Secara jujur harus diakui bahwa kehadiran berbagai media sosial (medsos) banyak membantu kehidupan ummat manusia, terutama kemudahan berkomunikasi dengan komunikan di berbagai tempat. Salah satu layanan medsos yang sering digunakan adalah adalah “grup”, dengan grup medsos terjadilah share berbagai manfaat di antara para anggota grup sehingga jadilah media ini sebagai media beramal dan media silaturrahim.
Harus digaris bawahi  “medsos sebagai media silaturrahim” artinya dengan media ini diharapkan hubungan yang tadinya kurang tersambung dapat terhubung kembali seterusnya terawat dan makin kuat. Namun yang perlu diwaspadai adalah jangan sampai fungsi media ini berbalik menjadi media yang MERUSAK SILATURRAHIM, salah satu penyebabnya adalah diabaikannya etika Islami dalam melakukan percakapan (chat).

medsos

Etika Chat via Medsos

Secara umum Islam memberikan tuntunan dalam berkomunikasi, seperti sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:
Dari Abu Dzar radiyallahu ‘anhu; Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

… وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ» [سنن الترمذي: حسنه الألباني]

“Bertakwalah kamu dimanapun berada, ikutkanlah keburukan dengan melakukan kebaikan yang akan menghapuskannya, dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang mulia.” [Sunan at-Tirmidzi: di hukum Hasan oleh Syekh Al-Bani]

Berkomunikasi adalah bagian utama dari pergaulan, dan komunikasi yang baik (komunikasi sehat) adalah komunikasi yang menerapkan tuntunan akhlakul karimah yang dampaknya adalah memberikan pengaruh positif bagi ukhuwwah dan silaturrahim. Sedangkan komunikasi yang buruk (komunikasi sakit) adalah cara berkomunikasi yang membawa dampak negatif bagi ukhuwwah dan silaturrahim. Untuk terwujudnya pola kumunikasi yang sehat, ada beberapa etika yang hendaknya diperhatikan dalam berkomunikasi via medsos:

A. Etika bagi Sender (Pengirim)

1. Jika massage (pesan) yang dikirim berupa informasi, ilmu, gambar dan sejenisnya, niatkan sebagai amal shalih untuk mendapatkan ridha Allah, jauhkan niat untuk riya (pamer,  popularitas, mengharap like, pujian dll). Sungguh sangat disayangkan jika amal baik menjadi hilang nilainya karena riya’ via medsos
2. Hindari memposting tema-tema yang berpotensi merusak ukhuwwah dan silaturrahim. Hendaknya dipikirkan dan dipertimbangkan apakah pesan yg akan diposting membawa maslahat atau sebaliknya
3. Jika massage (pesan) yang dikirim berupa pertanyaan; hindari ungkapan yg bs menyinggung orang lain, biasakan menggunakan kata-kata yang sopan dan menghargai
4. Jauhi prasangka buruk jika tidak ada yang merespon pesan kita, sebab boleh jadi pesan yg tdk direspon karena hp rusak, paket data habis, tidak ada jaringan, sakit, sibuk dll
5. Jika pesan yang dikirim mendapatkan respon (jawaban, simbol emosi, dll) biasakan untuk berterima kasih dan mendoakan Jazakallahu khaeran atau minimal dengan ucapan syukron.

B. Etika bagi Receiver (Penerima)

1. Jika tidak ada udzur, biasakan diri untuk merespon pesan, minimal dengan simbol-simbol emosi yang terkait dengan pesan. Misalnya: simbol jempol, emosi sedih, emosi senang, tersenyum dll
2. Jauhi Kebiasaan CUEK dan enggan merespon pesan (walaupun bagi sender diharapkan tidak su’u dzon), namun secara manusiawi sikap ini bisa saja menimbulkan “perasaan kurang enak” dari sender. Dari sinilah biasanya tumbuh bibit penyakit yang bisa merusak ukhuwwah dan silaturrahim
3. Hindari dikriminasi (membeda-bedakan) dalam merespon pesan; memberi perhatian pada orang-orang tertentu, sedangkan yang lainnya diabaikan.

C. Etika bagi Sender dan Receiver

1. Biasakan diri untuk tidak memotong diskusi dan percakapan yang sedang berlangsung di grup, jika ada pesan yang sifatnya darurat agar bersabar dan meminta izin terlebih dahulu kepada anggota untuk menyela diskusi
2. Budayakan kata-kata do’a, kata-kata positif dan kata-kata yg sifatnya menghargai orang lain, seperti: jazakallahu khaeran, barakallahu fikum, syukron, afwan/mohon maaf, tabe…, minta tolong, dll, begitupula biasakan menggunakan sapaan-sapaan yang menghargai seperti:  iye ustadz, baik akhi, tabe pak….dll.

Jika disimpulkan, komunikasi yang baik dan sehat adalah pola komunikasi yang berpijak pada akhlakul karimah yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang selalu memperhatikan  3 (tiga) hal:

1. Ihtiram/Respect (menghormati-menghargai),
2. Empati (kemampuan menempatkan perasaan orang lain pd diri kita), dan
3. Tawadhu /Humble (tidak sombong dan membanggakan diri).

Semoga bermanfaat.

Oleh Ustadz Qasim Saguni, MA.

Artikulli paraprakMALU & KEHIDUPAN
Artikulli tjetërUndangan Shalat Idul Adha 1436 H/ 2015 M

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini