Berikut ini larangan ketika sedang berwudhu:
Mengeraskan suara ketika berniat berwudhu
Imam al-Buhuti Al-Hambali dalam Kasyaful Qana’ mengatakan:
ولا يسن الكلام على الوضوء، بل يكره؛ قاله جماعة، قال في الفروع: والمراد بغير ذكر الله، كما صرح به جماعة، والمراد بالكراهية ترك الأولى…مع أن ابن الجوزي وغيره لم يذكروه فيما يكره
“Tidak dianjurkan untuk berbicara ketika berwudhu, bahkan dimakruhkan. Ini adalah pendapat sekelompok ulama. Maksud makruhnya berbicara di sini adalah berbicara yang isinya bukan dzikir kepada Allah, sebagaimana keterangan sekelompok ulama. Dan makna makruh dalam masalah ini adalah: kurang afdhal… Sementara itu, Ibnul Jauzi dan beberapa ulama lainnya, menganggap berbicara ketika wudhu sebagai perbuatan yang tidak dimakruhkan. (Lihat Kasyaful Qana’, 1:103)
Berlaku boros menggunakan air
Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya, secara marfu’, dan lafazhnya dari riwayat Jabir, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يُجْزِىءُ مِنَ الْغُسْلِ الصَّاعُ، وَمِنَ الْوُضُوءِ الْمُدُّ.
“Satu shaa’ cukup untuk mandi, sedangkan untuk wudhu’ satu mudd.” (Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, hadits tersebut shahiih.)
Mencuci anggota wudhu lebih dari 3 kali
Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa ada seorang arab badui yang datang menemui Rasulullah, menanyakan tata cara berwudhu. Rasulullah mencontohkan kepadanya dengan membasuh setiap anggota wudhu sebanyak 3 kali kemudian Beliau bersabda,
«هَكَذَا الْوُضُوءُ، فَمَنْ زَادَ عَلَى هَذَا فَقَدْ أَسَاءَ وَتَعَدَّى وَظَلَمَ»
”Beginilah tata cara berwudhu, barangsiapa menambah jumlahnya maka ia telah berbuat kesalahan dan melampaui batas serta berbuat dzalim.”(HR. Ahmad)
akan tetapi dibolehkan lebih dari 3 kali bagi mereka yang anggota wudhunya belum bersih setelah dicuci sebanyak 3 kali, seperti orang yang tangannya terkena cat dan semisalnya.