(Syekh. Umar bin Abdullah al-Muqbil hafidzahullah)
Pertanyaan:
Bagaimana kaifiyat shalawat-Nya Allah kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam?
Dan apa hikmah perkataan kita ‘’Shallallahu ‘alaihi wa sallam (Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada beliau) atau Allahumma shalli wa sallim ‘ala Muhammad (Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada [nabi] Muhammad)?
Serta, mengapa kita memohon kepada Allah untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam?
Terimakasih atas jawaban dan penjelasannya
Jawaban:
الحمد لله وحده والصلاة والسلام على من لا نبي بعده وبعد.
Alhamdulillahi wahdah, wash Shalatu Was Salamu ‘ala man Laa Nabiyya ba’dah, wa ba’d
Pendapat yang paling rajih (kuat) wallahu a’lam adalah, makna shalawat-Nya Allah kepada Nabi-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah pujian-Nya kepada beliau di majelis yang mulia di hadapan para Malaikat-Nya, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Shahihnya dari Abul ‘Aliyah ar-Riyahi, dan ini pulalah yang dirajihkan oleh Ibnul Qayyim dan ulama lainnya rahimahumullah.
Adapun hikmah dari upacan kita, “Allahumma shalli ‘ala Muhammad . . . .dst), yakni meminta kepada Allah untuk bershalawat kepada Nabi, ada beberapa (hikmah) diantaranya;
1. Karena Allah memerintahkan hal itu, melalui firman-Nya (dalam surat al-Ahzab ayat 56):
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا [٣٣:٥٦]
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.
2. Tidak satupun manusia di atas bumi ini melainkan pada dirinya terdapat karunia agung melalui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebab Beliau merupakan sebab dikeluarkannya manusia kegelapan kepada cahaya dan terselamatkannya mereka dari neraka, sebagaimana firman Allah Ta’ala;
هُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ عَلَىٰ عَبْدِهِ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ لِّيُخْرِجَكُم مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ ۚ وَإِنَّ اللَّهَ بِكُمْ لَرَءُوفٌ رَّحِيمٌ [٥٧:٩]
Dialah yang menurunkan kepada hamba-Nya ayat-ayat yang terang (Al-Quran) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyantun lagi Maha Penyayang terhadapmu.
رَّسُولًا يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِ اللَّهِ مُبَيِّنَاتٍ لِّيُخْرِجَ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ ۚ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ وَيَعْمَلْ صَالِحًا يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۖ قَدْ أَحْسَنَ اللَّهُ لَهُ رِزْقًا [٦٥:١١]
(Dan mengutus) seorang Rasul yang membacakan kepadamu ayat-ayat Allah yang menerangkan (bermacam-macam hukum) supaya Dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan beramal saleh dari kegelapan kepada cahaya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah memberikan rezeki yang baik kepadanya.
Selain itu terdapat pula fadhilah yang agung dan pahala yang besar dalam bershalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dan para ulama telah menulis karya yang banyak dalam masalah. Diantaranya, yang terbaik adalah apa yang ditulis oleh al-‘Allamah Ibnul Qayyim al-Jauziyah rahimahullah yang berjudul, Jilaul Afham Fi Fadhlish Shalati Was Salam ‘ala Muhammad Khairil Anam. Saya wasiatkan kepadamu wahai saudaraku untuk membaca nya dan mengambil faidah darinya. Semoga Allah menjadikankita semua sebagai penolong sunnah Nabi-Nya .
( Sumber: fatwa Syekh DR. Umar bin Abdillah al-Muqbil dalam http://www.almoslim.net/node/89979 )