Hari valentine merupakan hari yang sepesial bagi sebagian orang, mereka menganggap hari ini adalah saatnya seseorang memberikan kasih sayang kepada orang lain terutama kekasihnya.

Hari valentine ini banyak diminati oleh masyarakat, kebanyakan yang menggandrungi hari yang dianggap spesial ini adalah kawula muda. Lantas bagaimana pandangan islam terhadap hari tersebut? Lalu bagaimana sebenarnya sejarah awal mula valentine days tersebut?

Banyak diantara kita yang hanya bersikap latah saja, ikut-ikutan walaupun tidak mengetahui sejarah valentine days, walaupun hanya secuil dari sejarah singkat, dikutip dari beberapa sumber bahwa sejarah hari valentine ini pertama datang dari salah seorang pendeta yang berasal dari Roma bernama Valentine, pendeta memiliki akhir mengenaskan dalam kehidupannya. Sang pendeta Valentine dihajar dan berakhir ditiang pancung pada tanggal 14 Februari 278 Masehi.

Eksekusi ini adalah sebuah hukuman karena si Valentine menentang kebijakan seorang Kaisar waktu itu bernama Claudius II.

Sejarah mencatat bahwa Claudius II ini adalah kaisar yang kejam setelah membuat Roma masuk keberbagai pertempuran berdarah. Dan agar kekaisaran Roma selalu menang dalam peperangan sang Kaisar harus memiliki para tentara yang kuat. Namun hal tersebut mustahil untuk diwujudkan, karena bala tentaranya enggan pergi ke pertempuran berdarah karena terikat pada istri atau kekasih mereka. Karenanya Claudius II melarang semua bentuk pernikahan serta pertunangan yang ada pada Roma pada waktu itu.

Ternyata pendeta ini secara diam-diam menikahkan pasangan muda. Akhirnya tindakan ini ketahuan dan nasib pendeta berakhir ditiang pancung pada tanggal 14 februari.

(Dikutip dari The Journal of Romance to this volume 98 2008 oleh J.A North).

Kemudian, kita sebagai ummat islam juga dilarang bertasyabbuh kepada orang-orang kafir Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa menyerupai suatu kaum, berarti ia termasuk golongan mereka” (H.R. Abu Daud dan Ahmad)

Juga termasuk sengaja menjual atau membeli barang-barang untuk kebutuhan hari valentine hukumnya haram baik itu berupa makanan, minuman, produk, hadiah, surat, iklan dan sebagainya, karena semua ini termasuk tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan serta maksiat terhadap Allah dan RasulNya, sementara Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman,

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaNya” [Q.S. al-Ma’idah : 2]

Kemudian juga realita yang terjadi dilapangan banyaknya terjadi perzinahan dihari valentine ini, bahkan tidak jarang toko-toko yang membuat diskon khusus untuk pembelian item coklat pada beberapa hari sebelumnya, juga yang lebih miris lagi ada yang menjual paket coklat, dilengkapi alat kontrasepsi untuk berhubungan intim waliyyazubillah.

Bahkan ironisnya masyarakat biasa mengenal hari valentine ini sebagai hari perzinahan didunia dan mereka tetap membiarkan putri-putri mereka dibawa laki-laki yang bukan mahromnya dan orang tuanya tidak terlalu mengenal baik laki-laki tersebut.

Bahkan berberapa orang tua yang tidak paham tentang agamanya sendiri, dia sedih apabila putrinya tidak memiliki teman laki-laki dihari tersebut.

Maka sungguh betapa besarnya fitnah yang terjadi pada zaman kita ini, wallahul musta’an.

Bahkan beberapa orang sibuk mencari-cari fatwa ulama yang tergelincir kemudian mengatakan bahwa valentine days itu sah-sah saja dan boleh, maka ia juga jatuh kedalam dosa, dan tentusaja pendapat ulama yang mengatakan boleh tadi adalah pendapat yang syaad (tidak boleh diikuti) yang menyelisihi ribuan ulama ahlussunnah waljamaah yang tetap berpegang teguh pada prinsip salafus shalih.

Maka hendaknya kita sebagai seorang muslim berpegang teguh dengan al-qur’an dan as-sunnah dalam semua kondisi, terlebih pada saat terjadinya fitnah dan banyaknya kerusakan seperti ini.

Dan juga Hendaknya kita benar-benar waspada agar tidak terjerumus ke dalam kesesatan ummat-ummat lain yang dimurkai, orang-orang yang sesat dan orang-orang fasik yang tidak mengharapkan kehormatan dari Allah dan tidak menghormati Islam.

Dan hendaknya seorang muslim kembali kepada Allah Rab semesta alam dengan memohon rahmat dan petunjukNya serta keteguhan untuk menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.

Sesungguhnya, tidak ada yang dapat memberi petunjuk selain Allah dan tidak ada yang dapat meneguhkan dalam petunjukNya selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hanya Allah lah yang kuasa memberi petunjuk.

Semoga kita semua selalu diberikan petunjuk untuk selalu tegar diatas agama islam berlandaskan al-qur’an dan as sunnah.

____________
Oleh : Yoshi Putra Pratama S.H.

– Mahasiswa UIM KSA
– Alumni STIBA Makassar

Artikulli paraprakKapan Istri Boleh Meminta Cerai?
Artikulli tjetërFaktor Penyebab Futur (21): Penyakit Hati dan Syahwat Tersembunyi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini