MAKASSAR, wahdah.or.id – Seminar Parenting Keluarga Tangguh di Era Digital yang digelar di Asrama Haji Sudiang, Kota Makassar, pada Kamis, (5/12/2024).
Mengangkat isu penting mengenai tantangan yang dihadapi keluarga di zaman digital. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian pembukaan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) XVII Wahdah Islamiyah yang menghadirkan salah satu pakar parenting nasional asal Yogyakarta ustaz Cahyadi Takariawan.
Dalam seminar ini, ia menghadirkan data yang mengejutkan tentang kondisi psikologis masyarakat Indonesia. Salah satu yang mencengangkan adalah angka depresi yang diperkirakan mencapai 9 juta orang, dengan satu kasus bunuh diri terjadi setiap jam. Ia menyampaikan, para ahli sepakat bahwa kondisi ini tidak bisa dipisahkan dari pengaruh internet, termasuk media sosial (medsos), yang turut memperburuk keadaan.
“Penyebab utama kondisi ini adalah ketidakmampuan berbagai pihak, termasuk lembaga pendidikan dan keluarga, dalam mengendalikan dampak dari perkembangan teknologi. Internet dan medsos seolah telah menjadi tantangan besar yang sulit dibendung oleh lembaga-lembaga resmi, bahkan oleh pemerintah sekalipun,” ungkapnya.
Seminar ini juga menekankan pentingnya ketahanan keluarga sebagai kunci untuk menghadapi tantangan tersebut. Ustaz Cahyadi juga menegaskan bahwa menjaga ketahanan keluarga di era digital dimulai dengan memperbaiki kualitas individu, baik laki-laki maupun perempuan, serta hubungan antar anggota keluarga.
“Kita harus mengkondisikan diri sendiri sebelum bisa mengkondisikan keluarga,” jelasnya.
Bahkan, ia menambahkan, dalam dunia yang terus berubah dan berkembang pesat ini, penting bagi setiap individu dalam keluarga untuk memiliki kemampuan untuk beradaptasi.
“Teknologi selalu berkembang, satu teknologi muncul, teknologi lain lebih maju lagi. Ini adalah tantangan yang harus dihadapi keluarga untuk tetap tangguh,” lanjutnya.
Dalam penyampaiannya, ia mengapresiasi langkah Wahdah Islamiyah yang memiliki bidang ketahanan keluarga yang aktif menyuarakan pentingnya pengelolaan hubungan keluarga yang sehat. Salah satu masalah besar yang dihadapi masyarakat saat ini adalah pengaruh buruk dari media sosial, yang sering kali membuat pasangan merasa tidak cocok. Hal ini kata dia, turut andil berkontribusi pada meningkatnya angka perceraian di Indonesia ditahun 2023.
“Orang sering menganggap pernikahan itu harus berdasarkan kecocokan. Padahal, yang penting adalah kemampuan pasangan untuk saling menemukan titik temu dan membangun pola kepemimpinan dalam rumah tangga yang baik.” tuturnya.
Ia memberikan analogi bahwa suami-istri bagaikan pilot dan co-pilot yang harus bekerja sama, bukan saling bertentangan. Jika mereka saling keras kepala, maka yang akan merasakan dampaknya adalah seluruh keluarga, bagaikan penumpang dalam pesawat.
Seminar ini mengajak setiap keluarga untuk merenung dan memperkuat ketahanan mereka, dengan mengutamakan kualitas hubungan antar anggota keluarga, serta mampu menjaga keharmonisan di tengah pengaruh teknologi yang semakin dominan dalam kehidupan sehari-hari.