Diantara nama-nama Allah yang indah dan mulia adalah Ar-Raaziq dan Ar-Razzaq, Nama Ar-Raaziq disebutkan 5 kali di dalam Al-Qur’an, salah satunya adalah firman Allah:
ﭣوَارْزُقْنَا وَأَنْتَ خَيرُ الرَّازِقِينَ
Artinya:”Dan berilah kami rezeki, dan Engkau sebaik-baik Pemberi rezeki”.[QS. Al-Maidah 114].
Sedangkan Nama Ar-Razzaq disebutkan 1 kali, yaitu firman Allah:
إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
Artinya:”Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh”.[QS. Adz-Dzariyat 58].
Rezeki yang senantiasa mengalir kepada seluruh makhluk hidup merupakan anugerah dari Allah –Azza wa Jalla-, Dialah yang menanggung seluruh kebutuhan makhlukNya dan menentukan setiap kadarnya bagi setiap jiwa, dan menjamin sampainya rezeki kepada setiap yang berhak pada waktu yang telah ditentukan, dan tidaklah meninggal setiap makhluk kecuali telah menerima kadar rezekinya dengan sempuna, hal ini merupakan salah satu makna dari nama Allah Ar-Raaziq dan Ar-Razzaq.
JENIS-JENIS REZEKI
Rezeki terbagi menjadi 2 jenis:
Pertama: Rezeki Duniawi dan Badan
Pengertian dari rezeki jenis ini adalah anugerah Allah kepada seluruh makhlukNya berupa nikmat duniawi, seperti: harta, isteri, anak-anak, kendaraan, tempat tinggal, jabatan dsb. Rezeki jenis ini dianugerahkan kepada seluruh makhluk tanpa pandang bulu, Allah memberikannya kepada seorang muslim, kafir, ustadz, penjahat, orang berkulit putih, hitam, ataupun merah dsb, Allah berfirman:
كُلا نُمِدُّ هَؤُلاءِ وَهَؤُلاءِ مِنْ عَطَاءِ رَبِّكَ وَمَا كَانَ عَطَاءُ رَبِّكَ مَحْظُورًا
Artinya:”Semua makhluk Kami bagikan pemberian (rezeki) Rabbmu, dan Pemberian Rabbmu tidak dapat dihalangi”.[QS. Al-Isra’ 20].
Hasan Al-Bashri menafsirkan ayat diatas dengan mengatakan:”Semua makhluk kami berikan kenikmatan dunia (harta dll), baik ia muslim ataupun kafir”.[ Tafsir At-Thabari 17/411].
Bahkan lebih dari itu, Allah juga menanggung dan memberikan rezeki serta makanan untuk seluruh hewan dan tumbuhan yang ada di muka bumi ini, sebagaimana yang telah Allah jelaskan di dalam firmanNya:
وَكَأَيِّنْ مِنْ دَابَّةٍ لا تَحْمِلُ رِزْقَهَا اللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Artinya:”Dan berapa banyak hewan yang tidak dapat mengurus rezekinya, Allah-lah yang mengurus dan memberikannya, dan juga (mengurus dan memberikan) kepadamu, sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.[QS. Al-Ankabut 60].
Olehnya, rezeki dan kenikmatan jenis ini bukanlah ukuran dan timbangan kemuliaan seorang hamba di hadapan Allah, sebagaimana firman Allah:
فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ (15) وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ
Artinya:”Adapun manusia, apabila Allah mengujinya dengan kenikmatan dunia (harta dsb) maka ia mengatakan: sesungguhnya Allah telah memuliakanku#Dan apabila Allah mengujinya dengan menyempitkan rezekinya, maka ia mengatakan: sesungguhnya Allah telah menghinakanku#Sekali-kali tidak!!”.[QS. Al-Fajr 15-16].
Maka, tidak semua orang yang diberi keluasan rezeki dan kelapangan nikmat di dunia adalah orang dimuliakan oleh Allah, dan tidak semua orang yang diuji dengan kesempitan harta dan keterbatasan nikmat materi adalah yang dihinakan oleh Allah, karena sejatinya kekayaan, kefakiran, kelapangan rezeki dan kesempitannya adalah bentuk ujian Allah kepada para makhlukNya.[Fiqh Asmaul Husna, Abdurrazzaq Al-Badr, Hal. 130].
Kedua: Rezeki Rohani dan Hati
Yaitu kenikmatan dan anugerah Allah kepada para hambaNya yang bermanfaat bagi kesehatan hati, berupa: ilmu syar’i, keimanan, ketakwaan, pemahaman yang benar (aqidah), ketaatan dsb, yang bermanfaat bagi kemashlahatan agama. Dan rezeki jenis ini adalah anugerah khusus bagi orang-orang yang beriman, Allah berfirman:
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
Artinya:”Katakanlah, dengan karunia Allah dan RahmatNya, dengannya hendaknya kalian bergembira, sesungguhnya hal tersebut lebih baik daripada yang kalian kumpulkan”.[QS. Yunus 58].
Ibnu Katsir menafsirkan kalimat (بِفَضْلِ اللَّهِ) dan (وَبِرَحْمَتِهِ) dalam ayat diatas dengan mengatakan:”Maksudnya: dengan yang datang kepada mereka dari Allah berupa petunjuk (ilmu) dan agama yang benar, hendaknya mereka bergembira”.[Tafsir Ibnu Katsir 4/275].
Abdullah bin Mas’ud –radhiyallahu ‘anhu- mengatakan:
إنَّ اللهَ تَعَالَى قَسَّمَ بَيْنَكُمْ أَخْلاَقَكُمْ، كَمَا قَسَّمَ بَيْنَكُمْ أَرْزَاقَكُمْ.
Artinya:”Sesungguhnya Allah membagikan kepada kalian akhlak, sebagaimana Dia membagi rezekiNya kepada kalian”.[HR. Bukhari di Adab Mufrad, No: 275].
Dan seakan Imam Malik rahimahullah mengamini ucapan diatas, beliau mengatakan:
إِنَّ اللهَ قَسَّمَ الأَعْمَالَ كَمَا قَسَّمَ الأَرْزَاقَ
Artinya:”Sesungguhnya Allah membagikan amalan-amalan (kepada kalian) sebagaimana membagikan rezeki”.[Siyar A’lam Nubala’ 8/114].
Jika ditinjau dari perspektif lain, rezeki dibagi menjadi 2 jenis lagi, yaitu:
Pertama: Rezeki di Dunia.
Yaitu rezeki yang dinikmati oleh para hamba Allah ketika hidup di dunia, dan rezeki jenis ini mencakup dua (2) jenis rezeki yang telah dipaparkan di atas.
Kedua: Rezeki di Akhirat.
Maksudnya adalah kenikmatan yang Allah curahkan kepada para hambaNya yang sholeh di Akhirat, dimulai dari kenikmatan di alam kubur dan berakhir dengan kenikmatan abadi di SurgaNya, Allah berfirman:
وَلا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
Artinya:”Jangan engkau mengira (bahwa) yang wafat di jalan Allah benar-benar mati, namun sesungguhnya mereka hidup di sisi Rabbnya (dalam keadaan) diberi rezeki”.[QS. Ali Imran 169].
Perlu untuk diketahui, bahwa kunci untuk memperoleh kenikmatan akhirat dan kebahagiaannya adalah “rezeki rohani” yang telah dipaparkan diatas, yaitu berupa keimanan kepada Allah dan amal sholeh yang dilandasi dengan ilmu syar’i yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah, Allah berfirman:
وَمَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ يُرْزَقُونَ فِيهَا بِغَيْرِ حِسَابٍ
Artinya:”Dan barang siapa yang beramal sholeh, baik laki-laki ataupun wanita dan dia dalam keadaan beriman, maka mereka (berhak) masuk ke dalam surga, dan diberi rezeki di dalamnya dengan tanpa batasan”.[QS. Ghafir 40].
oleh Ustadz Lukmanul Hakim Lc