Apa itu Kitābul Jāmi’?
Kitābul Jāmi’ adalah bagian paling akhir dari Bulūghul Marām min Adillatil Ahkām yang disusun oleh Al-Hāfizh Ibnu Hajar al-‘Asqalāni rahimahullāh. Penamaan Kitāb pada Kitābul Jāmi’ juga pada Kitāb Thaharah, Kitāb Shalat dan lainnya, bukan bermakna buku. Tapi itu merupakan metode yang digunakan oleh Al-Hāfizh Ibnu Hajar rahimahullāh dalam menyusun bukunya ini. Bukunya ini dibagi dalam beberapa kitab. Pada setiap kitab ada bab. Kemudian dalam bab ada hadits. Maka ada Kitāb Thaharah, Kitāb Shalat dan seterusnya sampai Kitābul Jāmi’
Apa isi Kitab Bulūghul Marām min Adillatil Ahkām?
Kitab Bulūghul Marām min Adillatil Ahkām adalah buku kumpulan hadits-hadits Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam yang menjadi landasan hukum fiqih, dengan urutan bahasan sebagai berikut:
Pada bagian fiqih ibadah, berisi:
- Thaharah
- Shalat
- Jana-iz (Jenazah)
- Zakat
- Shiyam (Puasa)
- Haji
Sedangkan pada bagian fiqih mu’amalah, berisi:
- Buyu’ (Jual Beli)
- Nikah
- Thalaq
- Jinayat
- Hudud
- Jihad
- Ath’imah (makanan)
- Al Aymān wan Nudzūr (Sumpah dan nadzar)
- Al Qadla'(peradilan)
- al ‘Itq (perbudakan)
Setelah itu masuk bahasan terakhir yaitu Kitābul Jāmi’.
Ada hal menarik untuk dicermati…
Al-Hāfizh Ibnu Hajar al-‘Asqalāni rahimahullāh menempatkan Kitābul Jāmi’ di bagian paling belakang dari Kitab Bulūghul Marām. Padahal, Kitābul Jāmi’ ini tidak ada hubungannya dengan Adillatil Ahkām (hadits-hadits yang jadi landasan bahasan hukum fiqih), tetapi lebih erat hubungannya dengan masalah adab dan akhlak, serta tentang dzikir dan do’a.
Dengan Kitābul Jāmi’ ini, seakan Al-Hāfizh Ibnu Hajar rahimahullāh ingin memberi isyarat kepada setiap muslim terutama para penuntut ilmu yang sudah selesai belajar Adillatil Ahkām (dalil-dalil yang jadi landasan hukum fiqih) agar menghiasi dirinya dengan akhlak dan adab. Menghiasi dirinya dengan adab, perbuatan baik, zuhud, wara’, menghindari akhlak tercela, menghiasi diri dengan akhlak terpuji dan rajin berdzikir dan berdo’a.
Isi Kitābul Jāmi’
Al-Jāmi’ dalam bahasa Arab artinya “yang mengumpulkan” atau “yang menghimpun”.
Kitābul Jāmi’ ini mengumpulkan atau menghimpun 6 bab yang berkaitan dengan akhlak, yaitu:
- Bab Pertama – Bābul Adab. Berisi: 16 hadits. Hadits no 1437-1453 dalam Bulūghul Marām atau hadits no 1-16 dalam Kitābul Jāmi’.
- Bab Kedua – Bābul Birr wash Shilah, tentang berbuat baik dan silaturahim. Berisi: 14 hadits. Hadits no 1454-1467 dalam Bulūghul Marām atau hadits 17-30 dalam Kitābul Jāmi’.
- Bab Ketiga – Bābuz Zuhdi wal Wara’, tentang sifat zuhud dan wara’. Berisi: 11 hadits. Hadits no 1468-1478 dalam Bulūghul Marām atau hadits no 31-41 dalam Kitābul Jāmi’.
- Bab Keempat – Bābut Tarhiib min Masāwi-il Akhlāq, mengingatkan dari akhlaq-akhlaq yang buruk. Berisi: 40 hadits. Hadits no 1479-1518 dalam Bulūghul Marām atau hadits no 42-81 dalam Kitābul Jāmi’.
- Bab Kelima – Bābut Targhiib min Makārimil Akhlāq, tentang anjuran atau motivasi untuk memiliki akhlak mulia. Berisi: 19 hadits. Hadits no 1519-1537 dalam Bulūghul Marām atau hadits no 82-100 dalam Kitābul Jāmi’.
- Bab Keenam – Bābudz Dzikir wad Du’ā’, tentang dzikir dan do’a. Berisi: 31 hadits. Hadits no 1538-1568 dalam Bulūghul Marām atau hadits no 100-131 dalam Kitābul Jāmi’.
Jadi jumlah keseluruhan hadits Kitābul Jāmi’ ini, ada 131 hadits.
Penomoran di atas merujuk pada cetakan Bulūghul Marām yang ditahqiq dan ditakhrij oleh Syekh Samiir bin Amiin al-Zuhairi. Jadi, Kitābul Jāmi’ ini mengumpulkan hadits-hadits yang berkaitan dengan Tazkiyatun Nufus dan Adab yang menjadi pedoman dalam memperbaiki perilaku.
Oleh karena itu, hadits-hadits yang terdapat dalam Kitābul Jāmi’, sangat layak untuk mendapatkan perhatian kita semua dengan dibaca, dihapal, dipelajari kandungannya, dihayati, diamalkan untuk selanjutnya didakwahkan.
Mudah-mudahan Allah Ta’ālā membimbing kita untuk bisa menapaki jalan mengikuti jejak Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Oleh : Ust. Ridwan Hamidi, Lc., M.P.I., M.A.