Pendahuluan
Rabitah Ulama Muslim (Muslim Scholars Association) yang berdiri Kuwait pada tanggal 5 Safar 1431 H / 20 Januari 2010 untuk pertama kalinya secara resmi mengadakan kunjungan ke Jalur Gaza.
Organisasi ulama ini mengunjungi Jalur Gaza Palestina sebagai aksi solidaritas dari komunitas ulama dunia terhadap sesama kaum muslimin Palestina –khususnya di Jalur Gaza- yang baru-baru ini kembali diserang oleh agresi militer zionis Israel yang membabi buta. Menurut data surat kabar El Horrriya korban dan kerugian rakyat Palestina tercatat sebanyak 138 syahid dan kurang lebih 110 orang luka-luka, dan terdapat 860 gedung pemerintah dan rumah rakyat sipil yang hancur lebur dibombardir oleh roket dan misil Israel yang berjumlah 1700 kali serangan.
Dalam delegasi yang berjumlah kurang lebih 15 ulama ini, ulama Indonesia diwakili oleh da’i ust, Harman Tajang, Lc yang juga merupakan anggota dari Muslim Scholars Asscociation (MSC).
Berikut catatan perjalanannya:
Senin, Desember 2011
Dengan menggunakan pesawat Emirat EK 927, Ust Harman Tajang tiba di Mesir tepat pukul 10.45 waktu setempat (WK). Setelah melalui proses administrasi yang cukup lama akibat pengurusan visa on arrival yang sedikit bermasalah di Bandara Internasional Mesir, Ust Harman akhirnya baru bisa keluar dari bandara pada pukul 12.15 WK.
Ust Harman dijemput dan disambut oleh Fakhrurrazi, Sekjen Persatuan Pelajar Indonesia (DPP PPMI Mesir ) dan Ihsan Zainuddin Elmandary, Lc (alumni TAKMILI STIBA Makassar yang kini sedang melanjutkan studi S2 di Mesir).
Sebelum menuju penginapan resmi yang telah disediakan oleh panitia kunjungan ke Gaza dari pihak Muslim Scholars Association (MSA), ust Harman terlebih dahulu diantar ke Mabes DPP PPMI untuk memenuhi undangan silaturahmi dan jamuan makan siang dari Presiden PPMI Mesir, Ust, Jamil Ali.
Tepat pukul 15.15, ust Harman dibawa menuju hotel Sonesta yang terletak di bilangan Nasr City Kairo.
Selasa, 4 Desember 2012 : 10.00
Bersama rombongan sebanyak 15 ulama, Ust Harman menuju perbatasan Rafah Mesir- Palestina. Sepanjang perjalanan diisi oleh sejumlah kegiatan yang dilakukan secara bergantian seperti penyampaian tausyiah, dan pengalaman seputar perjalanan dakwah setiap ulama di negara masing-masing. Ust Harman secara khusus membahas perkembangan syiah dan alira-aliran sesat di Indonesia.
Selain itu, setiap ulama juga menyebutkan buku yang paling terakhir dibaca sebelum menuju Gaza sembari menyampaikan hikmah atau pelajaran yang dipetik dari bacaan tersebut.
Setelah menempuh jarak kurang lebih 423 KM, jelang magrib waktu Kairo, rombongan MSA tiba di perbatasan Rafah. Setelah menunaikan shalat magrib berjemaah, rombongan sempat tertahan sejenak akibat missed komunikasi antara pihak imigrasi dan otoritas pemerintah Palestina yang belum memberi laporan perihal rencana kedatangan MSA ke jalur Gaza. Namun kendala ini segera bisa diatasi setelah Dr. Nasr El-Umar berkomunikasi langsung via hp dengan Ismael Haniyyah.
Sesampai di Rafah Palestina, rombongan disambut oleh Dr. Walid Uwaedah, Penasehat Presiden Ismael Haniyyah. Rombongan kemudian dibawa langsung untuk mengunjungi museum perang “Hejarah Sijjil” yang memamerkan gambar dan photo-photo perang selama 8 hari agresi militer Israel ke Jalur Gaza. Antara lain yang sangat menonjol di museum tersebut adalah bangkai mobil panglima militer Hamas, Ahmad AlJabbari yang menjadi sasaran dan incaran utama serangan Israel.
Diceritakan saat acara penyambutan, bahwa As-Syhid Ahmad Al Ja’bari saat menunaikan ibadah haji pada tahun ini, sempat berdoa agar dirinya juga bisa syahid di jalan Allah Subhanahu wa ta’ala. walhasil, kurang lebih seminggu setelah pulang dari tanah haram, doanya pun terkabut saat Israel berhasil menancapkan misilnya secara tepat pada mobil sedan yang dikendarai oleh Ahmad Al Ja’bari.
Setelah mengunjungi museum, rombongan lalu menuju hotel El-Mathaf di Jalur Gaza dengan pengawalan ketat. Tepat padal pukul 20.15, rombongan tiba di hotel tersebut yang disambut langsung oleh Dr. Ismael Saed Ridwan, Menteri Wakaf Palestina. Rombongan ulama kemudian mengikuti acara ramah tamah yang ditutup dengan jamuan makan malam.
Inilah Rudal seberat 1000 KG yang mengantarkan komandan perang
Al-Qassam DR. Abu Muhammad Al-Jabbary mendapatkan syahid insya Allah
Rabu, 5 Desember 2012
Keesokan harinya, pada pukul 09.30 pagi, sebelum bertemu dengan Presiden Ismael Haniyyah, rombongan terlebih dahulu langsung mengunjungi lokasi-lokasi bangunan runtuh akibat serangan agersi Israel. Lokasi-lokasi tersebut meliput antara lain; terdapat tiga masjid yang rata dengan tanah dan puluhan masjid lain rusak parah. Diceritakan, Israel memang sengaja menjadikan masjid sebagai sasaran empuk karena menyakini bahwa para mujahid palestina lahir dan besar dari pembinaan intensif melalui masjid.
Setelah menyaksikan sejumlah bangunan runtuh baik milik pemeritah ataupun rakyat sipil, rombongan lalu meninjau lokasi persiapan acara Festival Kemenangan (El mahrajan Elnasr).
Dari lokasi Festival Kemengan Rakyat, rombongan menuju kampus Univeristas Islamiyah Gaza. Sejumlah agenda ramah tamah berlangsung antara lain, pemutaran film profil Universitas Islamiyah. Rabitah Ulama Muslim (MSA) memberikan sumbangan beasiswa kepada sejumlah mahasiswa yang kurang mampu yang sedang menuntut ilmu di kampus tersebut. Selain itu, MSA secara khusus memberi bantuan finansial untuk pengembangan Fakultas Syariah Islamiyah.
Di Kediaman Presiden Ismael Haniyyah
Tepat setelah shalat dzhur, rombongan MSA menuju kediaman Presiden Ismael Haniyyah.
Rombongan disambut degan penuh kehangantan oleh Ismael Haniyyah. Acara penyambutan kemudian diawali dengan pembacaan al-quran oleh putera Ismael Haniyyah sendiri. Demikian pula Isamel Haniyyah juga ikut melantungkan beberapa ayat al-quran di depan para ulama. Sebelumnya juga Ismael Haniyyah memperkenalkan satu persatu anak kandungnya yang kesemuanya hapal al-qur’an.
Dalam sambutannya, Ismael Haniyyah mengucapkan rasa syukur dan bangga atas kunjungan para ulama ke Jalur Gaza. “Ini merupakan kehormatan besar bahwa kami didatangi oleh kaum ulama,” jelas Haniyya.
Ismael Haniya pun menceritakan seputar kondisi rakyat Gaza saat mengalami agresi Israel baru-baru ini. Ada banyak cerita yang mengharukan, antara lain penuturan Ismaal Haniyah bahwa lokasi kuburan pun tidak lepas dari sasaran gempur Israel. Namun, saat sejumlah kuburan tersebut terbongkar, tidak jarang ditemui jasad para mujahid yang syahid tetap utuh meski telah terkubur sekian lamanya.
Sebaliknya, sederet sambutan juga disampaikan oleh para ulama Rabitah (MSA). Dalam sambutannya, Syaikh Al-Amin Al Hajj Mohmamad Ahmad, Ketua MSA, menyampaikan, bahwa ujian rakyat Palestina melawan Israel menunjukan kedudukan dan posisi terhormat rakyat Palestina di hadapan Allah Subhanahu wa ta’ala. Syaikh Al-Amin menambahkan, sudah merupakan kewajiban syar’i bagi ulama muslim untuk membantu perjuangan pembebasan Palestina dari tangan-tangan kotor Israel.
Sekjen MSA, Dr. Nasr Umar juga menyampaikan sambutan yang isinya antara lain, “Kekuatan dan ketegaran rakyat Palestina selama kurang lebih 65 tahun melawan zionis Israel merupakan satu kebanggaan tersendiri bagi umat Islam sebagai bentuk pembelaan yang besar akan agama ini, “ papar Syaikh Nasr Umar.
Adapun Syaikh Abd Aziz Abd Muhsin Al Turky menegaskan bahwa Israel adalah bangsa yang paling pengecut karena hakikatnya hanya berani melawan umat Islam di balik benteng.
Pertemuan di kediaman Ismael Haniyya berakhir hingga jelang magrib. Rombongan kembali menuju hotel untuk persiapan agenda malam hari.
Berdasarkan agenda acara, rombongan yang terdiri 15 orang ulama ini dibagi menjadi tiga kelompok yang akan disebar untuk mengunjungi pusat-pusat atau yayasan-yayasan keislamaan yang ada di Gaza.
Syaikh Nasr Umar, misalnya, ditugaskan untuk menuju kantor cabang stasiun televise al-aljazeera untuk memberikan keterangan pers live di Aljazeera seputar kunjungan MSA.
Adapun Syaik Al Amin Al Hajj bersama Dr. Moh. Yusri dari Mesir, Dr. Adil Hamd dari Bahrain, Dr. Ihsan Alutaiby dari Urdun, Dr. Emad dan Ust. Harman Tajang dari Indonesia diamanahkan untuk mengunjungi Yayasan Syaikh Ben Bazz yang ada di Gaza.
Pihak yayasan Ben Baz menyambut baik kedatangan para ulama MSA dengan menyampaikan laporan sejumlah prestasi dan keberhasilan yayasan ini dalam menyebarkan dakwah sunnah di tanah gaza. Dalam acara ramah tamah yang berlangsung sangat khidmat dan bersahaja itu, Ust. Harman Tajang diminta oleh Syaikh Al Amin untuk menyampaikan sambutan sekaligus membawakan tilawah al-Quran. Acara ditutup dengan jamuan makan malam.
Kurang lebih pukul 23.00 malam, rombongan kembali berada di hotel untuk istirahat malam.
Kamis, 6 Desember 2012
Rombongan pada hari ini menuju gedung DPR (Majles Tasyri’). Yang menakjubkan karena banyak anggota DPR ini yang ternyata hapal Al-Quran termasuk ketua DPR sendiri.
Kunjungan kemudian dilanjutkan menuju lokasi rumah-rumah rakyat sipil yang hancur oleh serangan Israel. Termasuk mengunjungi satu lokasi rumah keluarga yang kedua belas anaknya meninggal dalam waktu bersamaan.
Setelah itu, rombongan menuju kantor kabinet pemerintah yang bangunannya juga hancur oleh serangan militer Israel.
Jelang siang, rombongan kembali menuju hotel untuk mengikuti pertemuan resmi dengan Menteri Agama dan Waqaf. Dalam kesempatan tersebut, Rabhita secara simbolis menyerahkan bantuan pembangunan sebuah masjid di Gaza yang akan diberi nama “Masjid Rabhita Ulama Muslim.” Adapun tujuan dari pemberian nama ini agar kedekatan ulama muslim dan rakyat Palestina semakin kuat di masa mendatang.
Selain itu, MSA juga memberikan dana bantuan untuk para hafidz al-Quran yang tersebar pada 600 Ma’had Tahfidz al-Quran.
Setelah shalat ashar, rombongan lalu menghadiri acara pembukaan Muktamar Kedua Ikatan Ulama Palestina. Muktamar ini dihadiri oleh kurang lebih 500 Dai dan Ulama seantero Palestina. Dalam kesempatan tersebut, Syaikh Nasr Umar menyampaikan pesan yang cukup menggugah para hadirin, “Mari saling tolong menolong pada hal yang kita sepakati, dan mari saling menasehati pada perkara yang kita perselisihkan satu sama lain.”
Selepas menghadiri pembukaan Muktamar, bakda magrib, rombongan kembali disebar seperti pada malam sebelumya.
Tempat-tempat yang dikunjungi oleh rombangan pada malam ini antara lain, Dar Al Kitab Wassunah. Lembaga Dakwah Sunnah ini memilki sejumlah badan usaha seperti rumah sakit dan pabrik pembuatan roti yang cukup terkenal di jalur gaza.
Sepulang dari lembaga Dar Al Kitab Wassunnah, rombongan lalu bertemu dengan Dr. Salman, Penasehat Presiden Haniyya. Kembali Syekh Nashir Al-Umar memberikan nasehat kepada hadirin dan akhawat Gaza yang ikut dalam acara tersebut.
Sebelum menuju hotel untuk istirahat malam, rombongan kembali mengunjungi yayasan Ben Baz untuk mencatat perihal kebutuhan atas sarana dan prasarana yang dibutukan oleh yayasan ini demi pengembangannya di masa-masa mendatang.
Jumat, 6 Desember 2012
Pada hari ini ulama MSA disebar untuk membawakan khutbah Jumat di Jalur Gaza. Ust Harman Tajang ditugaskan untuk menyampaikan khutbah jumat di masjid Al-Umari Jabaliyah. Tidak sedikit jemaah jumaat yang takjub dengan penampilan ulama muda dari Indonesia ini.
Bakda jumat, rombongan menghadiri undangan jamuan makan siang dari Jamiyyah Ahli Sunnah Ansar Ahli Bait. Setelah acara ini, rombongan kembali menuju hotel untuk persiapan kembali ke kota Kairo.
Rombongan meninggalkan Gaza jelang shalat Ashar dan sebelum pukul 17.00 sore tiba kembali di perbatasan karena pada waktu tersebut –sesuai aturan- perbatasan kembali ditutup.
Tepat pukul 23.00 malam hari, rombongan kembali tiba di kota Kairo dan langsung menuju hotel Sonesta sebelum rombongan berpisah dan kembali ke negara masing-masing.
Sabtu, 7 Desember 2012
Setelah sarapan pagi di hotel Sonesta, seluruh peserta kunjungan ke Gaza satu persatu meninggalkan hotel menuju negara masing-masing. Adapun Ust. Harman Tajang masih harus berada di Kairo sambil menunggu hari kepulangan ke tanah air sesuai tanggal penerbangan (tiket return) Emirat EK-0924 pada hari Rabu, 12 Januari 2012.
Beberapa hari di kota Kairo, dimanfaatkan untuk bersilaturahmi dengan sejumlah warga Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Kairo. Senin bakda isya, Ust Harman diundang oleh KKS (Kerukunan Keluarga Sulawesi) Kairo untuk memberikan taujih dan berbagi cerita seputar Gaza kepada warga KKS.
Sisa hari yang ada juga dimanfaatkan untuk mengunjungi sejumlah tempat bersejarah di kota Kairo seperti kampus Al-Azhar dan lain-lain.
Sesuai jadwal, Ust. Harman menuju bandara international Kairo pada pukul 17.00 dan langsung menuju Indonesia setelah sebelumya transit di Uni Emirat Arab Dubai. (Ihz)