MAKASSAR, wahdah.or.id – Mufti Negeri Perlis Malaysia Prof. Dato’ Dr. Mohd. Asri bin Zainul Abidin mengajak mahasiswa STIBA Makassar untuk melakukan rihlah dalam menuntut ilmu. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh para Nabi dan ulama terdahulu.
“Dalam kitab ilmu bahkan dijelaskan secara khusus bab tentang rihlah, para ulama telah melakukan rihlan dan mengembala menuntut ilmu. Imam Ahmad menempuh rihlah (perjalanan mencari ilmu) dari Baghdad ke Yaman, melakukan perjalanannya yang begitu jauh dan dengan dukungan ibunya, dan setelah pulang telah menjadi seorang muhaddits yang terkenal dan besar,” kata Prof MAZA dalam kegiatan Stadium General STIBA Makassar, Kamis (6/1/2023).
Prof Mohd. Asri bin Zainul Abidin juga melantungkan syair dari Imam Syafi’i tentang pentingnya rihlah dalam menuntut ilmu, yang membuat para peserta termotivasi dengan syair tersebut.
“Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman.
Tinggalkan negerimu dan hidup asing (di negeri orang).
Kau akan dapatkan pengganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan (kerabat dan kawan).
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup baru terasa setelah lelah berjuang.
Aku melihat air menjadi keruh karena diam tertahan.
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, akan keruh menggenang.
Singa, jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa.
Anak panah, jika tak tinggalkan busur tak akan kena sasaran.
Biji emas bagaikan tanah sebelum digali dari tambang.
Kayu gaharu tak ubahnya kayu biasa jika di dalam hutan.”
“Ini adalah perjalanan yang harus kita lakukan, dan antum semua kini telah berjalan di atasnya. Dalam sejarah para Sahabat mereka para perawi hadit tak pernah tinggal pada seuatu tempat, melainkan mereka ketika mendengarkan suatu hatis dari suatu sahabat walaupun jauh, maka ia kana mendatanginya,” ungkapnya.
Mufti Perlis tersebut juga menceritakan kisah Ibnu Mandah, yang mengadakan perjalanan ke berbagai negeri untuk menimba ilmu. Beliau datang ke Naisabur, Iraq, Damaskus, Beirut, Gaza, Baitul Maqdis (Palestina), Mesir, Mekah, Madinah, dan kota-kota yang lainnya. Ibnu Mandah pernah berkata: “Aku telah menulis (hadits) dari seribu tujuh ratus syaikh. Dan aku telah berkeliling ke Timur dan Barat dua kali, namun aku tidak pernah mendekat ke orang yang punya keyakinan meragukan dan aku tidak mau mendengar dari ahli bid’ah, walau satu hadits pun”.
Imam adz-Dzahabi rahimahullah berkata, “Saya tidak mengetahui seseorang melalukan rihlah (perjalanan) dengan sangat banyak daripada Ibnu Mandah rahimahullah , dan tidak ada yang lebih banyak haditsnya disertai hafalan kuat dan ketsiqahannya melebihi Ibnu Mandah. Telah sampai kepada kami berita bahwa jumlah gurunya seribu tujuh orang”.
Hadis-hadis Nabi telah menunjukkan banyaknya keutamaan para penuntut ilmu, yang di mudahkan jalannya menuju syurga. Rasulullah bersabda; “Barangsiapa yang menempuh satu jalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).
“Bagi penuntut ilmu yang penting dijaga adalah niatnya, apa tujuan kita dalam menuntut ilmu. Semua ilmu yang kita pelajari adalah untuk mencapai ridha Allah, maka jalan yang kita tempuh sekarang harus menuju syurga-Nya Allah,” tuturnya.
“Tujuan ilmu bukan takabbur, dan memandang rendah orang lain. Belajar bukan untuk memenangkan diri kita tapi untuk mencari argumen ynag paling kuat untuk kita amalkan. Keajaiban keikhlasan ilmu akan melahirkan keajaiban ilmu,” tambahnya.
Mufti Negeri Perlis tersebut mengingatkan bahwa jangan belajar agama untuk dunia, kalau itu ada maka ilmu rusak dan tidak akan diberkahi.
“Semoga Allah memberikan kita keikhlasan dalam menuntut ilmu, mudah-mudahan dalam hidup kita dipenuhi dengan maklumat, sebab semakin banyak kita mendengar maka semakin banyak ilmu yang kita dapatkan,” pesannya.
Para ulama yang meraih ilmu tapi terkendala dengaan mata tapi menjadi ulama, sebagaimana Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, dan mufti kerajaan Saudi sekarang Syekh Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh. Menurut Prof MAZA bahwa telinga yang bagus, dan sering mendengar yang baik maka akan memperoleh ilmu yang banyak.
“Jadilah penuntut ilmu, Allah yang akan menjamin rezeki dari Allah. Dan rezeki yang Allah berikan akan lebih besar dibandingkkan dengan apa yang diberikan kepada orang pengejar dunia, dengan kemuliaan dari Allah. Allah saja memberikan nafkah kepada orang-orang yang durhaka kepadanya, dan Allah mana mungkin menelantarkan orang-orang menyeru ke jalan-Nya,” pungkasnya.
Rep, Editor: Muh Akbar