Pada acara Daurah Sakinah III Lembaga Pernikahan & Pembinaan Keluarga Sakinah (LP2KS) DPP Wahdah Islamiyah, Ahad (15 Mei 2022) Ustaz Muh. Zaitun Rasmin menyampaikan beberapa pesan penting soal menjaga ketahanan keluarga.
Materi dalam daurah ini agak spesial. Pesertanya hanya pasangan yang usia pernikahannya di atas 14 tahun.
Beliau menjelaskan bahwa ketahanan keluarga artinya ketika sebuah keluarga beserta segenap elemen di dalamnya dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik.
Sebagai contoh misalnya peran suami maupun istri. Pada dasarnya lelaki dan wanita mempunyai karakter yang berbeda. Wanita lebih cenderung mengutamakan perasaan, sedangkan lelaki lebih mendahulukan logika dalam berpikir.
Baik lelaki (suami) maupun wanita (istri), perlu saling melengkapi. Satu sama lain ibarat pakaian yang saling menutup kekurangan masing-masing.
Selain itu, ketahanan bagi sebuah keluarga adalah jika mampu “survive” menghadapi setiap tantangan dan ujian. Ujian dalam ketahanan keluarga bisa bermacam-macam ragamnya.
Terkadang pemicunya berawal dari hilangnya kehangatan komunikasi dan kebersamaan. Komunikasi yang yang baik paling tidak ditandai dengan dua hal; dasarnya adalah kasih sayang, serta saling menghargai. Bukan saling menjatuhkan atau bahkan mencari-cari kesalahan pasangan
Ujian yang perlu diwaspadai juga kata beliau antara lain, emosi yang tidak terkendali, permasalahan anak-anak, keuangan, serta fasilitas keseharian.
Hilangnya penghargaan pada suami juga dapat mengancam ketahanan keluarga. Dalam Islam, posisi suami adalah ‘qawam’. Istri perlu menghargai, dan suami juga harus memantaskan diri.
Termasuk yang perlu dipersiapkan dengan matang adalah persoalan poligami. Ini tidak bisa diabaikan, namun juga jangan serampangan dalam menjalankan. Perlu komunikasi dan edukasi terhadap masing-masing pasangan.
Ancaman yang tidak kalah serius adalah pornografi. Ini ancaman yang perlu diwaspadai, termasuk keluarga para da’i dan aktivis dakwah. Meski usia pernikahannya sudah belasan tahun. (*URH)