Makassar, wahdah.or.id – Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas WIZ) sukses mengadakan kuliah tamu bertajuk WIZ Talk bertemakan “Optimalisasi Peran Kader/Dai dalam Pemberdayaan Masyarakat” pada hari Senin (31/1/2022).
Bertempat di Kantor 2 WIZ, Lantai 1, Jalan Urip Sumoharjo, Tello Baru, Kota Makassar, kuliah tamu yang digelar secara hybrid ini mengundang Sigit Iko Sugondo selaku Associate Expert FOZ dan Pakar Pemberdayaan Masyarakat.
Dalam materinya, ia menyampaikan jika dakwah tidak hanya berlangsung di mimbar, namun ia menegaskan Dakwah kita hari ini harus naik kelas.
Ia mengutip beberapa contoh kisah Nabi Yusuf ‘alaihissalaam yang sangat pakar dibidang pertanian. “Nabi Yusuf itu secara maqom adalah Nabi, manusia paling ganteng yang diciptakan di bumi, bendahara kerajaan di Mesir pada masa itu, kurang apalagi. Tapi, beliau juga tidak merasa aneh jika harus turun ke sawah, karena ia paham lokasi dakwahnya ya mayoritas petani,” ucapnya, dalam diskusi yang berlangsung selama dua jam-an itu.
Untuk itu, alumni Institut Pertanian Bogor yang juga pernah menduduki jabatan tinggi di salah satu bank syariah di Indonesia menjabarkan peran lembaga zakat utamanya para Da’i dalam mengentaskan kemiskinan. Khususnya ia bertumpu pada pola masyarakat urban di pedesaan.
Terkait masalah pertanian di desa yang ia hubungkan dengan kisah Nabi Yusuf, ia menerangkan jika da’i itu selayaknya mencontoh dakwah Nabi Yusuf. Mereka harus bisa menjadi solusi para petani di desa yang notabenenya adalah sasaran Dakwah.
“Kalau bahasa saya sih tidak mungkin orang mau mendengarkan apa yang kita ucapkan jika perut mereka saja kelaparan,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia mengajak agar da’i sekarang harus bertransformasi dari dakwah yang biasa ke dakwah yang bisa membawa teladan dan perubahan. “Kita modali dai kita dengan multi knowledge. Dakwah di desa ya harus paham kultur budaya mereka, begitu pun juga di daerah kota. Kemiskinan di desa berbeda dengan di kota, maka yang kita harapkan dai bisa menjadi solusi pengentasan kemiskinan di dua lokasi ini,” tukasnya.
Ia menambahkan, jika Wahdah yang notabenenya adalah ormas dakwah, maka sudah sepantasnya juga membekali da’i-da’i mereka dengan modal pengetahuan yang corongnya terimplikasi pada pengentasan kemiskinan baik di daerah homogen (desa) maupun di daerah heterogen (kota).[*]
Rep: Zulkifli Tri Darmawan
Editor: Absaid