TEGAR DI ATAS KETAATAN, SOLUSI MERAIH KEMENANGAN
(Potret Indah Keluarga Ibrahim ‘Alaihimussalam)
KHUTBAH PERTAMA
الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ تَعْظِيْماً لِشَأْنِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ محمداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إِلَى رِضْوَانِهِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْراً إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
﴿يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ﴾
أَمَّا بَعْدُ:
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaha illallah wallahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd.
Kaum muslimin yang berbahagia
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, atas limpahan nikmat dan karunia-Nya maka sempurnalah ketaatan dan amalan saleh kepada-Nya. Semoga setiap ketaatan yang kita lakukan selama 10 hari-hari terbaik sepanjang tahun ini diterima oleh-Nya, aamiin ya Rabbal ‘Alamin.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,Laa ilaha illallah wallahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd.
Kaum mukminin a’azzakumullah
Sesungguhnya Allah telah memilih manusia-manusia terbaik untuk mengemban risalah keumatan
Risalah yang Allah bebankan di atas pundak dan tangan mereka
Risalah yang menjadi pelita menerangi setiap sudut rumah siapapun yang beriman kepadanya
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
اللهُ يَصْطَفِي مِنَ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا وَمِنَ النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ
Terjemahnya: Allah memilih utusan-utusan-(Nya) dari malaikat dan dari manusia; sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat (QS. Al-Hajj: 75)
Allah ‘azza wajalla telah memilih Ibrahim untuk mengemban risalah-Nya, dan melebihkannya dari pada Nabi dan Rasul yang lainnya.
Allah telah menyebutnya berulang kali di dalam Al-Quran Al-Karim
Allah telah menjelaskan kemurnian tauhidnya dan sikapnya yang tegas terhadap orang-orang kafir dan musyrik
Allah telah memberikan sifat-sifat kehambaan yang sempurna, di saat seluruh jenis-jenis kebaikan hanya terkumpul pada sebuah umat, namun Ibrahim telah memilikinya pada dirinya seorang
Allah ‘azza wajalla berfirman:
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Terjemahnya: Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan) (QS. An-Nahl: 120)
Siapapun yang membaca sirah kehidupan sang kekasih Allah ini, niscaya dia mendapati bahwa amalan yang dia lakukan adalah amalan sebuah umat secara keseluruhan, berikut beberapa petikan sirah khalilullah ini:
Pertama: Di saat seluruh manusia membangkang kepada Rabbul ‘Alamin, hanya Ibrahim dan istrinya semata yang beriman kepada-Nya. Di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menceritakan kisah Nabiyullah Ibrahim ‘alaihissalam beserta istrinya ketika keduanya pergi ke suatu daerah yang dikuasai oleh raja yang kejam. Maka dalam kisah itu Ibrahim berkata kepada istrinya: “Wahai istriku, jika raja yang kejam itu mengetahui kalau engkau adalah istriku niscaya dia akan membunuhku dan merebutmu dariku. Oleh karena itu, jika dia bertanya kepadamu, maka katakanlah kepadanya bahwa engkau adalah saudari perempuanku, dan engkau memang saudariku seagama dalam Islam. Karena sesungguhnya aku tidak mengetahui seorang muslimpun di bumi ini kecuali aku dan engkau.
Kaum mukminin rahimakumullah
Bayangkanlah perjuangan seorang Ibrahim ‘alaihissalam
Ibrahim mengemban iman seorang diri
Ibrahim berdakwah kepada keimanan seorang diri
Ibrahim berhijrah di jalan Allah seorang diri
Ibrahim berdiri melawan kuffar seorang diri
Ibrahim seorang diri tegar tak goyah di hadapan penyembah bintang, bulan dan mentari
Ibrahim tegar bersikap di hadapan penyembah patung
Ibrahim tegar mempertahankan tauhid di hadapan raja lalim seorang diri
Ibrahim tetap tegar dalam memberi nasehat kepada ayah sendiri
Bahkan, Ibrahim disakiti, dizalimi bahkan dibakar seorang diri
Beliau tegar di atas kebenaran, kokoh dengan keyakinan, tak sekalipun dia ragu dan mengeluh, tak sedetikpun dia tergoda dan tergiur dengan perkataan dan penawaran dunia, tak sedikitpun dia takut dengan ancaman dan siksaan musuh-Nya, suaranya lantang meneriakkan tauhid kepada-Nya:
فَلَمَّا رَأَى الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَذَا رَبِّي هَذَا أَكْبَرُ فَلَمَّا أَفَلَتْ قَالَ يَاقَوْمِ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ ` إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Terjemahnya: “Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: “Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar”. Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: “Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan”. (Q.S. Al-An’am: 78-79)
Kedua: Perjuangan Ibrahim tidak hanya sebatas melawan musuh-musuh Allah, Sang kekasih Allah inipun diuji dengan melewati tahun-tahun panjang tanpa dikaruniai seorang putra. Hingga karunia itu tiba, dan Ismail telah lahir kemudian tumbuh berkembang, Sekali lagi dia harus berjuang meninggalkan istri dan anaknya di tempat tandus tak ada sesuatupun padanya
رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
Terjemahnya: Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (Q.S. Ibrahim: 37)
Kaum mukminin a’azzakumullah
Apakah ujian-Nya hanya sampai di sini? Jawabannya belum
Melalui mimpi yang hak, Allah memerintahnya mengorbankan putra semata wayang nan terkasih, Ismail
Membuktikan cinta yang sejati dan hakiki hanya kepada Allah
Bukan kepada siapapun dan apapun selain-Nya
فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ ` وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَاإِبْرَاهِيمُ ` قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ ` إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ ` وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ
Terjemahnya: Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. (QS. Ash-Shaffat: 103-107)
Inilah perjuangan di atas segala perjuangan
Inilah bukti iman yang hakiki kepada Allah
Inilah bukti cinta yang sejati kepada Allah
Yang dipahat di atas pengorbanan yang totalitas
Tak seorangpun mampu bertahan di atasnya, selain Ibrahim, karena dia adalah umat pada dirinya seorang
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaha illallah wallahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd.
Kaum mukminin ahabbakumullah
Ketiga: Selain keteladanan dari pengorbanan-pengorbanannya, beliau juga mengajarkan teladan dalam syariat ibadah yang paling agung
Melalui perintah Allah untuk menunaikan ibadah haji, dan menyeru manusia kepadanya
وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ ` لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ
Terjemahnya: “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir. (Q.S. Al-Hajj:27-28)
Di balik pensyariatan haji ada keteladanan dari istri yang salehah
Dengan ridhanya ditinggal seorang diri
Bersama putranya Ismail yang terkasih
Di tanah tandus nan gersang tak berperi
Yang dibutuhkannya hanyalah kejelasan
Dari Ibrahim sang khalilullah
Akan urusan berat yang diemban
Benarkah ia berasal dari Allah?
آللهُ الَّذِي أَمَرَكَ بِهَذَا؟، قَالَ: نَعَمْ، قَالَتْ: إِذَنْ لاَ يُضَيِّعُنَا.
Terjemahnya: (Hajar bertanya): “Apakah Allah yang memerintahkanmu atas semua ini?” Ibrahim menjawab: “Ya”, Hajar berkata: “Jika demikian, Dia tidak akan menelantarkan kami”. (HR. Bukhari)
Wahai para bunda dan mukminah, bercerminlah kepada bunda Ismail
Teladan seluruh wanita dalam menorehkan perjuangan sejati
Berbalut pengorbanan yang abadi
Dalam denyut dan langkah perjuangan
Kaum mukminin arsyadakumullah
Di balik pensyariatan kurban ada kisah keteladanan Ismail, putra terkasih, teladan seluruh buah hati kita
Dengan usianya yang masih belia
Dia mampu membaktikan nyawa dan raga
Penuh rela atas titah Yang Maha Kuasa
Melahirkan syariat qurban di sepanjang masa
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَابُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَاأَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Terjemahnya: Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (Q.S. Ash Shaffat: 102)
Ismail adalah sosok anak teladan yang lahir dari tarbiyah sang khalilullah
Ialah putra yang ditinggal bersama Ibunya di lembah Mekkah
Ialah putra yang diikutkan bersama dalam pembangunan Baitullah
Ialah putra yang dititahkan untuk disembelih di jalan Allah
Inilah potret keluarga itu, yang terbentuk karena Tarbiyah Jaaddah (Pembinaan yang Serius)
Inilah potret keluarga ideal itu, yang diabadikan kisahnya oleh Kalamullah
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaha illallah wallahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd.
Kaum mukminin hafizhakumullah
Hari ini, setiap kita wajib menyelami kembali kisah perjuangan dan pengorbanan Nabiyullah Ibrahim, isteri dan putranya Ismail
Berbagai ujian, musibah, dan cobaan yang Allah wujudkan di hadapan mereka, tidak menciutkan langkah perjuangan dan pengorbanan mereka, mereka tetap tegar di atas ketaatan kepada Allah.
Maka seraplah semangat keluarga perjuangan ini, guna mengokohkan setiap kaki dan pundak kita
Karena hari ini, segudang masalah dan musibah negeri masih terus merundung setiap insannya
Persoalan covid-19 yang masih menghantui, tarik ulur perdebatan dan perselisihan pun terus terjadi tentangnya, hingga wafatnya beberapa tokoh, ulama, cendekiawan, dan puluhan ribu warga semakin menambah kecemasan kita
Komunisme, Liberalisme, Pluralisme dan berbagai paham-paham perusak juga semakin tercium bau busuknya yang siap meninggalkan borok luka yang dalam sedalam lubang buaya G 30-S PKI, apabila setiap kita tidak berhati-hati dari bahaya laten ini.
Praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, baik pada lingkup dan tataran terkecil hingga level tertinggi, masih menjadi agenda yang sangat besar untuk negeri ini, yang menumbangkan nilai kepercayaan dan keadilan yang seharusnya dijunjung tinggi di negeri Pancasila ini
Bencana alam dan tragedi kecelakaan, tindak kekerasan dan pembunuhan, cyber-crime dan hoax pun terus terjadi silih berganti seiring bergantinya siang dan malam, yang terus mengikis rasa kemanusiaan dan nilai-nilai kebenaran yang seharusnya diusung oleh manusia-manusia melayu negeri ini
Semua masalah ini membutuhkan ketegaran untuk menghadapinya, ketegaran ilmu, ketegaran sikap, ketegaran untuk selalu bersama dengan orang-orang yang memperjuangkan kebenaran.
Kaum mukminin yang berbahagia
Keimanan di dalam hati kita semua mengharuskan setiap kita melihat kepada masalah-masalah ini sebagai ujian dari Allah, untuk mendewasakan jiwa kerdil, untuk mengokohkan tekad yang rapuh, untuk menegakkan kaki yang terseok demi meraih kemenangan
Olehnya, Allah karuniakan kepada setiap mukmin, seorang Ibrahim kekasih Allah, Ibunda Hajar, dan Ismail, untuk kita bercermin kepada mereka dalam mengarungi ujian-ujian ini
Kepada para ayah, jangan pernah berhenti dari tarbiyahmu (pembinaan yang intensif), karena ia adalah amunisi untuk engkau bekali istri dan anak-anakmu, jangan pernah berhenti dari amanah tanggung jawab islah (memperbaiki) umat ini, siapapun engkau, di lini manapun engkau bekerja, karena dakwah perbaikan umat ini adalah tugas setiap mukmin, dan jangan pernah lupa untuk selalu melangitkan doa-doamu agar diberi pundak yang kuat untuk memikul beban tanggung jawabmu
Kepada para bunda, engkaulah madrasah pertama kami, engkaulah tempat kembali kami, dan jadilah seperti itu selamanya, jangan pernah terbuai bujuk rayu musuh-musuh Allah untuk berusaha eksis dalam pandangan manusia-manusia durjana, namun engkau hilang dari pandangan kedua buah mata kami, lantas kemana kami akan kembali? Sabar dan tegarlah wahai para bunda shalihah, sebagaimana sabar dan tegarnya Ibunda Ismail di tanah tandus tak berpenghuni, karena akan selalu ada Rabb yang takkan menyia-nyiakan dirimu. Rangkullah dan bimbinglah kami, anak-anak buah hatimu, untuk mengajarkan perjuangan seorang Ibrahim, dan untuk apa kita bersabar dan tegar di jalan Allah
Kepada para pemuda, engkaulah masa depan dunia, engkaulah wajah dunia hari ini. Jadilah seperti Ismail, pemuda tangkas, penyabar, lagi taat dalam kebaikan dan amalan saleh. Jadilah seperti Ismail yang masa mudanya dia baktikan untuk membangun kembali Baitullah Ka’bah, maka bangunlah pula peradaban yang Islami, dan jangan kau hancurkan masa mudamu dengan kebahagiaan yang semu, meskipun sangat indah di hadapan matamu.
Kepada para pemimpin, ketahuilah dan sadarlah bahwa kepemimpinan adalah amanah, yang Allah titipkan sementara waktu di atas pundakmu. Kelak ia akan dicabut darimu kemudian diberikan kepada yang lainnya. Sedang tanggung jawabnya akan dimintai oleh Allah kelak. Maka tunaikanlah amanah ini sebaik-baiknya. Bercerminlah kepada Ibrahim, tatkala dia mengetahui bahwa hanya dirinya seorang bersama istrinya yang beriman kepada Allah, dia menyadari amanah iman kepada Allah dan dakwah di jalan-Nya telah diletakkan pada pundaknya. Meski seluruh manusia menjadi musuhnya, namun tak gentar dan mundur selangkahpun dari amanah itu, apalagi berkhianat darinya. Ketahuilah khianat adalah seburuk-buruk perbuatan dosa, yang mengantar seseorang kepada perbuatan kezaliman. Dan kezaliman manalagi yang lebih besar dosanya dari mengkhianati rakyat sendiri yang telah menaruh kepercayaannya kepada para pemimpin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْم، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.
KHUTBAH KEDUA
الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَلَمِيْنَ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا،
أَمَّا بَعْدُ:
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaha illallah wallahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd.
Kaum muslimin rahimakumullah
Berbahagialah, karena taufik dan nikmat ibadah masih terus melekat padamu
Berbahagialah, karena nikmat takbir, tahmid dan tahlil masih dapat terucapkan
Berbahagialah, karena kesatuan dan keamanan negeri ini masih dapat dirasakan
Namun kebahagiaan kita hari ini dan hari-hari yang akan datang, demi Allah tidak akan pernah sempurna,jika saudara-saudara kita di Palestina belum merasakannya akibat kezaliman Zionis Israel dan para pendukungnya
Maka jangan pernah melupakan mereka, karena Islam tidak pernah melupakan Kiblat pertama dan Kiblat perjuangan umat sepanjang zaman
Jangan pernah melupakan mereka, karena nilai keislamanmu telah dijadikan barometernya atas kejayaan Al-Aqsha
Kaum mukminin a’azzakumullah
Di antara ibadah yang Allah syariatkan kepada umat Islam, adalah ibadah kurban yang telah diletakkan pondasi syariatnya kepada Nabi Ibrahim, kemudian ditetapkan pula dalam syariat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Berkurban sangat dianjurkan bagi yang mampu. Hewan kurban bisa berupa domba yang genap berusia enam bulan, kambing yang genap berusia satu tahun dan sapi yang genap berusia dua tahun. Seekor domba atau kambing hanya mencukupi untuk kurban satu orang, sedangkan seekor sapi boleh berserikat maksimal untuk tujuh orang. Hewan yang dikurbankan tidak cacat atau berpenyakit yang jelas dan berpengaruh kepada dagingnya, seperti: mata picak, kaki pincang, terlalu kurus, penyakit pada kulit, kuku atau mulut.
Waktu penyembelihan hewan kurban, yaitu setelah pelaksanaan salat Idul Adha hingga tiga hari tasyriq setelahnya, sembelihlah dengan baik menggunakan pisau atau golok yang tajam. Disyariatkan bagi pemilik kurban untuk menyembelih sendiri hewan kurbannya, tetapi bisa diwakilkan kepada penjagal, dengan syarat seorang muslim yang menjaga ibadah salatnya, dan mengetahui hukum-hukum menyembelih, serta upahnya tidak boleh diambil hewan kurban itu, namun bisa mendapat bagian dari hewan kurban sebagai sedekah atau hadiah.
Hewan kurban yang telah disembelih dapat menjadi tiga bagian, buat pemiliknya, hadiah dan sedekah kepada fakir miskin. Ibadah kurban pada masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan sejak awal pembayaran hingga pendistribusiannya.
Semoga Allah menerima ibadah kita semua.
Akhirnya, marilah kita menengadahkan jiwa seraya berdoa dan bermunajat kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala
الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَلَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِهِ الْأَمِيْن نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
Ya Allah, Engkau adalah Tuhan kami, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau. Engkau telah menciptakan kami dan kami adalah hamba-hamba-Mu. Kami berada di atas perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuan kami. Kami berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatan kami, kami mengakui dosa-dosa kami kepada-Mu, dan mengakui nikmat-nikmat-Mu kepada kami, maka ampunilah kami. Karena tidak ada Dzat yang dapat mengampuni segala dosa selain Engkau.
Ya Allah, Rabb yang Maha Penyayang, hanya rahmat-Mulah yang kami harapkan, jangan Engkau biarkan kami tanpa rahmat-Mu sekejap mata pun. Rahmatilah seluruh hamba-Mu yang merahmati sesama makhluk-Mu.
Ya Allah, Rabb yang Maha Pengasih, kasihilah kedua orang tua kami, baik yang masih hidup ataupun yang telah Engkau panggil kehadirat-Mu. Jangan halangi kami dari bakti kepadanya, jangan haramkan kami masuk surga melaluinya.
Ya Allah, Rabb yang Maha Kuasa, hanya kepada-Mu kami kembalikan seluruh urusan kami, dan hanya kepada-Mu kami bersandar atas ujian dan cobaan. Berikanlah ketabahan kepada setiap yang tertimpa musibah hari ini, dan sempurnakanlah ia dengan limpahan pahala dan ganjaran terbaik. Berikan kekuatan kepada kami untuk melewati masa- masa sulit ini.
Ya Allah sebagian ulama, tokoh umat telah mendahului kami, ampuni dan rahmatilah mereka, tinggikan derajat mereka di sisi-Mu. Ya Allah cahaya ilmu dan perjuangan yang mereka wariskan tetap harus kami teruskan, berikanlah kekuatan kepada kami untuk melanjutkan perjuangan mereka dan juga kekuatan untuk melahirkan generasi-generasi pejuang setelah kami.
Ya Allah, Rabb yang Maha Pemelihara, jagalah kami dari segala mara bahaya, jagalah kami dari tangan-tangan durhaka dan musuh-musuh Islam, jagalah kami dari fitnah yang meraja rela. Karuniakanlah kepada kami pemimpin yang taat dan amanah kepada-Mu, saleh dan muslih di tengah-tengah umat, bangga dengan agama dan umat Islam, serta terhormat di hadapan seluruh manusia, pemimpin yang menyayangi kami dan menjaga hak-hak umat ini.
ربنا هب لنا من أزواجنا وذرياتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ أَجْمَعِيْنَ، وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنْ الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَلَمِيْنَ