Mengenal Ahlussunah Wal Jama’ah (2): Asal-Usul Penamaan Ahlu Sunnah Wal Jama’ah

Date:

  1. Sebab Penamaan Ahlu Sunnah Wal-Jama’ah

Dari penjelasan kalimat sunnah dan al-Jama’ah, maka dapat kita katakan bahwasanya ahlu sunnah wal jama’ah adalah orang-orang yang senantiasa berjalan di atas petunjuk Nabi صلى الله عليه وسلم dan para sahabatnya serta orang-orang yang senantiasa mengikuti mereka dalam keyakinan, perkataan dan perbuatan. Mereka berpegang teguh dengan sunnah-sunnahnya, istiqomah dalam ittiba’ terhadapnya. Mereka menjauhi bid’ah di segala tempat dan zaman. Mereka akan senantiasa ada dan tertolong hingga hari kimat kelak. Maka mengikuti mereka adalah petunjuk dan menyelisihi mereka adalah kesesatan.

Adapun sebab penamaan mereka dengan nama ahlu sunnah wal jama’ah, karena mereka senantiasa menisbatkan diri mereka terhadap sunnah Nabi صلى الله عليه وسلم, mereka berpegang teguh terhadapnya dan selalu mengikutinya, yang zhahir maupun yang batin, dalam perkataan, perbuatan dan akidah (keyakinan). Dinamakan pula al-Jama’ah karena mereka senantiasa bersatu di atas kebenaran, tidak berpecah belah dalam beragama, senantiasa bersama mengikuti petuah imam-imam yang mengikuti kebenaran serta tidak berpisah dari mereka. Dan mereka senantiasa mengikuti apa yang telah disepakati oleh salaful ummah (para umat yang saleh terdahulu).[11]

  1. Nama dan Gelar-Gelar Ahlu Sunnah Wal Jama’ah

Ahlu sunnah wal jama’ah memiliki beberapa nama lain selain nama yang masyhur dikalangan umat ini. Ia biasa disebut ahlu sunnah, ahlu al-Jama’ah dan al jama’ah. Nama-nama ini, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, juga pernah di sebutkan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم ketika meyebutkan hadits iftiraq. Beliau bersabda:

ان أهل الكتابين افترقوا في دينهم على ثنتين وسبعين ملة وان هذه الأمة ستفترق على ثلاث وسبعين ملة يعني الأهواء كلها في النار الا واحدة وهي الجماعة

Sesungguhnya dua ahli kitab (Yahudi dan Nashrani) telah terpecah belah dalam agama mereka sebanyak tujuh puluh dua golongan. Adapun umat ini, akan terpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan. Mereka adalah para pengikut hawa nafsu. Semuanya masuk neraka kecuali yaitu al jama’ah.”[12]

Selain nama-nama itu pula, masih ada nama-nama ahlu sunnah wal jama’ah yang lain. Yaitu:

  1. Al-Ghuraba

Nama ini sebagaimana sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم:

بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاء

Islam datang dalam keadaan asing, lalu akan kembali menjadi asing, maka beruntunglah orang-orang yang asing itu.”[13]

Dalam riwayat imam Ahmad rahimahullah disebutkan:

بدأ الإسلام غريبا ثم يعود غريبا كما بدا فطوبى للغرباء قيل يا رسول الله ومن الغرباء قال الذين يصلحون إذا فسد الناس

Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali menjadi asing maka beruntunglah orang-orang yang asig itu.” Para sahabat bertanya, “wahai Rasulullah siapakah yang asing itu?” beliau bersabda, “mereka adalah  orang-orang yang senantiasa mengadakan ishlah (perbaikan) ketika orang-orang telah rusak (agama dan akhlaknya-pent).” [14]

Rasulullah صلى الله عليه وسلم juga bersabda:

يأتي على الناس زمان الصابر فيهم على دينه كالقابض على الجمر

Akan tiba suatu zaman dikalangan manusia, dimana orang-orang yang bersabar untuk berpegang teguh pada agamanya seperti orang-orang yang menggengam bara api.”[15]

  1. Ath-Thoifah al-Manshurah

Pengambilan nama ini juga berdasar pada hadits yang mulia. Diriwayatkan bahwa Rasululah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda:

لا تزال طائفة من أمتي منصورين لا يضرهم من خذلهم حتى الساعة

Akan senantiasa ada kelompok dikalangan umatku yang mendapatkan pertolongan. Tidak akan ada satupun dari kalangan yang menghinakan mereka bisa memberikan mudharat pada mereka hingga datangnya hari kimat.”[16]

  1. As-Salafu Ash-Sholeh

Secara bahasa, kata salaf bermakna at taqaddum (sesuatu yang lampau). Adapun secara istilah, para ulama akidah memutlakkannya pada tiga generasi awal yaitu para sahabat, tabi’in dan atbau at-tabi’in. Semua mereka berada pada zaman yang utama.[17]

Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ

Sebaik-baik manusia adalah yang hidup di zamanku (sahabat), kemudian orang-orang yang hidup setelah mereka (tabi’in), lau orang-orang yang hudup setelah masa mereka lagi (atbau at-tabi’in).”[18]

Sehingga orang-orang yang mengikuti manhaj tiga generasi utama ini disebut salafi atau salafiyyun. Salafi bukanlah kelompok sesat sebagaimana pemahaman masyarakat yang berkambang selama ini. Ia biasa digandengangkan dengan nama wahabi sehingga masyhurlah istilah “salafi wahabi”.

Hakikatnya, istilah “salafi wahabi” adalah istilah yang dilemparkan orang-orang syiah di tengah masyarakat untuk memecah belah kaum muslimin. Akhirnya, kaum muslimin pun terfitnah dengan istilah itu, lalu ikut-ikutan menjelek-jelekkan istilah mulia ini. Wahabi sendiri diambil dari nama seorang ulama yang kembali memurnikan akidah umat ini dari kesyrikan dan penghambaan diri terhadap kuburan. Dia adalah Muhammad Ibnu Abdil Wahhab at-Tamimi rahimahullah.

Salafi bukanlah satu kelompok tertentu yang menamakan kelompok mereka dengan nama salafi namun praktek kehidupan sehari-hari mereka jauh dari manhaj dan akhlak salafu ash-sholeh. Tidak cukup dengan hanya sekedar pengakuan akan nama ini sehingga ia disebut seorang salafi, tapi harus sesuai dalam segala aspek kehidupan mereka, baik akidah, manhaj ataupun akhlak.

Begitu banyak saat ini yang menisbatkan diri mereka dengan istilah salafi, namun sifatnya lebih kejam dari orang-orang khawarij. Begitu banyak hari ini yang mengaku sebagai salafi,namun kebenciannya terhadap saudaranya yang muslim menyamai kebenciannya terhadap kafir bahkan melebihinya.

Sebagian orang juga menganggap bahwa penamaan ini adalah penamaan yang baru dalam agama ini, padahal nama ini sudah disebutkan oleh ulama-ulama sebelumnya.

Adalah al-Hafizh adz-Dzahabi rahimahullah berkata:

وَصَحَّ عَنِ الدَّارَقُطْنِيِّ أَنَّهُ قَالَ:مَا شَيْءٌ أَبغضُ إِلَيَّ مِنْ عِلمِ الكَلاَمِ. قُلْتُ:لَمْ يَدْخلِ الرَّجُلُ أَبداً فِي علمِ الكَلاَمِ وَلاَ الجِدَالِ، وَلاَ خَاضَ فِي ذَلِكَ، بَلْ كَانَ سلفيّاً

Dan telah benar dari imam ad-Daruquthni rahimahullah, bahwasanya dia berkata, “tidak ada sesuatu yang paling aku benci dari ilmu kalam (filsafat).”  Aku berkata: tidaklah seseorang menjauhi ilmu kalam, meninggalkan perdebatan dan ia tidak mau tenggelam di dalamnya kecuali ia adalah seorang salafi.”[19]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:

لَا عَيْبَ عَلَى مَنْ أَظْهَرَ مَذْهَبَ السَّلَفِ وَانْتَسَبَ إلَيْهِ وَاعْتَزَى إلَيْهِ بَلْ يَجِبُ قَبُولُ ذَلِكَ مِنْهُ بِالِاتِّفَاقِ . فَإِنَّ مَذْهَبَ السَّلَفِ لَا يَكُونُ إلَّا حَقًّا

Bukanlah aib bagi siapa saja yang menampakkan mazhab salaf dan menisbatkan dirinya padanya. Bahkan wajib menerima itu darinya berdasarkan kesepakatan. Karena sesungguhnya mazhab salaf tidaklah ia ada melainkan ia adalah kebenaran.”[20]

Imam Abu Ja’far Ahmad Ibnu Muhammad ath-Thohawi rahimahullah berkata dalam kitabnya Aqidatu ath-Thohawiyyah:

وعلماء السلف من السابقين، ومن بعدهم من التابعين أهل الخير والأثر، وأهل الفقه والنظرلا يذكرون إلا بالجميل، ومن ذكرهم بسوء فهو على غير السبيل.

Dan para ulama salaf dari para pendahulu dan orang-orang setelah mereka dari kalangan tabi’in –para ahli al-khair dan ahlu al-atsar serta ahli fiqih- tidaklah mereka disebut kecuali dengan keindahan. Dan jika ada yang menyebut mereka dengan keburukan, maka dia tidak berada pada jalan ini (jalan yang benar-pent).”[21]

  1. Al-Firqatu an-Najiyah

Al-Firqatu an-najiyah bermakna kelompok yang selamat. Penamaan ini juga bersumber pada hadits Nabi صلى الله عليه وسلم pada hadits iftiraq. Beliau bersabda:

ان أهل الكتابين افترقوا في دينهم على ثنتين وسبعين ملة وان هذه الأمة ستفترق على ثلاث وسبعين ملة يعني الأهواء كلها في النار الا واحدة وهي الجماعة

Sesungguhnya dua ahli kitab (Yahudi dan Nashrani) telah terpecah belah dalam agama mereka sebanyak tujuh puluh dua golongan. Adapun umat ini, akan terpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan. Mereka adalah para pengikut hawa nafsu. Semuanya masuk neraka kecuali yaitu al jama’ah.”[22]

Pada hadits tersebut, Rasulullah صلى الله عليه وسلم menyebutkan tujuh puluh dua kelompok dalam islam yang akan masuk neraka. Satu saja dari kelompok itu yang akan selamat dari keburukan bid’ah, kesesatan dan siksa api neraka. Inilah wajah pendalilan sehingga ia (ahlu sunnah wal jama’ah) disebut al-firqatu an-najiyah (kelompok yang selamat)

  1. Ahlu al-Atsar

Mereka disebut juga ahlu al-atsar karena mereka senantiasa mengambil dan mengikuti atsar yang ditinggalkan, yaitu sunnah-sunnah Nabi صلى الله عليه وسلم dan apa yang datang dari para sahabat-sahabat Nabi صلى الله عليه وسلم.

  1.   Ahlu al-Hadits

Ahlu sunnah wal jama’ah disebut juga ahlu al-hadits karena mereka senantiasa mengambil hadits-hadits Nabi صلى الله عليه وسلم secara periwayatan dan dirayah. Mereka mengikutinya tanpa mempertanyakan maksud dan tujuan dari hadits tersebut, karena mereka yakin bahwasanya semua perintah dan larangan yang datang dari Rasulullah صلى الله عليه وسلم adalah kebaikan.

  1. Ahlu al-Ittiba’

Mereka disebut juga ahlu al-ittiba’ karena mereka senantiasa mengikuti apa yang datang dari Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan tidak beribadah kecuali sesuai yang dicontohkan oleh Rasulullah. (Bersambung insya Allah)- Muhammad Ode Wahyu-


 

[11] Diraasaatu Fi Manhaji Ahli as-Sunnah wal-Jama’ah yang dikumpulkan oleh guru kami fadhilatul ustadz Muhammad Yusran Anshar hafizhahullah: 4

[12] HR. Ahmad: 16979 (al-Maktabah asy-Syamilah)

[13] HR. Muslim: 389 (al-Maktabah asy-Syamilah)

[14] HR. Ahmad: 16736 (al-Maktabah asy-Syamilah)

[15] HR. Tirmidzi: 2260. Di shahihkan oleh syaikh al-Albani rahimahullah (al-Maktabah asy-Syamilah)

[16] HR. Tirmidzi: 2196, di shahihkan oleh syaikh al-Albani rahimahullah. (al-Maktabah asy-Syamilah)

[17] Diraasaatu Fi Manhaji Ahli as-Sunnah wal Jama’ah: 7

[18] HR. Bukhari: 2652, 3651, 6429. HR Muslim: 6635 (al-Maktabah asy-Syamilah)

[19] Siyar A’lam an-Nubala: 40/32 (al-Maktabah asy-Syamilah)

[20] Majmu’ Fatawa: 4/149 (al-Maktabah asy-Syamilah)

[21] Matnu al-Aqidatu ath-Thohawiyyah: 202 (al-Maktabah asy-Syamilah)

[22] HR. Ahmad: 16979 (al-Maktabah asy-Syamilah)

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

More like this
Related

Pondok Pesantren Abu Bakar Ash-Shiddiq: Wadah Baru untuk Pendidikan dan Dakwah Islam di Kawasan Bontobahari Bulukumba

BULUKUMBA, wahdah.or.id - Proses pembangunan Pondok Pesantren Abu Bakar...

Mitra Wahdah di Gaza: Terima Kasih Wahdah, Terima Kasih Indonesia

MAKASSAR, wahdah.or.id - Wahdah Islamiyah dan Komite Solidaritas (KITA)...

Rakyat Gaza Kembali Diserang, Wahdah Islamiyah Respon Kondisi Terkini dengan Aksi Bela Palestina

MAKASSAR, wahdah.or.id - Menjelang sepuluh hari terakhir Ramadan 1446...

Gagas Perubahan: Pemudi Wahdah Perkuat Kolaborasi Antar Komunitas di Ramadan Talk

MAKASSAR, wahdah.or.id - Sebanyak 70 pemuda perwakilan komunitas, remaja...