Listrik naik, BBM melonjak, sembako mahal, kejahatan merajalela, lapangan kerja terbatas, demikianlah sekelumit permasalahan yang membuat dahi berkerut dan menyesakkan dada. Bahkan tidak sedikit yg putus asa dan memilih untuk mengakhiri hidupnya –wal’iyadzu billah-.
Marilah kita renungi sejenak janji Allah -azza wajalla- dalam Al quran surat al lail;
{فَأَمَّا مَنْ أَعْطَىٰ وَاتَّقَىٰ (5) وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَىٰ (6) فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَىٰ (7)} [الليل : 5-7]
Artinya: “Adapun orang yang a’tha (memberi), bertakwa dan membenarkan perkataan yg baik (La ilaha illalla), niscaya kami lapangkan baginya segala kemudahan”.
Pada ayat diatas Allah -azza wajalla- akan membukakan dan melapangkan jalan menuju kemudahan dengan tiga syarat:
- A’tha (memberi); Syaikh Abdurrahman As Sa’diy –rahimahullah- menjelaskan: maksud dari lafadz “من أعطى” adalah menjalankan perintah-perintah Allah –’azza wajalla-, baik ibadah badan (seperti: shalat dan puasa), ibadah harta (seperti: zakat dan shadaqah), maupun gabungan keduanya (seperti: haji dan umrah).
- Bertaqwa; Taqwa adalah menjadikan antara kita dan azab Allah -azza wajalla- penghalang (perisai). Maka yang dimaksud pada ayat ini adalah menghindari semua larangan Allah -azza wajalla- dari maksiat dan hal-hal yang diharamkan.
- Membenarkan al husna; membenarkan syahadah “la ilaha illallah” dengan meyakini bahwa tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah -azza wajalla-, serta mengimani adanya surga yang Allah -azza wajalla- siapkan bagi hamba-hambanya yang beriman.
Ya saudaraku, segala kemudahan akan menghampiri jika 3 hal tersebut sudah terpatri pada diri. Sebab ia merupakan janji Rabb yang maha pengasih lagi penyayang.
Sungguh sesudah kesulitan terdapat segala kemudahan, (ya) sungguh sesudah kesulitan terdapat segela kemudahan. (QS. As Syarh: 5-6)
Wallahu –ta’ala- a’lam…
Oleh: Muhammad Al Bonjowiy (Mahasiswa Univ Islami Madinah KSA)
Jazakallah