Pada zaman ini, begitu banyak muslim yang lalai dan rendahnya semangat serta motivasi mereka dalam menuntut ilmu agama. Mereka seakan meremehkan dan tidak mementingkan menuntut ilmu agama. Berbeda halnya dengan mencari ilmu dunia. Begitu banyak yang rela mengorbankan waktu, harta dan tenaga demi terwujudnya impian dunia mereka. Kemudian, bagaimana dengan ilmu agama? Apakah pernah terlintas dalam benak kita untuk serius mempelajarinya, bahkan rela mengorbankan waktu, harta dan tenaga untuk meraihnya ?

Alloh memuliakan ilmu dan ahlinya. Bahkan Alloh memulai menurunkan ayat Al Qur’an pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan perintah untuk membaca.

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
[سورة العلق 1]

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
(QS Al-‘Alaq; 1).

Ilmu adalah jalan menuju jannah (Surga), sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

 من ﺳﻠﻚ ﻃﺮﻳﻘﺎ ﻳﻠﺘﻤﺲ ﻓﻴﻪ ﻋﻠﻤﺎ, ﺳﻬﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻪ ﺑﻪ ﻃﺮﻳﻘﺎ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺠﻨﺔ

Barang siapa memudahkan langkah kakinya menuju majlis ilmu, Alloh akan mudahkan langkahnya dengan ilmu tersebut menuju jannah.. (HR. Muslim 2699)

Semakin besar keinginan seseorang untuk masuk jannah, maka berbanding lurus dengan semakin besar usahanya untuk menuntut ilmu. Sebab seseorang bisa masuk jannah jika mengerjakan amalan-amalan jannah, dan tidak mungkin beramal jika tidak dilandasi dengan ilmu yg benar.

Setelah kita mengetahui bahwa menuntut ilmu agama adalah jalan menuju surga, maka apakah kita harus mempelajari setiap cabang ilmu dalam agama? Ibnu Hajar rahimahullah menjelaskan, bahwa kita “hanya” wajib mempelajari sebagian dari ilmu agama, yaitu ilmu yang berkaitan dengan ibadah dan muamalah, sehingga kita dapat beribadah kepada Allah Ta’ala dengan benar. Kita juga wajib mempelajari ilmu tentang aqidah dan tauhid, sehingga kita menjadi seorang muslim yang beraqidah dan mentauhidkan Allah Ta’ala dengan benar dan selamat dari hal-hal yang merusak aqidah kita atau bahkan membatalkan keislaman kita.

Maka apa pun latar belakang pekerjaan dan profesi kita, apakah pegawai negeri sipil, pedagang, guru, mahasiswa, dan lainya, wajib bagi kita untuk mempelajari ilmu agama. yang merupakan jalan untuk menuju surga. Sehingga menuntut ilmu agama tidak hanya diwajibkan kepada ustadz atau ulama. Serta kita berkewajiban dalam berdakwah dan memberikan nasehat kepada kebaikan, tidak hanya dikhususkan bagi para ustadz atau para da’i.

?Beberapa indikasi ilmu yg bermanfaat.

Pertama: ?
Ilmu tersebut semakin membuat kita takut pada Allah. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاء
ُ
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” (QS. Fathir:28)

Ibnul Qayyim menyatakan,
“Tidaklah disebut alim (orang berilmu) kecuali orang yg punya rasa takut pada Allah.
Semakin hilang ilmu, semakin hilang rasa takut. Jika rasa takut hilang, maka ilmu pun akan makin redup.” (Syifa’ Al-‘Alil, 2: 949)

Kedua: ?
Menjadi orang yg semakin semangat melakukan ketaatan dan semakin semangat menjauhi maksiat.
“Siapa yang takut pada Allah, maka dialah ‘alim, seorang yang berilmu. Siapa yang bermaksiat pada Allah, dialah jahil (orang yang jauh dari ilmu).”

Ketiga: ?
Mengantarkan pada sifat qana’ah (selalu merasa cukup) dan zuhud pada dunia.
Al-Hasan Al-Bashri pernah berkata, “Sesungguhnya orang yang berilmu adalah orang yang zuhud pada dunia dan semangat mencari akhirat. Ia paham akan urusan agamanya dan rutin melakukan ibadah pada Rabbnya.”

Keempat: ?
Tawadhu’ (rendah hati) dan mudah menerima kebenaran dari siapa pun, kemudian berusaha menerapkan kebenaran tersebut.

Kelima: ?
Tidak suka pujian dan enggan menyucikan diri sendiri, serta menjauhi ketenaran. Kalaupun ia disanjung lalu menjadi populer itu bukan karena keinginan dan pilihannya.

Keenam: ?
Ilmu yang dipelajari tidak jadi kebanggaan dan kesombongan di hadapan lainnya. Ia sadar bahwa para salaf dahulu jauh lebih mulia dan ia pun selalu berprasangka baik pada mereka.

? Doa Meminta Ilmu dalam Al Qur’an
ْ
رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا
[سورة طه 114]

Ya Alloh berikanlah kepadaku ilmu yg bermanfaat..
(QS. Thaha; 114)

?Doa meminta ilmu dalam As Sunnah

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْماً نَافِعاً، وَرِزْقاً طَيِّباً، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amal yang diterima“. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

اللَّهُمَّ انْفَعْنِي بِمَا عَلَّمْتَنِي, وَعَلِّمْنِيْ مَايَنْفَعُنِيْ, وَ زِدْنِيْ عِلْمًا

“Ya Allah, berilah manfaat kepadaku dengan apa-apa yang Engkau ajarkan kepadaku, dan ajarkanlah aku apa-apa yang bermanfaat bagiku, Dan tambahkanlah ilmu kepadaku.”
(HR. at-Tirmidzi:3599).

? Doa Berlindung Dari Ilmu Yang Tidak Bermanfaat.

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ, وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ،

وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ، وَ مِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَه

“Ya Allah, Aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyu’, jiwa yang tidak pernah puas, dan doa yang tidak dikabulkan.”
(HR. Muslim:2722).

Muscatt, Oman
17 Maret 2016

Riky Abu Musa, Lc

nb. ditambahkan dan dikurangkan seperlunya oleh admin

Artikulli paraprakSejuta Cinta Untuk Indonesia Dari Lembaga Muslimah Wahdah Islamiyah Jawa Barat
Artikulli tjetërWahdah Islamiyah Sidrap Gelar Pelatihan Manajemen TK/TPA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini