Khutbah Idul Fitri 1442 H
Dewan Syariah Wahdah Islamiyah
MENJAGA NEGERI DENGAN RIDHO ILAHI
Khutbah Pertama
الحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي إِلَى رِضْوَانِهِ، صَلَّى الله عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَإِخْوَانِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ:
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaha illallah wallahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd.
Kaum Muslimin Rahimakumullah..
Bergembiralah….
Walau wabah masih melanda,
Bergembiralah!
Walau kesulitan hidup menggurita,
Bergembiralah!
Walau jasadmu masih didera sakit atau terpenjara, bergembiralah!
Ya, bergembiralah, karena Rabbmu, Penggenggam semesta, Yang menurunkan ayat-ayatNya yang penuh cinta telah berfirman:
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
Artinya:
Katakanlah (Muhammad): “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. (QS. Yunus, ayat 58)
Kita bergembira karena masih bisa bertakbir, karena Karunia Allah berupa Iman, Al Qur’an dan Sunah rasulNya masih indah selalu membersamai.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd.
Setahun lebih seluruh dunia merana. Wabah Corona masih melanda. Orang-orang tercinta sudah mendahului menghadap Sang Pencipta, rahimahumullah rahmatan waasi’ah.
Seluruh penjuru dunia merasakan tekanan ekonomi bahkan krisis sosial dan politik,
Al Aqsha dan Palestina yang terus menjerit dalam jajahan Yahudi Zionis durjana,
Negeri tercinta yang tergadaikan pada berbagai kepentingan nista,
Kita lalui hari-hari yang belum pernah kita alami sebelumnya.
Sederet musibah pun datang silih berganti; Sang Kapten yang saleh dipanggil Ilahi dari pesawat Sriwijaya Air bersama seluruh penumpangnya dalam kecelakaan yang sangat menyedihkan, gempa dahsyat yang meluluhlantakkan Sulawesi Barat, banjir bandang, tanah longsor yang merenggut nyawa saudara-saudara kita di berbagai penjuru Nusantara, bahkan di bulan suci ini kita kembali terhenyak dengan tenggelamnya kapal selam yang diawaki sejumlah Prajurit saleh, yang laut menjadi saksi sembah sujud mereka pada Sang Ilahi, Rahimahumullah rahmatan waasi’ah.
Bahkan kesedihan menjadi-jadi saat kondisi sulit ini! disayat dengan kezaliman yang bertubi-tubi, mulai dari harta rakyat yang ditelikung, aksi terorisme yang diselimuti awan gelap, hingga anak bangsa yang dibantai oleh sesama anak bangsa, haruskah keadilan menjadi barang langka di zamrud Khatulistiwa ini?! Wallahul Musta’an.
Upaya memecah belah anak bangsa menjadi ancaman serius bagi negeri yang merdekanya atas Rahmat Ilahi ini.
Komunisme, atheisme, liberalisme yang mengail di air keruh semakin memperparah situasi.
Jejak penuh noda darah komunis di negeri ini tak mungkin terhapuskan.
Pembantaian santri, kyai, para prajurit dan rakyat tanpa dosa sangat amis tercium pada catatan pemberontakan PKI tahun 1948 pimpinan Muso di Madiun.
Pembunuhan para Jenderal dalam gerakan G30S/PKI, menjadi lembar paling hitam dalam catatan sejarah negeri ini.
Entah berapa nyawa telah melayang untuk ideologi penuh darah ini.
Namun Allah tidak pernah terlambat memberikan pertolonganNya, sedemikian panjang catatan keji Komunis di negeri ini, namun semuanya akhirnya selalu berakhir gagal, walhamdulillah
وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
Artinya:
Orang-orang kafir itu membuat makar, dan Allah membalas makar mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya (QS. Ali ‘Imran, ayat 54)
Allah Akbar, Allahu Akbar Walillahil hamd
Kaum Muslimin Hafizhakumullah…
Geliat paham berbahaya ini tak boleh dipandang remeh, perbenturan antara agama dan negara adalah strategi licik mereka menghancurkan bangsa beriman ini.
Jangan sampai bangsa ini terjatuh di lubang yang sama berkali-kali, Wallahul Musta’an.
Kaum Muslimin rahimakumullah,
Andalah, kaum muslimin benteng negeri ini, andalah garda terdepan penjaga NKRI,
Jika anda kuat, maka kuatlah negeri ini biiznillah, jika anda lemah, maka itu adalah alamat kehancuran negeri nauzubillah min dzalik
Dan sadarlah kita, bahwa kuatnya anda adalah sejauh mana Al-Qur’an bersemayam pada jiwa anda
Kuatnya anda adalah sejauh mana anda menapaktilasi jalan Sunah Rasulullah
Kuatnya anda adalah sejauh mana ukhuwah dan persaudaraan membalut kebersamaan
Kuatnya kita semua adalah sejauh mana kita selalu berbagi, mengantar kebahagiaan pada saudara, menjadi perantara Allah untuk kegembiraan sesama.
Allahu Akbar, Allah Akbar Walillahil hamd
Kaum Muslimin a’azzakumullah
Wariskan negeri ini kepada anak cucu kita dengan azan yang menggema di relung-relungnya….
Dengan tilawah yang menyentuh di setiap tanahnya…
Dengan kemuliaan akhlak yang mempesona pada setiap penduduknya…
Dengan syahwat dan kezaliman yang telah terpenjara…
Dengan Ulama dan cendekia yang bebas dan setia membimbing dengan jiwa…
Allahu Akbar Walillahil hamd
Untuk itu semua, maka langkah dakwah harus terayunkan dengan tegap dan sigap, mulai saat ini, tak ada waktu untuk menunggu, resiko pasti ada, itu sudah menjadi sunnatullah
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ (2) وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ (3)
Artinya:
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta (QS. Al-‘Ankabut, ayat 2-3)
Namun bersabarlah, karena semua pengorbanan itu akan menjadi indah saat Surga yang menanti adalah jaminannya.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
وَيُؤْتَى بِأَشَدِّ النَّاسِ بُؤْسًا فِي الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيُصْبَغُ صَبْغَةً فِي الْجَنَّةِ فَيُقَالُ لَهُ يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ بُؤْسًا قَطُّ هَلْ مَرَّ بِكَ شِدَّةٌ قَطُّ فَيَقُولُ لَا وَاللَّهِ يَا رَبِّ مَا مَرَّ بِي بُؤْسٌ قَطُّ وَلَا رَأَيْتُ شِدَّةً قَطُّ
Artinya:
“Dan didatangkan orang paling sengsara di dunia yang termasuk penghuni surga kemudian dicelupkan di surga sebentar, setelah itu dikatakan padanya: ‘Hai anak Adam, apa kau pernah melihat sedikit penderitaan, apa kau pernah merasa sengsara sedikit pun? ‘ ia menjawab: ‘Tidak, demi Allah, wahai Rabb, aku tidak pernah merasa sengsara sedikit pun dan aku tidak pernah melihat kesengsaraan pun’. (HR. Muslim)
Rindu pada Surga
kan menghapus semua duka
hidup yang tercabik luka
dengan kasihNya pasti sirna
karena…
Derita dunia hanya sementara
Akhirat untuk selamanya
وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولَى
Artinya:
Dan sesungguhnya hari akhirat itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (kehidupan dunia) (QS. Al-Dhuha, ayat 4)
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فاستغفروه إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَاهُ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ، أَمَّا بَعْدُ:
Kaum Muslimin rahimakumullah.
Ramadhankan hidupmu, demikian judul buku salah seorang dai kharismatik negeri ini
Benar sekali…
Ramadhankan hidupmu
Biarkan tapak ketaatan terus melangkah dalam hari-hari setelah Ramadhan, hingga Ramadhan berikutnya hingga hari perjumpaan dengan Sang pemilik Ramadhan, Allah ‘azza wajalla.
Puasa enam hari di bulan Syawal adalah sunah yang sangat mujarab melestarikan semangat Ramadhan.
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Artinya:
Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan kemudian menjalankan puasa 6 hari di bulan Syawwal maka seakan dia telah berpuasa setahun penuh (HR. Muslim).
Wahai para bunda jadilah perisai umat ini pada setiap rumahmu, engkaulah penjaga benteng itu, engkaulah cahayanya, engkaulah pelitanya. Setiamu pada agama ini adalah bahan bakar kesalehan umat ini.
Para pemuda yang kami banggakan, kalianlah harapan kami. Bekali diri dengan ilmu, akidah dan akhlak yang menjadikanmu kuat untuk masa depan yang penuh tantangan.
Wahai para ayah, engkaulah pondasi keluarga, engkaulah inspirasi, engkaulah motivasi, engkaulah qawwam sejati. Berjuanglah tiada henti.
Wahai para pemimpin, sungguh anda akan mempertanggungjawabkan semua amanah di hadapan Ilahi Rabbi, seteguk kezaliman pada rakyat atau bawahan anda akan menjadi badai kebinasaan dunia akhirat, berlaku adillah, karena keadilan itu lebih dekat pada ketakwaan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ، يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: الإِمَامُ العَادِلُ…..
Artinya:
Tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naunganNya; yang pertama adalah pemimpin yang adil (H.R. Bukhari dan Muslim)
Akhirnya, di penghujung khutbah ini marilah kita menengadahkan jiwa seraya berdoa memohon kepada Allah ‘Azza wajalla Yang Memiliki Segalanya.
الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوْبِنَا غِلاً لِّلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Ya Allah ampunilah kami atas semua dosa yang bertabur bagai pasir,
Ya Allah ampunilah dosa kami yang menjulang bagai gunung, yang berbulir bagai buih di tepi pantai.
Ya Allah, hanya Engkau yang berhak memberi ampunan…
Ya Allah, ampuni kedua orang tua kami dan berikan kami taufiq-Mu untuk mewujudkan bakti pada mereka, ampuni setiap jejak durhaka kami atas mereka, rahmati dan sayangi yang telah mendahului kami, kumpulkan kami dan mereka dalam surga-Mu yang kekal abadi.
Ya Allah jaga dan anugrahkan kesalehan pada anak keturunan kami, satukan kami dalam shaf perjuangan dan dalam Jannah-Mu yang terindah.
Ya Allah, tolonglah saudara kami di Al-Aqsha, Al-Quds dan Palestina tercinta, jagalah Makkah, Madinah dan setiap jengkal tanah suci kami dan segenap negeri kaum muslimin, enyahkan setiap penjajah dan kezalimannya.
Ya Allah jagalah negeri kami dari setiap marabahaya, dari setiap kezaliman dan kenistaan, tuntunlah para pemimpin negeri ini kepada apa yang Engkau cintai dan ridhoi, jagalah para Ulama dan guru-guru kami, kuatkan mereka dan tolonglah mereka Ya Allah, Engkau Maha Kuasa atas segalanya.
Ya Allah, satukanlah kami dalam eratnya persaudaraan karena-Mu dan untukMu, satukan jiwa kami untuk berjihad di jalan-Mu.
Ya Allah angkatlah dan sembuhkanlah semua saudara kami yang sedang berjuang dengan penyakitnya, berilah pahala berlimpah atas kesabarannya, rahmati dan ampuni yang telah mendahului kami menghadap pada-Mu.
Ya Allah angkatlah wabah dan penyakit ini dari bumi-Mu, dan berilah kami petunjuk untuk bertaubat dan kembali kepada-Mu.
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتِلَاوَتَنَا وَصَدَقَاتِنَا وَسَائِرَ أَعْمَالِنَا
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
رَبَّنَا آتِنَا فِيْ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِيْ الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى نَبِيِّنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الحُمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ