.

Pertanyaannya, apakah Rasulullah Shalllallahu ‘alaihi Wasallam senang dengan tindakan tersebut? Apakah beliau senang karena Aisyah Radhiyallahu Anha Telah melaknat orang  yang telah mencacinya?

Jawabannya: hal tersebut tidak membuatnya senang, bahkan yang terjadi sebaliknya, beliau Shalllallahu ‘alaihi Wasallam malah mendidik isterinya dan memerintahkannya untuk bersikap toleran dan ramah dan melarangnya untuk bersikap keras, Aisyah Radhiyallahu Anha Berkata: “ beberapa orang Yahudi mengucapkan salam kepada Nabi Shalllallahu ‘alaihi Wasallam dengan mengatakan (‏‏‏ ‏ السام عليك) yang berarti: kematian buat anda, kemudian Aisyah Radhiyallahu Anha Memahami perkataan mereka dan menjawabnya (  …  ‏ ‏‏‏عليكم السام) yang berarti: untuk anda kematian dan laknat, kemudian Rasulullah Shalllallahu ‘alaihi Wasallam bersabda: “ tenang, wahai Aisyah sesungguhnya Allah menyukai orang yang bersikap ramah dalam segala hal…”(rasoulallah.net)

Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah teman yang menyenangkan

Oleh: Dr. Faragh Hady

Bagaimana sikap anda, jika anda sangat menyintai sesuatu dengan kecintaan yang sangat mendalam, kemudian seseorang telah menghinakannya? Bagaimana sikap anda, jika anda seorang ahli ibadah, kemudian seseorang telah mengotori tempat ibadah anda dengan cara yang kasar atau kurang ajar?

Pasti anda akan marah, dan akan memberikan hukuman kepada orang yang melakukan hal tersebut dengan segera, akan tetapi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak melakukan hal tersebut, karena beliau orang yang penuh dengan pertimbangan, bahkan beliau sangat mengontrol perasaannya, beliau mengontrol akalnya sebelum melakukan tindakan.

Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memperbaiki setiap kejadian dengan sikap lapang dan pandangan yang luas kedepan, anda dapat memperhatikan kejadian berikut, yang bisa di jadikan dalil terhadap apa yang kami katakan.

Seorang dari pedalaman datang ketempat beliau, dia tidak mempunyai permasalahan di kota Madinah , yang yang telah di bangun oleh Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam diantara para pengikutnya di ibu kota yang baru tersebut, namun orang pedalaman ini melakukan tindakan yang  mengherankan terhadap orang-orang madinah.

Anda akan melihat, seperti apa tindakan tersebut dan akhlaknya yang mengherankan?
Ya, di antara akhlak yang sangat mengherankan jika seseorang mendatangi tempat yang umum dan terhormat kemudian kencing di depan umum, inilah yang di lakukan orang arab pedalaman tersebut di tempat berkumpulnya Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan para pengikutnya, di mana orang arab pedalaman tersebut berdiri dan kencing di mesjid, sedang mesjid adalah tempat yang sangat suci di sisi mereka, hal ini adalah suatu pemandangan yang sangat menyakitkan, para sahabat tidak mampu menahan diri mereka dan meneriaki orang tersebut agar menghentikan tindakannya yang menjijikkan.

Akan tetapi, walaupun kejadian ini hanya sekilas, namun hal ini tidak menjadikan Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bertindak di luar dari kontrol akalnya. Pada waktu yang singkat tersebut Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam membiarkan orang arab pedalaman tersebut yang mengencingi tempat ibadahnya dan tempatnya untuk mengatur urusan negaranya, akalnya menilai bahwa orang arab pedalaman itu tidak berpendidikan dan dia melakukan hal itu bukan karena niat permusuhan, maka beliau tidak meinilai tindakan tersebut adalah suatu sikap keterbelakangan dari peradaban kebersihan dan kesopanan yang telah di bangun oleh Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di ibu kotanya, beliau tidak menindaki perbuatan tersebut kecuali hanya memerintahkan para sahabatnya untuk diam dan membiarkan orang arab pedalaman itu, dan tidak menyakitinya, kemudian setelah selesai orang arab pedalaman tersebut dari hajatnya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mendatanginya dengan sikap yang sangat ramah, dan mengajarkannya bahwa tempat ini tidak layak di perlakukan seperti yang telah di lakukannya.     

Orang arab pedalaman tersebut gembira, karena indahnya ajaran Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, pergaulannya  bagus dan indahnya akhlak beliau. Lalu orang pedalaman ini mengatakan: “ Ya Allah ! sayangilah saya dan Muhammad dan jangan kasihani seorangpun bersama dengan kami”.(rasoulallah.net) 
 

 

Artikulli paraprakBesok, FPI Gelar Aksi di Mahkamah Konstitusi
Artikulli tjetërMa’had ‘Aly Al Wahdah Menerima Mahasiswa Baru

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini