Bagaimana agar taqwa kita konsisten seperti Ramadhan?
Pernah seorang sahabat menyampaikan kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Sahabat ini kalau sedang berada di hadapan Nabi selalu ingat akhirat. Namun kalau kali kembali lagi berkumpul dengan keluarga anak dan istri kembali lupa dan lalai. Rasanya hati ini keras lagi. Beliau kemudian menanykan hal itu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihiwa sallam.
Lalu Nabi mengatakan, kalau kalian tidak seperti itu, maka Malaikat akan datang menyalami kalian di jalan-jalan.
Artinya kalau kalian tidak mengalami fluktuasi, tidak mengalami perubahan suasana hati suasana dunia, maka kalian sudah seperti Malaikat.
Jadi memang manusia seperti itu. Datang Ramadhan sebagai kesempatan untuk kita naik lagi. Lalu setelah itu kembali terasa kekurangan disana-sini.
Tapi bukan berarti kita turun drastis dan terjun bebas lagi. Bukan. Tapi ini karena kita sudah naik tingkatannya, maka ada hal-hal yang menurun dari bulan Ramadhan kita anggap sebagai kekurangan.
Inilah sebetulnya kondisi perasaan yang ada pada orang-orang beriman dan bettakwa. Jadi ada saat-saat meraka ada kekuarangan dan kelaian. Itu bisa terjadi. Tapi bagaiman bisa kembali stabil pada keadaan standar.
Di situlah para ulama selalu mengingatkan agar kita tetap menjaga hal-hal yang biasanya ada di bulan Ramadan jangan hilang semuanya setelah Ramadan seperti puasa salat Lail bersedekah baca Quran jangan hilang.
karena itu akan membuat kita jatuh. Walaupun volumenya kuantitasnya tidak sekuat di bulan Ramadan ini titik wajarnya di situ. Jadi mari berusaha, karena siapa mau terus berusaha akan dapat kemudahan dan petunjuk dalam menjaga konsistensi. Man jadda waja.
Sumber: Transkrip Tanya Jawab bersama Ustadz Muhammad Zaitun Rasmin