Terdapat dua pendapat di kalangan ulama Islam dalam masalah ini, pendapat yang pertama mengatakan bahwa bacaan basmalahnya disirkan dan pendapat ini didasarkan pada beberapa dalil diantaranya
Jawaban Pertanyaan Al-Akh Musfira Abdul Majid
Bacaan basmalah dalam sholat jahar, dijaharkan atau disirkan?
Terdapat dua pendapat di kalangan ulama Islam dalam masalah ini, pendapat yang pertama mengatakan bahwa bacaan basmalahnya disirkan dan pendapat ini didasarkan pada beberapa dalil diantaranya:
1. Hadits ‘Aisyah r.a dia berkata:
كان رسول الله يستفتح الصلاة يالتكبير والقراءة بالحمد لله رب العالمين
Artinya : “Adalah Nabi SAW memulai sholat dengan takbir dan (memulai) bacaan dengan Alhamdulillahi rabbil ‘alamin.” (HR. Bukhari-Muslim).
2. Hadits Anas r.a :
أن النبي و أبا بكر و عمر كانوا يفتتحون الصلاة بالحمد لله رب
العالمين Artinya : “Bahwasanya Nabi SAW dan Abu Bakar dan Umar, mereka memulai shalat dengan Alhamdulillahi rabbil ‘alamin.” (HR. Bukhari-Muslim) Dalam riwayat ِAhmad, An-Nasa’i dan Ibnu Khuzaimah disebutkan : لا يخهرون ببسم الله الرحمن الرح Artinya : “Mereka tidak menjaharkan Bismillahirrahmanirrahim.” Dan dalam riwayat lain dari Ibnu Khuzaimah disebutkan : كانوا يسرون Artinya : “Adalah mereka mensirrkan (tidak mengeraskan Bismillahirrahmanirrahim).”
Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa Rasulullah SAW membuka bacaan dalam sholat beliau dengan Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, adapun basmalah maka dia tetap dibaca namun dengan tidak mengeraskan suara (disirrkan).
Pendapat yang kedua mengatakan bahwa basmalah dibaca dengan cara dijaharkan. Pendapat ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan dari Nu’aim Al Mujmir dia berkata : “Saya pernah shalat dibelakang Abu Hurairah r.a maka beliau membaca bismillahirrahmanirrahim kemudian beliau membaca ummul Qur-an (Al Fatihah) sampai ketika beliau mengucapkan waladh-dhallin beliau mengucapkan amin dan beliau mengucapkan Allahu Akbar setiap kali beliau sujud dan bangkit dari duduk, kemudian beliau berkata setelah salam : “Demi yang jiwaku di tangan-Nya, sesungguhnya aku adalah orang yang paling mirip shalatnya dengan shalatnya Rasulullah SAW diantara kalian.” (HR. Nasa-i dan Ibnu Khuzaimah)
Hadits Abu Hurairah ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW biasa mengeraskan basmalah ketika shalat. Akan tetapi hadits ini dilemahkan oleh sebagian ulama hadits seperti Az-Zaila’iy, Ibnu Taimiyah dan Al Albani. Oleh karena itu pendapat yang kuat adalah pendapat yang pertama karena hadits-haditsnya shahih sementara dalil bagi pendapat kedua keshahihannya diperselisihkan para ulama hadits.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bacaan bismillahirrahmanirrahim dalam sholat-sholat jahriyyah (subuh,maghrib dan isya) tidak dikeraskan/dijaharkan.