Menyembah Allah Sepotong-Sepotong

Date:

Salah satu kewajiban seorang muslim adalah masuk ke dalam agama Islam ini secara “Kaffah” atau menyeluruh. Menyeluruh yang berarti beribadah dan menyembah kepada Allah dengan penuh keikhlasan dan suka cita baik dalam keadaan suka maupun duka. Allah subhanahu wata’ala berfirman akan hal ini:

(يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱدۡخُلُواْ فِي ٱلسِّلۡمِ كَآفَّةٗ)

“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan”.

-Surah Al-Baqarah, Ayah 208-

Menyeluruh yang berarti sesuai dengan sifat mukmin sejati yang di sabdakan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam dalam hadisnya :

“Yaitu apabila ia mendapatkan kesenangan ia bersyukur, dan apabila ia ditimpa musibah ia bersabar”

HR.Muslim.

Sebaliknya, Allah subhanahu wata’ala melarang seorang muslim masuk ke dalam agama ini dengan sepotong-sepotong saja. Sepotong-sepotong yang berarti apabila ia mendapatkan kesenangan dari agama ini ia bersyukur dan menyembah kepada-Nya dengan penuh keikhlasan dan suka cita, namun apabila ia ditimpa ujian dan musibah di dalamnya maka ia berpaling dari-Nya. Allah subhanahu wata’ala telah mewanti-wanti akan hal ini:

(وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَعۡبُدُ ٱللَّهَ عَلَىٰ حَرۡفٖۖ فَإِنۡ أَصَابَهُۥ خَيۡرٌ ٱطۡمَأَنَّ بِهِۦۖ وَإِنۡ أَصَابَتۡهُ فِتۡنَةٌ ٱنقَلَبَ عَلَىٰ وَجۡهِهِ)

“Dan di antara manusia ada yang menyembah Allah hanya di tepi; maka jika ia memperoleh kebaikan, ia akan merasa puas, dan jika ia ditimpa suatu cobaan, ia akan berbalik ke belakang.”

-Surah Al-Hajj, Ayah 11-

Imam Ibnu Katsir rahimahullah menukilkan dari sahabat yang mulia Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhu mengenai tafsiran ayat ini. Beliau radhiyallahu anhu mengatakan:

(كان الرجل يقدم المدينة فإن ولدت امرأته غلاما ونتجت خيله قال هذا دين صالح وإن لم تلد امرأته ولم تنتج خيله قال هذا دين سوء)

“Seseorang yang datang ke Madinah (untuk berislam), apabila istrinya melahirkan anak laki-laki dan kudanya menghasilkan, maka ia mengatakan “Ini adalah agama yang baik”. Namun apabila istrinya tidak melahirkan dan kudanya tidak menghasilkan, ia mengatakan “ini adalah agama yang buruk” Tafsir Ibnu Katsir (10/21).

Lalu apakah akibat dari menyembah Allah dengan model sepotong-sepotong seperti ini? Allah subhanahu wata’ala menjawabnya dengan melanjutkan firman-Nya pada ayat di atas:

(خَسِرَ ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةَۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلۡخُسۡرَانُ ٱلۡمُبِينُ)

“Dia rugi di dunia dan di akhirat. Itulah kerugian yang nyata.”

-Surah Al-Hajj, Ayah 11-

Ya! Jawabannya adalah orang-orang seperti ini tidak akan mendapatkan dari model keislamannya kecuali hanya kerugian saja. Ya! Kerugian tersebut adalah kerugian di dunia ini dan kerugian di akhirat kelak nanti. Wal iyadzu billah.

Semoga Allah menjauhkan kita dari sifat-sifat seperti ini. Amin.

Sudahkah kita masuk ke dalam agama Islam ini secara “Kaffah”?

Semoga bermanfaat,
Wassalam.

✍️ Oleh: Muhammad Harsya Bachtiar, Lc., M.A.
(Alumni Univ.Islam Madinah)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

More like this
Related

Tutup Mukernas XVII Wahdah Islamiyah, Ustaz Zaitun Rasmin: Terima Kasih Bapak Prabowo Kami Doakan Bapak Sehat Selalu

MAKASSAR, wahdah.or.id - Mukernas ke-XVII Wahdah Islamiyah yang digelar...

Pendidikan Karakter Membangun Generasi Emas 2045: Komitmen Wahdah Islamiyah Mendukung Program Mendikdasmen RI

MAKASSAR, wahdah.or.id - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik...

Ketua Komisi 7 DPR-RI Ajak Wahdah Islamiyah Aktif di Politik untuk Kesejahteraan Umat

MAKASSAR, wahdah.or.id - Ketua Komisi & Dewan Perwakilan Rakyat...

Wahdah Islamiyah Perluas Jangkauan Dakwah di 253 Daerah Indonesia dan 5 Negara Di Dunia

MAKASSAR, wahdah.or.id - Wahdah Islamiyah, organisasi dakwah yang terus...