Islam merupakan nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada manusia. Sebab Islam adalah satu-satunya agama yang diturunkan Allah sebagai pedoman hidup bagi manusia. Islam merupakan agama yang dicintai, diridhai, dan diterima oleh Allah. Islam juga merupakan satu-satunya jalan yang lurus menuju Allah Ta’ala.
Sayangnya sebagian Muslim belum memandang dan menganggap Islam sebagai karunia Allah yang patut dijaga dan disyukuri. Atau sebagian yang mengaku Muslim belum merealisasikan keislamanyya secara benar dan sungguh-sungguh sebagaimana yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya. Hal itu boleh jadi disebabkan oleh ketidaktahun mereka terhadap hakikat dan karakter Islam itu sendiri.
Oleh karena itu tulisan ini akan menguraikan makna dan karakteristik khas Islam. Dengan harapan menumbuhkan kesadaran berislam serta meningkatkan sikap bangga (i’tizaz) dalam berislam.
Secara bahasa Islam bermakna; Penyerahan diri, ketundukan dan kepatuhan, keselamatan, serta kedamaian dan perdamaian. Makna Islam menurut bahasa yang berarti penyerahan diri, ketundukan, dan kepatuhan dapat ditemui dalam ayat- ayat-ayat al-Qur’an dan hadits, diantaranya; surah Al-Baqarah [2] ayat 128, 131 dan 133, Al…. [27] ayat 44, Maryam [19] ayat 39, Az-zumar [39] ayat 73, al Anbiya [21] ayat 69:
“Wahai Tuhan kami, jadikanlan kami (Ibrahim dan Isma’il) sebagai orang yang tunduk dan berserah diri padamu (muslimaini laka), dan jadikan pula anak keturunan (dzurriyah) kami sebagai ummat yang tunduk dan berserah diri padamu, . . . “ (Terj. Qs. Al-Baqarah [2]: 128).
Do’a di atas di atas dipanjatkan oleh Ibrahim dan putranya Isma’il ‘alaihimassaalam usai membangun Kaa’bah, sebagaimana dijelaskan pada ayat sebelumnya. Keduanya memohon beberapa hal. Diantaranya memohon dijadikan sebagai orang yang ber-Islam kepada Allah. Menurut Ibnu Jarir sebagaimana dikutip Imam Ibnu Katsir, makna Islam dalam ayat tersebut adalah berserah diri kepada ketentuan dan perintah Allah, tunduk dengan melakukan ketaatan pada-Nya, serta tidak tidak syirik dalam melakukan ketaatan dan ibadah.1
Pada ayat selanjutnya (131) Allah menyuruh Ibrahim, “Tatkala Tuhanya berkata kepadanya berserah dirilah (aslim), ia berkata aku telaah berserah diri dan tunduk (aslamtu) kepada Rabb semesta alam” (Terj. Qs. Al-Baqarah [2]: 131). Maksudnya Allah menyuruh beliau untuk ikhlas, berserah diri (istislam) dan tunduk kepada-Nya.2
Sedangkan makna Islam yang berarti keselamatan terdapat dalam hadits;
الْمُسلمُ مَن سلِمَ الْمُسلِمُوْن منْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
“Orang Islam (Muslim) adalah yang kaum Muslimin selamat dari gangguan lisan dan tangannya.
Adapaun secara istilah Islam bermakna penyerahan diri kepada Allah dengan tauhid dan ketundukan pada-Nya dengan melakukan ketaatan serta berlepas diri dari kesyirikan dan pelakunya. (Syekh Muhammad bin Abdul Wahab, Ushul Tsalatsah).
Dari pengertian ini nampak bahwa hakikat dari Islam adalah penyerahan diri dan ketundukan kepada Allah serta berlepas diri dari kesyirikan dan orang musyrik. Penyerahan diri kepada Allah yang merupakan inti Islam mengejawantah dalam tauhid. Yakni mengimani kemahaesaan Allah Ta’ala sebagai satu-satu-Nya Dzat yang berhak disembah dan diibadahi. Sedangkan ketundukan pada-Nya diwujudkan dalam bentuk ketaatan kepada Allah. Yakni dengan menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.
Selain itu ketundukan dan ketaatan kepada Allah juga harus nampak pada pengamalan rukun Islam yang lima. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendefinisikan Islam dengan rukun-rukunnya yang lima. Sebagaimana jawaban beliau ketika ditanya oleh malaikat Jibril ‘alaihis salam,3 “Kabarkan kepadaku tentang Islam”. Rasul menjawab, “Islam adalah anda bersyahadat La Ilaha Illallah dan Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, menuanikan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan berhaji ke baitullah jika anda mampu”. (Terj. Muslim, Tirmidziy, Nasai, Abu Daud, dan Ibnu Majah).
Jadi, makna Islam yang berarti pasrah, tunduk, dan patuh kepada Allah adalah tunduk, pasrah, dan patuh kepada Allah dengan mengikuti petunjuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Karasteristik Islam
Pengertian Islam seperti dijelaskan di atas sekaligus mencerminkan Islam sebagai agama wahyu yang memiliki karasteristik khas yang membedaknnya dengan agama lain buatan manusia. Dinatara karakter khas dari Islam adalah (1) Rabbaniyah, (2) Sempurna (kamil), (3) Integal/menyeluruh (syamil), (4) lurus (qayyim), (5) ‘alamiyah (agama untuk seluruh alam), (6) agama fitrah, (7) agama yang diridhai, (8) agama ni’mat, (9) agama pertengahan. Uraian singkat dari kesembilan kekhususan tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut.
Rabbani
Islam adalah satu-satunya agama Rabbani atau agama wahyu. Rabbani adalah nisbat kepada Rabb (Tuhan). Jadi makna Islam sebagai agama Rabbani artinya Islam merupakan agama satu-satunya yang diturunkan oleh Allah Ta’ala Rabbul ‘alamin. Sebab Al-Qur’an dan Sunnah yang merupakan sumber hukum Islam datang dari Allah Tuhan semesta alam. Sebagaimana diterangkan dalam surah Al-Haqqah ayat 38-43 dan An-Najm ayat 3-4;
Keyakinan seorang Muslim terhadap prinsip Islam sebagai satu-satunya agama wahyu yang diturunkan Allah akan sangat menentukan cara pandang seorang Muslim dalam menjalankan ajaran Islam.
Agama Sempurna
Sebagai agama wahyu yang diturunkan oleh Allah, maka Islam menjadi agama yang sempurna. Sempurna artinya tidak lagi membutuhkan penambahan dan pengurangan. Kesempurnaan Islam ditegaskan oleh Allah dalam al-Qur’an surah Al-Maidah ayat 3;
Menurut Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, agama yang dimakusd dalam ayat al-yauma akmaltu lakum dinakum adalah Islam. Allah mengabarkan kepada Nabi-Nya dan kaum mukminin (orang beriman), Dia telah menyempurnakan keimanan untuk mereka, sehingga mereka tidak membutuhkan tambahan sama sekali, Allah telah melengkapkannya sehingga tidak boleh dikurangi sedikitpun, Dia telah meridainya dan tidak memurkainya.
Agama Yang Integral (Menyeluruh)
Sebagai agama wahyu dan kamil (sempurna), Islam telah mencakup seluruh aspek kehidupan (integral/syamil). Artinya mencakup sisi dan aspek kehidupan manusia. Sebab Al-Qur’an dan hadits sebagai pedoman hidup ummat Islam telah menjelaskan segala hal yang dibutuhkan manusia dalam kehidupan mereka, sebagaimana Allah tegaskan dalam Surah an-Nahl [16] ayat 89;
“ . . . dan kami turunkan kepadamu (Muhammad) Kitab (al-Qur’an) sebagai penjelasan segala sesuatu, petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang Muslim (yang berserah diri)”. (terj. Qs. An-Nahl [16]:89).
Maksudnya Allah telah menjelaskan kepada kita melalui al-Qur’an segala ilmu dan segala sesuatu, demikian dikatakan oleh Ibnu Mas’ud sebagaimana dikutip Ibnu Katsir dalam Tafsirnya.4 Dengan kata lain Al-Qur’an telah menjelaskan pokok-pokok agama dan cabang-cabangnya, hukum-hukum kehidupan dunia dan akhirat, semua yang dibutuhkan hamba. Al-Qur’an telah menjelaskan secara sempurna, dengan lafal-lafal yang jelas dan makna-makna yang terang.5
Syumuliyah (universalitas) Islam tercermin pada ajaran Islam yang telah mengatur seluruh aspek vital dalam kehidupan manusia. Islam menjaga dan melindungi lima aspek vital dalam kehidupan yakni; Agama, jiwa, harta, akal, dan keturunan. Kelima hal ini disebut adh-Dharuriyatul khams (lima perkara vital yang dilindungi dalam Islam. (Bersambung insya Allah).
Tulisan ini sebelumnya pernah dimuat pada Majalah Sedekah Plus, edisi 13 Tahun II, Rabiul Akhir-Jumadal Ula 1436.
1 Tafsir Ibn Katsir, 1/261.
2 Tafsir Ibu Katsir, 1/264.
3 Hadits ini masyhur dengan sebutan hadits Jibril. Karena dalam hadits ini Jibril ‘alaihis salam datang kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya tentang pokok-pokok atau tingkatan agama, yaitu Islam, Iman, dan Ihsan.
4 Tafsir Ibnu Katsir, 2/1589.
5 Tafsir As-Sa’diy, hlm. 447