Mencegah Tindak Kejahatan Terhadap Wanita

Date:

Kejahatan kerap terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan kejahatan telah terjadi sejak dahulu. Allah Ta’ala mengabadikan di dalam Al-Quranul karim, kisah kejahatan pertama di dunia diantara saudara senasab Qabil dan Habil yang termuat di dalam surah Al-Maidah ayat 27-31. Ialah bukti nyata sejarah panjang kehidupan manusia yang diliputi kejahatan.

Saat ini tindak dan tanduk kejahatan semakin hari semakin meluas dan beragam motifnya. Korbannya pun tidak lagi disasar berdasarkan kekayaan atau karena tendensius harta yang melimpah, tetapi juga beberapa diantaranya dilatarbelakangi motif semisal psikologis, politis dan lain sebagainya.

Ditinjau dari segi sosiologis, kejahatan adalah perbuatan atau tingkah laku yang selain merugikan si penderita, juga sangat merugikan masyarakat yaitu berupa hilangnya keseimbangan, ketentraman dan ketertiban. Sebab pada akhirnya tindak kejahatan tidak akan pernah memberikan rasa aman kepada setiap orang. Diantara objek yang menjadi sasaran empuk ialah perempuan. Selama 13 tahun terakhir misalnya, Komisi Nasional anti-Kekerasan terhadap Perempuan (KOMNAS Perempuan) mencatat sebanyak 400.939 kasus kejahatan terhadap perempuan diantaranya termasuk kawin paksa. Begitupun, KOMNAS Perempuan meyakini bahwa kasus kejahatan terhadap perempuan sesungguhnya lebih tinggi. Ini terjadi karena banyaknya kasus yang tidak dilaporkan. Pemahaman utuh atas tingkat kejahatan terhadap perempuan terhalang oleh ketiadaan data akurat dari seluruh Indonesia.

Meskipun kejahatan akan mengancam siapa saja baik laki-laki, perempuan, orang tua, anak-anak, orang kaya, orang miskin, penduduk kota, penduduk desa, namun khususnya pada perempuan, ancaman kejahatan menjadi berkali lipat dibanding pada kaum lelaki, apalagi yang sudah dewasa, muda dan segar bugar.

Dalam khazanah ilmu kriminologi, seorang kriminolog Erlangga Masdiana, MA menjelaskan bahwa perempuan adalah objek potensial victim atau korban kejahatan sebab umumnya mereka lemah secara fisik dan jarang memiliki kemampuan melakukan self protective, upaya pertahanan atau perlawanan diri.

Kenapa Wanita Sering Jadi Objek Kejahatan?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ

“Aku tidak meninggalkan satu fitnah pun yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah wanita.” (HR. Bukhari: 5096 dan Muslim: 2740)

Perempuan pada dasarnya menarik bagi lelaki. Sehingga tindak kejahatan yang bisa terjadi pada perempuan memiliki peluang yang lebih besar, dan karena ketertarikan lelaki pada fisik perempuan ini didukung pula oleh kondisi fisik lelaki yang umumnya lebih kuat dan sikap mereka yang umumnya lebih terbuka dan dominan dalam bertindak, hingga perempuanlah yang lebih banyak mengalami eksploitasi seks atau tindak kejahatan sexual harrastment (pelecehan seksual).

Beberapa hal yang patut dicatat dan menjadi ‘alarm’ pengingat khususnya wanita adalah faktor-faktor yang memicu seseorang untuk berlaku jahat ialah manakala ada indikator pendukung seperti tempat yang sunyi atau gelap serta si calon korban sendiri yang bertindak demonstratif atau tanpa teman atau nampak dalam kondisi uncertain (nampak ragu-ragu, takut-takut atau kebingungan-red) atau karena paduan beberapa sebab ini sekaligus. Juga mengenakan motif dan bentuk pakaian yang ‘seronok’ , terlalu terbuka, hingga menampilkan perhiasan-perhiasan dengan berbagai jenisnya akan sangat mudah dijadikan sasaran kejahatan.

Pencegahan yang utama

Mencegah lebih baik daripada mengobati, ialah ungkapan yang seringkali terdengar, mencegah sesuatu hal sebelum ia benar-benar terjadi. Inilah hal utama yang sangat efektif untuk meminimalisir terjadinya tindak kejahatan pada diri perempuan. Apalagi bagi orang-orang yang tergolong potensial victim, tindakan pencegahan terjadinya kejahatan harus selalu didahulukan. Sebab tidak semua perempuan memiliki kemampuan pertahanan yang baik saat mengalami tindak kejahatan. Bagi perempuan, selain sadar akan kondisi potensial victim tersebut, juga penting untuk meminimalisir segala unjuk kelemahan, kebingungan juga perilaki-perilaku demonstratif lain.

Mengikuti atau mengamalkan syariat adalah faktor penguat yang dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya tindak kejahatan. Nilai-nilai syariat yang menjadi tuntunan itulah yang menjadi perhatian perempuan dalam berkehidupan. Wanita beriman meyakini bahwa ada batasan-batasan yang harus dipatuhi untuk kemaslahatan diri.

Mengundang kejahatan dengan mempertontonkan kecantikan dengan segala pernak-perniknya adalah kasus yang paling banyak terjadi apalagi di zaman pesatnya penggunaan tekhnologi seperti media sosial. Perempuan harus perlu selalu aware akan keselamatan dirinya termasuk dengan menjaga adab-adab, akhlak dan tindakan-tindakan pencegahan sederhana lainnya. Membiasakan diri tidur dengan kamar terkunci, jendela tertutup, tidak keluar sendirian saat malam, serta rambu-rambu syariat lainnya.

Berikut ini diantara yang perlu untuk diperhatikan setiap muslimah agar terhindar dari tindak kejahatan;

Pertama, mengamalkan tuntunan Islam dalam bergaul misalnya adalah dengan menjaga pandangan. Menjaga adab berbicara dengan lawan jenis, menghindari khalwat (berdua-duaan) dengan lawan jenis yang bukan mahram dan adab lainnya.

Kedua, setiap muslimah perlu memperhatikan batas-batas penampakkan auratnya dan batas-batas pergaulannya pada mereka yang mahram dan bukan mahram.

Ketiga, bekali diri dengan bela diri. Selain faktor pencegahan, memiliki bekal keterampilan bela diri pun baik bila untuk jadi pilihan para perempuan demi menambah kemampuan mereka menjaga dan menyelamatkan diri. Bentuk dan jenis bela dirinya bisa macam-macam, sepanjang dia benar-benar merupakan sebuah seni bela diri yang berlandaskan pada keterampilan. Baik olah fisik secara keseluruhan, olah nafas atau olah tenaga.

Terakhir namun paling utama, sebagaimana hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَ

“Aku berlindung kepada kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya” [H.R Muslim 2708].

Tiada kebaikan atau kejahatan bisa menimpa kita kecuali semua berada di dalam kekuasaan Allah Ta’ala semata. Karena itulah kita perlu senantiasa berdoa dan berdzikir kepada Allah satu-satunya pelindung dan penolong bagi kehidupan kita. Walllahu a’lam.[]

Oleh: Fauziah Ramdani

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

More like this
Related

Buka Dapur Umum di Gaza Palestina, Ribuan Porsi Makanan Siap Saji Didistribusikan Se Khan Yunis

GAZA, wahdah.or.id – Momen gencatan senjata selama sepekan dimanfaatkan...

Ustadz Yusran Anshar Sebut Dakwah dan Tarbiyah Adalah Jihad yang Utama Sekarang

MAKASSAR, wahdah.or.id - Ketua Dewan Syariah Wahdah Islamiyah Ustaz...

Wahdah Islamiyah Ajak Kader Ikut Atasi Masalah Lingkungan dengan Menanam Pohon

MAKASSAR, wahdah.or.id - Musyawarah Kerja Nasional XVI Wahdah Islamiyah...

Hadiri Mukernas XVI Wahdah Islamiyah, Prof Waryono Dorong LAZ Lebih Optimal dalam Gerakan Zakat dan Wakaf

MAKASSAR, wahdah.or.id – Prof Waryono Abdul Ghafur, selaku Direktur...