Lajnah Falakiyyah PBNU Isi Workshop Wahdah
DPP, Dewan Syariah Wahdah Islamiyah gelar Workshop Nasional Perubahan Arah Kiblat, Hisab dan Rukyat, Sabtu 29 Jumadil Tsani 1431/12 Juni 2010 di Aula Masjid Darul Hikmah Kantor DPP WI Jl.Antang Raya.No.48.
Worshop ini mendatangkan pembicara dari Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), Wakil Ketua Lajnah Falakiyyah PBNU, Ir. Hendro Setyanto, M.Si dengan membawakan Makalah dengan judul Fenomena Astronomi dan Peribadatan Umat Islam. Materi Kedua dibawakan oleh Ketua Tim Hisab dan Rukyat DPP WI sekaligus Ketua Komisi Ibadah Dewan Syariah WI Syaiful Yusuf, Lc dengan pembahasan tentang Rukyatul Hilal, Waktu Shalat Fajar dan Penentuan Arah Kiblat.
Setelah pemaparan materi menjelang magrib, dilanjutkan dengan observasi lapangan di Puncak Gedung GTC Pantai Tanjung Bunga. Hendro Setyanto, mantan peneliti pada Observatorium Bosscha Bandung yang merupakan penggagas dan perancang mobil NUMO, Nusantara Mobile Observatory ini langsung turun memandu melihat Hilal tanda masuknya awal bulan Hijriyah Rajab. Pengamatan di lapangan juga dilakukan untuk melihat Fajar tanda masuknya waktu subuh di tempat lain.
Menurut Sekretaris Dewan Syariah WI, Rahmat Abdurahman, Lc, MA, Workshop ini digelar sebagai pengenalan metode Hisab dan rukyah dalam penetapan awal bulan Hijriyah dan penentuan fajar Shubuh serta cara melihatnya. Selain itu, dalam worshop ini, juga diharapkan adanya kejelasan perubahan arah kiblat yang baru-baru ini menjadi polemik di tengah masyarakat.
Ada empat rekomendasi dihasilkan dalam worshop ini, yakni Pertama, Penetapan Awal Akhir bulan Hijriyah dikembalikan kepada Pemerintah, sesuai dengan metode yang digunakan. Kedua, Arah Kiblat bagi yang tinggal di Luar Kota Mekkah adalah yang terpenting menghadap ke Arah Kota Mekkah (Untuk Indonesia,kiblatnya ke Arah Barat). Ketiga, diharapkan agar penentuan Batas derajat melihat Hilal adalah yang termudah.Keempat, Polemik Waktu Terbitnya Fajar Shodik tanda masuknya Shalat Shubuh untuk tidak dibesar-besarkan sehingga tidak saling menyalahkan antara kaum Muslimin.