MAKASSAR, wahdah.or.id – Wahdah Islamiyah dan Komite Solidaritas (KITA) Palestina secara Virtual menggelar Aksi Bela Palestina dengan Tema: Ramadan Berdarah, Gaza Menjerit “Membasuh Luka Gaza dan Palestina”
Kegiatan virtual yang diselenggarakan pada Kamis sore, (20/03/2025) ini, Syaikh Hassan bercerita tentang penderitaan rakyat Gaza yang semakin memburuk akibat serangan brutal penjajah.
Reportase langsung yang diterjemahkan oleh Ustaz Muh. Ikhwan Jalil selaku Penasehat Komite Solidaritas (KITA) Palestina ini, Syaikh Hassan mengungkapkan dalam waktu sekitar 52 jam terakhir, setidaknya 700 orang dilaporkan syahid, sementara lebih dari 1.000 orang lainnya mengalami luka-luka.
“Keadaan saat ini sangat genting. Tank-tank tempur penjajah sudah memasuki Kota Gaza kembali dengan tujuan membelah wilayah ini menjadi bagian utara dan selatan. Ini adalah bentuk genosida habis-habisan,” ujar Syaikh Hassan.
Warga Gaza menjalani Ramadan dalam kondisi penuh penderitaan. Tidak ada sahur, tidak ada berbuka. Persediaan makanan dan obat-obatan telah habis.
Bahkan, menurut laporan, kondisi pelayanan kesehatan sangat memprihatinkan, di mana korban luka harus menjalani amputasi tanpa obat bius akibat kelangkaan medis yang parah.
“Lisan ini kelu, tak mampu lagi mengungkapkan penderitaan yang dialami saudara-saudara kami di Gaza. Tidak ada hari raya di sini, tidak ada Idulfitri yang bisa dirayakan,” ungkapnya dengan penuh kepedihan.
Meski demikian, Syaikh Hassan menegaskan bahwa rakyat Gaza tidak akan menyerah.
“Kami tidak akan berputus asa, tidak akan hilang keyakinan akan pertolongan Allah. Kami berjuang dan bersabar, karena ini sudah menjadi takdir kami sebagai ujung tombak kaum Muslimin,” lanjutnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada masyarakat Indonesia, khususnya kepada Wahdah Islamiyah yang terus menunjukkan solidaritas dan dukungan bagi perjuangan Palestina.
“Kami tidak akan melupakan kalian, dan insyaAllah kita akan bertemu di Masjidil Aqsha, terima kasih Wahdah Islamiyah, terima kasih Indonesia” tutupnya.
Saat ini, situasi di Gaza semakin memburuk. Serangan demi serangan terus terjadi, sementara rakyat Gaza terus berusaha bertahan dalam kondisi yang tak terbayangkan. Dunia ditantang untuk bertindak sebelum semuanya terlambat. [*]