Wahdah.Or.Id — Berbicara tentang dosa, kita sebagai anak Adam telah digariskan, bahwa kita akan sering terjatuh kedalam yang namanya kesalahan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ”
“Setiap anak Adam sering berbuat kesalahan, dan sebaik-baik mereka yang berbuat salah adalah yang bertaubat.” (HR. At-Tirmidzi no. 2499; dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani)
Sebagai manusia, kita adalah makhluk yang lemah. Kelemahan ini menjadi tanda bahwa kita terkadang akan terjatuh dalam kesalahan.
Allah telah mencantumkan hal ini dalam Al-Qur’an:
“وَخُلِقَ الْإِنسَانُ ضَعِيفًا”
“Dan manusia diciptakan dalam keadaan lemah.”(QS. An-Nisa: 28)
Dengan kelemahan kita ini, kita sering terjatuh dalam kesalahan. Namun, Allah tetap menyeru kita sebagai hamba-Nya dan bukan diseru sebagai seorang pendosa.
“قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ”
“Katakanlah, ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dia-lah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.'” (QS. Az-Zumar: 53)
Itulah bentuk kasih sayang Allah. Dan kasih sayang-Nya yang lain adalah Ia hadirkan momen untuk menghapus dosa dan kesalahan kita.
Momen itu adalah puasa tanggal sembilan Zulhijah, yang dikenal sebagai puasa Arafah. Puasa ini, seperti yang Nabi ﷺ sabdakan:
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ، قَالَ: سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ، فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالسَّنَةَ الْبَاقِيَةَ”
Dari Abu Qatadah, ia berkata: Rasulullah ﷺ pernah ditanya tentang puasa hari Arafah. Beliau menjawab, “Puasa hari Arafah menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim: 1162)
Imam An-Nawawi menjelaskan dalam Syarah Shahih Muslim bahwa dosa yang dihapus dalam hadis ini adalah dosa-dosa kecil. Adapun dosa besar memerlukan taubat yang sungguh-sungguh kepada Allah. (Lihat: Syarah Shahih Muslim, Jilid 8, hal. 51)
Mengapa Puasa Arafah Begitu Istimewa?
Hari Arafah adalah hari yang sangat mulia. Bagi mereka yang tidak menunaikan haji, puasa pada hari ini adalah kesempatan emas untuk meraih ampunan Allah. Keutamaannya antara lain:
1. Menghapus Dosa Dua Tahun: Sebagaimana disebutkan dalam hadis di atas, puasa Arafah menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.
2. Hari Pembebasan dari Api Neraka: Rasulullah ﷺ bersabda:
“مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ”
“Tidak ada hari di mana Allah membebaskan lebih banyak hamba dari neraka selain hari Arafah.” (HR. Muslim no. 1348)
3. Waktu Mustajab untuk Berdoa: Hari Arafah adalah waktu yang sangat dianjurkan untuk memperbanyak doa, zikir, dan amal saleh.
4. Amalan yang Dicintai Allah: Amalan pada sepuluh hari pertama Zulhijah, termasuk puasa Arafah, sangat dicintai oleh Allah.
Saudaraku, mari kita manfaatkan kesempatan ini untuk mendekatkan diri kepada Allah. Puasa Arafah adalah hadiah dari Allah bagi hamba-Nya yang ingin bertaubat dan meraih ampunan-Nya. Jangan sia-siakan kesempatan ini.
Semoga Allah menerima amal ibadah kita dan menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang mendapatkan ampunan dan rahmat-Nya. [*]
===
Catatan: Thn ini (1446 H), Puasa 9 Zulhijah jatuh pada hari Kamis, 5 Juni 2025.
