Beliau adalah Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi’i al-Muththalibi al-Qurasyi , Lahir pada tahun 150 H di Gaza , palestina. Seorang ulama besar pendiri mazhab syafi’i .
Imam Ahmad berkata tentang Imam Syafi’i,”Dia adalah orang yang paling faqih dalam Al Quran dan As Sunnah,” “Tidak seorang pun yang pernah memegang pena dan tinta (ilmu) melainkan Allah memberinya di ‘leher’ Syafi’i,”. Thasy Kubri mengatakan di Miftahus sa’adah,”.
Ada sebuah nasehat yang ma’ruf bagi para thulaabul ‘ilmi yang niscaya jika kita mengambil nasehat tersebut dan menyimpanya di dalam hati dan jiwa , maka nasehat tersebut bagaikan mutiara di dasar samudra yang sungguh sangat indah
أَخي لَن تَنالَ العِلمَ إِلّا بِسِتَّةٍ
سَأُنبيكَ عَن تَفصيلِها بِبَيانِ
ذَكاءٌ وَحِرصٌ وَاِجتِهادٌ وَبُلغَةٌ
وَصُحبَةُ أُستاذٍ وَطولُ زَمانِ
“Saudaraku, kalian tidak akan pernah mendapatkan ilmu kecuali dengan 6 perkara ini, akan aku sampaikan kepadamu secara terperinci yaitu dzakaa-un (kecerdasan), hirsun (semangat), ijtihaadun (cita-cita yang tinggi), bulghatun (bekal), mulazamatul ustadzi (duduk dalam majelis bersama ustadz), tuuluzzamani (waktu yang panjang).”
Sungguh nasehat yang sangat agung dari seorang ulama besar yang darinya lahir para ulama yang diakui keilmuanya di kalangan para salafus sholih semisal Ahmad bin Hanbal, Ahli Hadits dan sekaligus juga Ahli Fiqih dan Imam Ahlus Sunnah dengan kesepakatan kaum muslimin, Al-Hasan bin Muhammad Az-Za’farani, Ishaq bin Rahawaih, Harmalah bin Yahya, Sulaiman bin, Dawud Al Hasyimi, Abu Tsaur Ibrahim bin Khalid Al Kalbi dan lain-lainnya
Nasehat kedua dari imam asyafi’i yang juga masyhur adalah nasehat untuk merantau dalam rangka mencari ilmu
مَا فِي المُقَامِ لِذِيْ عَقْلٍ وَذِيْ أَدَبٍ
مِنْ رَاحَةٍ فَدعِ الأَوْطَانَ واغْتَرِب
سَافِرْ تَجِدْ عِوَضاً عَمَّنْ تُفَارِقُهُ *وَانْصَبْ فَإنَّ لَذِيذَ الْعَيْشِ فِي النَّصَبِ
إِنِّي رَأَيْتُ وُقُوْفَ المَاءَ يُفْسِدُهُ
إِنْ سَاحَ طَابَ وَإنْ لَمْ يَجْرِ لَمْ يَطِبِ
وَالأُسْدُ لَوْلَا فِرَاقُ الأَرْضِ مَا افْتَرَسَتْ وَالسَّهْمُ لَوْلَا فِرَاقُ القَوْسِ لَمْ يُصِبْ
وَالشَّمْسُ لَوْ وَقَفَتْ فِي الفُلْكِ دَائِمَةً لَمَلَّهَا النَّاسُ مِنْ عُجْمٍ وَمِنَ عَرَبِ
وَالتُرْبُ كَالتُرْبِ مُلْقًى فِي أَمَاكِنِهِ وَالعُوْدُ فِي أَرْضِهِ نَوْعٌ مِنْ الحَطَبِ
فَإِنْ تَغَرَّبَ هَذَا عَزَّ مَطْلُبُهُ وَإِنْ تَغَرَّبَ ذَاكَ عَزَّ كَالذَّهَبِ
MERANTAULAH
Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman,Tinggalkan negerimu dan hidup asing (di negeri orang)
MERANTAULAH
Engkau akan dapatkan pengganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan (kerabat dan kawan)Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang
MERANTAULAH
Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan,Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, akan keruh menggenang
MERANTAULAH
Singa jika tak tinggalkan sarang,Tak akan mendapatkan mangsa
MERANTAULAH
Anak panah jika tidak meninggalkan busur,Tak akan kena sasaran
MERANTAULAH
Jika matahari di orbitnya tak bergerak dan terus berdiam,Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
MERANTAULAH
Bijih emas tak ada bedanya dengan tanah biasa di tempatnya (sebelum ditambang)Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan
MERANTAULAH
Jika gaharu itu keluar dari hutan,Ia akan menjadi parfum yang tinggi nilainya
MERANTAULAH
Jika bijih memisahkan diri(dari tanah),Barulah ia dihargai sebagai emas murni
Semoga Allah menjadikan mutiara nasehat dari imam asyafi’i rahimahullah adalah nasehat yang tertanam di dalam hati kita yang dapat kita amalkan . karena tidaklah mengaku seorang pengikut salafusholih melainkan dia mencintai dan mengikuti jejak langkah para ulama salafus sholih
Oleh Tegar Dovianda Putra
(Mahasiswa university of sciences and technology, Hadromaut.Yaman
Jurusan Syari’ah wa Qonun)