Memperdalam Makna Islam

Date:

Mengenal Islam (ma’rifatul Islam) merupakan satu dari tiga aspek penting yang wajib diketahui dan dikenali serta diilmui oleh setiap Muslim. Sebagaimana dikatakan dalam Kitab Al-Ushul Al-Tsalatsah, setiap Muslim wajib mempelajari empat masalah, yaitu; Pertama, Ilmu, yakni ilmu tentang  mengenal Alllah (ma’rifatullah), ilmu  tentang Nabi-Nya (ma’rifatu Nabiyyihi), dan mengenal Agama Islam beserta dalil-dalilnya; Kedua, mengamalkan ilmu tersebut; Ketiga, Menda’wahkannya, dan Keempat, Bersabar. Yakni bersabar dalam melakukan ketiga hal yang disebutkan sebelumnya.

Jadi kewajiban pertama setiap Muslim adalah berilmu. Yakni mengilmui pengetahun tentang Allah, Nabi Muhammad dan Agama Islam.  Tulisan ini akan membahas poin ketiga dari tiga hal yang wajib diketahui, dikenali, dan diilmui oleh setiap Muslim, yakni mengenal Islam.

Pembahasan tentang ‘’mengenal Islam” dalam artikel ini adalah tentang makna Islam. Sebab hal ini merupakan aspek paling pokok dan mendasar dalam mengenal Islam. Yaitu dari aspek maknanya, baik secara bahasa, istilah, maupun makna kata dan lafal Islam dalam Al-Qur’an.

Secara bahasa (lughatan/etimologis) Islam merupakan bentuk masdar dari kata  أسْلَمَ  yang berarti menundukkan, menghadapkan wajah, berserah diri.

Aslama  berasal dari kata سَلِمَ    (selamat dan/atau menyelamatkan). Lalu dari kata salima terbentuk kata sallama yang artinya menyerahkan diri, salaam yang berarti keselamatan dan kesejahateraan, salim yang bermakna kedamaian dan sullam yang artinya tangga.

Dalam Al-Qur’an memiliki tiga makna, yaitu; tunduk, berserah diri, serta selamat dan menyelamatkan.

Berislam adalah Tunduk 

Tunduk kepada Allah Rabb semesta alam.  Tunduk kepada Allah yang menciptakan, menguasai, dan mengatur alam semesta beserta isinya. Makna Islam yang berarti ketundukan terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 112:

“(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menundukkan wajahnya (tunduk) kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Qs. Al-Baqarah:112).

Dalam Tafisrnya As-Sayyid mengatakan:

Islam bermakna tunduk/ patuh, taat dan mengikuti, yakni tunduk patuh kepada perintah Allah, taat kepada syariat-Nya serta mengikuti Rasul dan manhajnya. (Fi Dzilalil Qur’an, 1/378).

Dalam Al-Qur’an juga dinyatakan, seluruh alam semesta tunduk kepada hukum-hukum Allah. Bumi dan langit beserta seluruh isinya untuk pada ketentuan dan ketetapan hukum Allah.

“ . . . segala apa yang di langit dan di bumi itu tunduk kepada-Nya, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah-lah mereka dikembalikan . . . “. (Qs. Ali Imran:83).

Bagaimana makhluq hidup dan benda mati berislam (tunduk)?

Semua yang ada di langit dan dibumi adalah ciptaan Allah. Seluruh makhluq terikat dengan hukum sebab akibat. Air dipanaskan: Mendidih. Besi dipanaskan: Meleleh. Tanah digarap/ditanami: Menumbuhkan, dst.  Siapa yang mengatur semua mekanisme sebab akibat itu? Allah

Berislam adalah Pasrah dan Berserah iri

Aslama artinya masuk Islam juga bermakna berserah diri, yakni menyerahkan diri kepada Allah dan taat kepada hukum Allah tanpa tawar menawar.

Dalam Al-Qur’an kata Aslama terdapat dalam beberapa ayat diantaranya; Qs. Al-Baqarah ayat 112, Qs. Ali Imran ayat 20 dan 83, Qs An Nisa ayat 125, dan  Qs. Al-An’am ayat 14 dan 162-163.

Allah berfirman:

بَلَىٰ مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُۥ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُۥٓ أَجْرُهُۥ عِندَ رَبِّهِۦ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Qs. Al-Baqarah:112).

فَإِنْ حَآجُّوكَ فَقُلْ أَسْلَمْتُ وَجْهِىَ لِلَّهِ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِ ۗ وَقُل لِّلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْأُمِّيِّۦنَ ءَأَسْلَمْتُمْ ۚ فَإِنْ أَسْلَمُوا۟ فَقَدِ ٱهْتَدَوا۟ ۖ وَّإِن تَوَلَّوْا۟ فَإِنَّمَا عَلَيْكَ ٱلْبَلَٰغُ ۗ وَٱللَّهُ بَصِيرٌۢ بِٱلْعِبَادِ

Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: “Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku”. Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: “Apakah kamu (mau) masuk Islam”. Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.

Maksud ayat ini adalah:

Apabila mereka mendebatmu -wahai Rasul- tentang kebenaran yang diturunkan kepadamu, maka jawablah mereka dengan mengatakan, “Aku dan orang-orang mukmin yang mengikutiku berserah diri kepada Allah -Ta’ālā-.” Dan katakanlah wahai Rasul kepada orang-orang ahli kitab dan orang-orang musyrik, “Apakah kalian mau berserah diri kepada Allah secara ikhlas dan mau mengikuti agama yang kubawa?” Jika mereka mau berserah diri kepada Allah dan mengikuti syariatmu, berarti mereka telah mengikuti jalan yang benar. Tetapi jika mereka berpaling dari Islam, tugasmu hanyalah menyampaikan risalah yang engkau bawa, dan urusan mereka dikembalikan kepada Allah. Dia Maha Melihat kondisi hamba-hamba-Nya dan akan memberikan balasan kepada setiap orang menurut perbuatannya masing-masing.

أَفَغَيْرَ دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ [٣:٨٣]

قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ أَتَّخِذُ وَلِيًّا فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ يُطْعِمُ وَلَا يُطْعَمُ ۗ قُلْ إِنِّي أُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَسْلَمَ ۖ وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِينَ [٦:١٤]

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ [٦:١٦٢]

لَا شَرِيكَ لَهُ ۖ وَبِذَٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ [٦:١٦٣]

Islam dalam arti berserah diri; taat dan patuh  kepada syariat Allah  dengan beribadah kepada-Nya, berbuat baik dan menghindari dosa serta pasrah dan berserah diri kepada kehendak dan takdir-Nya.

Islam adalah Selamat dan Menyelamatkan

Islam berasal dari kata Aslama yang terbentuk dari kata Salima yang artinya selamat dan menyelamatkan.

Orang yang beragama Islam hidupnya akan selamat, karena menyelamatkan dirinya dari kekufuran dan kesyirikan.

Orang Islam juga selamat karena menyelamatkan dirinya dari kejahatan dan menyelamatkan orang lain dari kejahatan dirinya.

المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده

Muslim (sejati) adalah yang menyelamatkan Muslim lainnya dari gangguan lisan dan tangannya” (HR. Bukhari)

Berislam dengan Lisan artinya tidak mengeluarkan perkataan yang menyakitkan atau melukai perasaan orang lain. Tidak berdusta, tidak ber-ghibah, tidak mengumpat dan mencaci maki.

Berislam dengan tangan atau perbuatan maksudnya lebih luas lagi. Tidak menyakiti sesama Muslim dengan tangan.  Tidak mengganggu, tidak memukul, dan tidak melalukan perbuatan yang merugikan dan menggannggu sesama.

Alhasil, jika seorang Muslim telah berislam dengn benar dalam arti tunduk, dan beserah diri kepada Allah dengan beribadah kepada-Nya meninggalkan perbuatan syirik dan maksiat ia telah menyelamatkan dirinya dari segala keburukan dan kemunkaran. Muslim yang tidak berbuat munkar dan buruk terhadap dirinya, maka ia tidak akan berbuat jahat pada orang lain. Maka, berislam tidak hanya menyelamatkan diri sendiri, tetapi juga menyelamatkan orang lain lewat perkataan dan perbuatan. []

Syamsuddin Al-Munawiy
Syamsuddin Al-Munawiy
Beliau merupakan pimpinan Pondok Pesantren Tahfidz Wahdah Islamiyah (Tingkat SMA) Kab. Bogor dan Merupakan Asisten Ketua Umum Wahdah Islamiyah serta saat ini melanjutkan pendidikan Doktor Pendidikan Islam di Universitas Ibn Khaldun Bogor (UIKA).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

More like this
Related

Spesial! Angkat Tema “Bahagia”, PSR di Makassar Hadirkan Enam Pemateri Doktor Lulusan Timur Tengah

MAKASSAR, wahdah.or.id - Bulan Ramadan 1446 H/2025, kehadirannya kini...

Musyawarah Kerja Ke-XIV, Pejabat Bupati Apresiasi Peran Wahdah Islamiyah Bone di Bidang Keagamaan dan Sosial

BONE,wahdah.or.id - Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda) ke-XIV Wahdah Islamiyah...

Dihadiri Hingga 450 Peserta, Muslimah Wahdah Islamiyah Kendari Gelar Daurah Serentak di Depalan Kecamatan

KENDARI, wahdah.or.id - Menyambut bulan suci Ramadan 1446 H,...

Bupati Morowali Melalui Kabag Kesra: Wahdah Islamiyah Mitra Masyarakat dan Pemerintah

MOROWALI, wahdah.or.id - Sukses menggelar Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda)...