Jakarta (wahdah. Or.id)- Sabtu (26/11) Markaz Qur’an Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Wahdah Islamiyah (WI) Jakarta Utara menggelar Training Qur’an. Training yang mengangkat Muslim Jaman Now ini menghadirkan dua narasumber ustaz Syamsuddin, M. Pd.I (Pimpinan Pesantren Tahfidz Wahdah Islamiyah Bogor) dan Ustaz Fakhrizal Idriz, Lc (Da’i Wahdah Islamiyah DKI Jakarta).

Dalam materinya Ustaz Fakhrizal Idris menjelaskan tentang salah satu fungsi Al-Qur’an sebagai obat dan penawar bagi penyakit syahwat dan syubhat yang menimpa jiwa manusia. “Sebagaimana tubuh manusia dapat timbul penyakit maka jiwa atau ruh manusia juga berpenyakit, dan penyakit jiwa ada dua, yakni syahwat atau hawa nafsu dan syubhat”, ujar alumnus Fakultas Hadits Universitas Islam Madinah ini.

“Dan kedua penyakit tersebut dapat disembuhkan dengan Al quran”, lanjutnya. “Syahwat disembuhkan dengan cara menyalurkannya sesuai syari’at yang termaktub dalam Al-Qur’an, dan syubhat disembuhkan dengan ilmu dan kebenaran yang terbukti ada dalam Al-Qur’an”, imbuhnya.

Sementara Ustaz syamsuddin menguraikan tentang dampak dan akibat mengabaikan dan meninggalkan Al-Qur’an. “Mengabaikan dan meninggalkan Al-Qur’an merupakan perkara besar dan serius”, ujarnya. “Sebab Rasul pernah mengadukan kepada Allah perilaku kaum dan ummatnya yang meninggalkan Al-Qur’an, sebagaimana diabadikan dalam Al-Qur’an surat Al-Furqan ayat 30”, terangnya.

Selanjutnya kandidat Doktor Universitas Ibn Khaldun Bogor ini menyebutkan beberapa contoh sikap mengabaikan Al-Qur’an. “Mengabaikan atau meninggalkan Al-Qur’an diantaranya dengan tidak mengimani, tidak mendengarkan, tidak membaca dan mempelajari, serta tidak mengamalkan dan mengajarkan Al-Qur’an”, jelasnya.

Adapun dampak meninggalkan Al-Qur’an dapat mengakibatkan kesempitan hidup, terjatuh dalam kedzaliman dan kesesatan, serta mudah diperdaya oleh setan. “Pada level komunal, menjauhi dan mengabaikan Al-Qur’an merupakan sebab kehinaan suatu masyarakat serta kekalahan sebuah ummat dan bangsa”, imbuhnya.

Oleh karena itu sebagai solusinya setiap Muslim hendaknya kembali kepada Al-Qur’an dengan mempelajari dan mengajarkannya. “Kegiatan belajar dan mengajarkan Al-Qur’an harus jadi prioritas dalam agenda hidup kita, sebab ia merupakan syarat menjadi manusia terbaik di sisi Allah”, tegasnya. [sym]

Artikulli paraprakTabligh Akbar “Merajut Ukhuwah, Membangun Negeri” Wahdah Kendari
Artikulli tjetërMahasiswa STIBA Belajar Teknologi Pengolahan Sampah Organik

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini