Ketua LP2AR (Lembaga Pembinaan Pengembangan Anak dan Remaja) Wahdah Islamiyah, Ustadz Askar Yaman mengajak guru untuk tidak menyusahkan anak didiknya. “Guru harusnya bersikap hangat, suka senyum dan tanggap dengan peserta didiknya, layaknya seorang selebriti”. Guru harusnya menjadi guide bagi anak didiknya, menyampaikan materi dan ilmu dengan ikhlas, baik dan menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti siswanya agar disaat pulang ke rumah, tugas dan materi tidak menjadi menyusahkan mereka. Menyusahkan anak itu sendiri, menyusahkan orang tua mereka, dan bahkan sampai menyusahkan orang-orang disekitarnya. Ustadz Askar, sapaan akrabnya memberikan materi pengelolaan kelas dihadapan puluhan guru SDIT Wahdah Islamiyah 01 di SDIT Wahdah Islamiyah 1 Antang (14/10).
Dalam pemaparan materi ini Ustadz Askar menjadi pembicara utama. Menurutnya, pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar optimal dan reoptimalisasi kondisi belajar bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Tujuan pengelolaan kelas ini untuk menjadikan proses pengajaran menjadi kondisi optimal dengan hasil terbaik.
Faktor penghambat tidak terciptanya kondisi optimal ini ada 4 yaitu: guru itu sendiri, peserta didik, fasilitas, dan keluarga. Namun yang menjadi perhatian utama adalah guru. Jika gurunya beres, maka akan menimalisirkan faktor-faktor yang lain. Guru tidak boleh mengeluh, semakin ada masalah semakin tertantang menyelesaikan masalah. Layang-layang terbang tinggi karena ada angin, pahlawan ada karena ada penjajahan, dan bunga teratai menjadi mekar bunganya karena adanya air berlumpur. Guru yang baik, tidak menyusahkan anak-anak akan diingat selalu anak-anak didiknya .
“Apalah jadi kalau materi yang dipaparkan dengan baik oleh ustadz tapi tidak bisa dilaksanakan guru”, ungkap Mohamad Arif, kepala Sekolah SDIT Wahdah Islamiyah 01 menutup acara. []