Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, KH. Syarifuddin Abdul Gani MA menyatakan bahwa meskipun seseorang sudah dianggap sebagai ulama, harus terus meningkatkan ilmu. Hal itu disampaikannya saat memberi sambutan pada pengukuhan pengurus Majelis Intelektual & Ulama Muda Indonesia (MIUMI) DKI Jakarta pada ahad malam (17/8/1435) di Jakarta. “Pemuda biar sudah ulama tapi tetap harus ngaji,” pesan alumni Universitas Islam Madinah ini.
Kepada para ulama dan intelektual muda KH. Syarifuddin menyatakan bahwa ulama harus mengambil peran aktif dalam amar ma’ruf dan nahyu ‘anil munkar. Sebab hal itu merupakan fungsi ulama. Apalagi saat ini kita dihadapkan pada kondisi melemahnya amar ma’ruf dan nahyu ‘anil munkar. “Karena (amar ma’ruf nahyi anil munkar) sekarang sudah melemah. Harapan kami dari pada pemuda, dia adalah orang yang tak mau lihat kemungkaran,” terangnya sambil mengutip kisah Nabi Ibrahim alaihissalam dalam Al Qur’an.
Sementara Sekretaris Jenderal (Sekjen) MIUMI, Ustad Bachtiar Nasir, Lc, MM menekankan peran MIUMI dalam tataran kepemimpinan ummat. Ini dalam rangka membangun struktur sosial Islam dibawah kepemimpinan ulama yang merupakan pelanjut risalah para Nabi. “Salah satu peran MIUMI adalah membangun struktur sosial Islam yang dibangun di atas prinsip al-‘Ulama wartsatul Anbiya’’, tegasnya.
MIUMI DKI merupakan gabungan dari berbagai ormas, lembaga, dan media Islam di Jakarta. Diantaranya; Fahmi Salim (MUI dan DMI), Anung Al-Hamat (Al-Islam), Syamsuddin (Wahdah Islamiyah), Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi (JITU-Islampos.com), Artawijaya (JITU), Umar Mita, Felix Siauw, Bendri Jaisyurrahman. Kehadiran MIUMI DKI diharapkan dapat menjadi mitra bagi MUI DKI dan elemen ummat lainnya dalam membangun peradaban Islam di tanah Betawi. (sym)