(Myanmar-wahdah.or.id)- Rabu (25/01/2017) lalu Tim Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah Wahdah Islamiyah (LAZIS Wahdah) menyalurkan bantuan berupa makanan kepada Muslim Rohingya. “Pembagian makanan pokok tersebut dilakukan di dua kampung Muslim yang berlokasi di Don Pyen North dan Don Pyen South yang berada di wilayah Rakhine State,” ujar Ketua Departemen Sosial Dewan Pimpinan Pusat (DPP) WI Ustadz Gishar Hamka yang juga merupakan Tim LAZIS.
“Bahan makanan yang disalurkan berupa beras, garam, ikan teri, kacang tanah, dan minyak goreng”, ucapnya sebagaimana dilansir Laziswahdah.com. “Selain itu juga disalurkan arang untuk memasak dan perlengkapan tidur yang disambut suka cita masyarakat Muslim Rohingya,” lanjutnya.
Ustadz Gishar Hamka juga menuturkan bahwa kondisi Muslim Rohingya sangat memprihatinkan. “Muslim Rohingya tidak diperbolehkan ke Kota, bahkan desa-desa mereka dipagari oleh kawat besi berduri,” jelasnya. Sebagian besar Muslim Rohingya bertani dan beternak, sedangkan kebanyakan pemudanya adalah pengangguran. Praktis mereka kekurangan makanan dan yang hanya berharap dari belas kasih.
Keeseokan harinya (26/01), Tim LAZIS Wahdah menyambangi sekolah Muslim Rohingya. Sekolah yang merupakan milik pemerintah setempat ini sangat memprihatinkan, kondisinya layaknya rumah panggung yang mau rubuh. Aturan pemerintah Myanmar yang sangat ketat sehingga menyulitkan penduduk muslim untuk mendirikan bangunan termasuk sekolah.
Alhamdulillah kini sekolah tersebut telah dibangun kembali oleh NGO Indonesia lewat mitra-mitranya. “Walaupun bangunannya telah ada namun terkendala dana operasionalnya yang tidak ada, sehingga kita dalam Alinasi Kemanusiaan Indonesia berinisiatif membantu melalui insentif guru maupun perlengkapan dasar mereka belajar” ujar ustadz Direktur LAZIS Wahdah Ustasdz Syahruddin.
Satu sekolah dibangun untuk menampung anak-anak dari tiga desa sekaligus, selain keterbatasan saranan prasarana juga pengajarnya yang kurang, jika pun ada cuma lulusan setingkat SMP saja. “Walau dalam kondisi lingkungan yang tidak stabil dan serba terbatas, tak menyurutkan semangat dan keceriaan mereka dalam mengikuti pelajaran,” pungkasnya. [sumber:laziswahdah.com]