Lagi, DPC Gorontalo Gelar Bedah Buku di Warkop

  • Live RRI, dihadiri deklarator Provinsi Gorontalo dan Ketua KPU Provinsi

Setelah sukses menggelar bedah buku Sejarah Wahdah Islamiyah pada Mei 2010 lalu, DPC Wahdah Islamiyah Gorontalo, Ahad 20 Jumadil Awwal 1432 H (24 April 2011 M) kembali menggelar kegiatan serupa.

Buku Ath-Thibbun Nabawi  (Pengobatan Cara Nabi) yang ditulis oleh Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah merupakan buku pilihan yang dibedah pada bedah buku kali ini mengingat masih banyak masyarakat yang berobat dengan menggunakan barang-barang haram ataupun mendatangi dukun dan paranormal untuk menyembuhkan berbagai penyakit yang diderita. Selain itu, kegiatan ini juga merupakan sosialisasi awal dalam rangka seminar kesehatan seputar ath-thibbun nabawi yang insya Allah akan diselenggarakan pada 8 Mei 2011 mendatang.

Seperti halnya bedah buku Sejarah Wahdah Islamiyah, bedah buku kali ini juga berlangsung di warung kopi (warkop) yang dikemas dalam bentuk dialog dan disiarkan langsung oleh Radio Republik Indonesia (RRI) Gorontalo pada program Parlemen Partikulir, Dialog Rumah Kopi dengan durasi 1,5 jam.

Islam sangat menekankan aspek kesehatan, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam dalam kesehariannya yang mencontohkan aksi kesehatan. Demikian diungkapkan dr. Muhammad Isman Yusuf, Sp.S mengawali  bedah buku ini. Dokter, yang kesehariannya sebagai dosen pada Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo ini menambahkan, pedoman berobat dalam islam, ada tiga macam, (1) pengobatan yang bersumber dari ibadah dan aqidah, (2) pengobatan dengan teknologi, misalnya bekam), (3) pengobatan yang bersumber dari alam atau herbal. Dalam pemaparannya, beliau juga mengharapkan agar pengobatan cara Nabi ini menjadi pengobatan utama dalam bidang kedokteran. “Jika selama ini pengobatan ala Nabi menjadi pengobatan alternatif, maka di Gorontalo kita ubah hal tersebut, menjadikan ath-thibbun nabawi sebagai pengobatan utama,” ungkap dokter spesialis saraf ini.

Sementara itu, dr. Elson Djakaria, Sp.OG mengatakan Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wasallam mempunyai kiat-kiat untuk mencegah penyakit. Dan pencegahan (penyakit-red) yang paling utama adalah melalui perut. “90% penyakit disebabkan oleh perut atau pola makanan yang tidak teratur,” ungkap dokter yang juga pembina DPC Wahdah Islamiyah Gorontalo ini.

Ketua DPC Gorontalo, Ustadz  Ishak Abdul Razak Bakari, Lc tampil sebagai pembedah ketiga. Beliau lebih menekankan pada penyakit sosial yang mengakar dimasyarakat yang dapat merusak aqidah yakni praktik perdukunan. “ Pergi ke dukun adalah penyakit sosial yang sangat kronis,” ungkap Ustadz. Pada kesempatan ini pula, Ustadz menjelaskan profil singkat Wahdah Islamiyah kepada masyarakat.

Kegiatan yang dipandu oleh pembawa acara RRI Gorontalo, Kasman Mohammad ini dihadiri beberapa tokoh, diantaranya deklarator Provinsi Gorontalo yang juga mantan rektor Universitas Negeri Gorontalo, Prof. Dr. Ir. Nelson Pomalingo, M.Pd dan Ketua Komisi Pemilihan Umum Provinsi Gorontalo, Sholahuddin Pakaya, S.Ag.

Di akhir kegiatan ini, seorang peserta berharap Wahdah Islamiyah bisa menjadi pembanding bagi organisasi (ormas Islam-red) yang ada di Gorontalo dan juga dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat.(Jafar La Kilo/Infokom DPC)  Dokumentasi

 

        

 

 

Artikulli paraprakDirjen Pendidikan Islam: Pihak Asing Jangan Curigai Kurikulum Pendidikan Islam Indonesia
Artikulli tjetërInilah Perdebatan Hanung Bramantyo vs Wartawan ‘Suara Islam’ (Bagian 1)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini