LARANGAN MANDI DAN TIDUR KETIKA ADA KELUARGA MENINGGAL DUNIA

Date:

Bismillah izin bertanya ustadz. Ketika ada orang meninggal dunia saya seringkali mendengar dari orangtua kita dilarang mandi dan dilarang tidur. Mohon penjelasannya ustadz apakah hal ini benar?

Jawaban:
Dijawab oleh: Ust. Sayyid Tashdiq, Lc., M.A.
(Anggota Komisi Aqidah dan Pemikiran Dewan Syariah Wahdah Islamiyah)

بسم الله والحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد
Aqidah atau keyakinan seorang muslim terhadap sesuatu harus berdasarkan dalil dari Al-Qur’an atau hadits shahih dari Nabi shalallahu ‘alayhi wa alihi wasallam,apalagi jika yang diyakini itu tidak terlihat atau tak dapat dicerna oleh akal manusia.

Bukankah kita meyakini adanya malaikat, jin dan yang lainnya karena adanya dalil dari Al-Qur’an dan hadits, padahal kita belum pernah melihatnya?

Begitupula ketika ada yang mengatakan tidak boleh mandi dan dilarang tidur jika ada orang yang meninggal maka kita tanyakan,apakah ada hubungan atau kaitannya dengan kematian seseorang? apakah hal tersebut berdasarkan Al-Qur’an atau hadits? Dan jika memang pelarangannya sama sekali tidak memiliki hubungan dengan musibah kematian tersebut dan tidak dapat dicerna oleh akal, maka kita tidak boleh meyakini dan tidak mengamalkannya. Apalagi jika sampai mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah.

وَلَا تَقُولُوا لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَذَا حَلَالٌ وَهَذَا حَرَامٌ لِتَفْتَرُوا عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُونَ
Artinya: Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta ”Ini halal dan ini haram,” untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak akan beruntung. (QS. An-Nahl, ayat 116)

Namun jikalau jawabannya bahwa hal tersebut adalah keyakinan turun temurun dari nenek moyang, maka kita katakan bahwa alasan tersebut sama dengan apa yang Allah telah sebutkan dalam Alquran tentang keyakinan orang terdahulu yang tersesat dari jalan Allah.

وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ
Artinya: Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah.” Mereka menjawab, “(Tidak!) Kami mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami (melakukannya).” Padahal, nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun, dan tidak mendapat petunjuk. (Q.S. Albaqarah, ayat 170)

Semoga Allah memberikan hidayah dan taufiq-Nya ke pada kita semua.

📲 Pertanyaan dikirim melalui aplikasi Tabik Ustaz ➡ https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tabik
atau ke https://wahdah.or.id/konsultasi-agama/

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

More like this
Related

Sambangi SMKN 1 dan SMPN 7 Tanjung Selor, Wahdah Bulungan Kolaborasi dengan Pihak Sekolah Gelar Ramadan Student Fest

BULUNGAN, wahdah.or.id – Departemen Pendidikan, Khidmah Al-Qur’an, dan Pembinaan...

Jadi Narasumber Di Podcast Polda Sulteng, Ustaz Yani Bahas Sebab Radikalisme

PALU, wahdah.or.id - Paham radikalisme masih menjadi ancaman serius...

Proses Alih Bentuk STIBA Makassar: Tantangan dan Harapan Menuju Institut Agama Islam

MAKASSAR, wahdah.or.id - Proses asesmen lapangan sebagai bagian dari...

Berbagi Kebaikan di Bulan Ramadan: STIBA Makassar Buka Program Donasi Takjil

MAKASSAR, wahdah.or.id - Dalam rangka menyemarakkan bulan Ramadan, Sekolah...