Jakarta (ANTARA) – Indonesia dan Sudan meningkatkan hubungan ekonomi melalui kerja sama tiga sektor yaitu energi, ketahanan pangan dan pertanian pada 2013.
“Kerja sama di tiga sektor tersebut dimulai pada 2013, setelah kunjungan delegasi Indonesia ke Khartom pada Oktober 2012,” kata Duta Besar Sudan untuk Indonesia Abd Al Rahim Al Siddig kepada Antara di Jakarta, Senin.
Al Rahim mengatakan bahwa saat ini Indonesia dan Sudan tengah mencari teknis pelaksanaan untuk mengimplementasikan kerja sama di ketiga bidang itu.
“Kita perlu memulai kerja sama ini dengan hati-hati agar semuanya berjalan dengan lancar dan sukses,” ujar Al Rahim.
Al Rahim mengatakan bahwa Sudan memiliki potensi yang baik dalam bidang energi, ketahanan pangan dan pertanian. Jadi, kerja sama antar kedua negara dapat mengeksplor potensi tersebut.
Beberapa perusahaan Indonesia telah mengembangkan usahanya di Sudan, seperti PT Pertamina, PT Medco Energi International, pabrik mie instan dan pabrik kertas.
Volume perdagangan antara Indonesia dan Sudan mencapai 800 juta dolar AS hingga akhir 2012, nilainya terus meningkat jika dibandingkan pada 2008 yang mencapai 781.39 juta dolar AS.
Sementara pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di Sudan mencapai 500 orang, yang kebanyakan mendalami ilmu Al quran dan agama Islam.
Beberapa pengusaha Indonesia termasuk KH Said Aqil Siradj berkunjung ke Sudan pada Oktober lalu untuk menandatangani kesepakatan kerja sama antar kedua negara.
“Delegasi Indonesia bertemu beberapa pejabat di bidang energi, pertanian dan makanan di Sudan, mereka juga melihat lokasi penambangan di sana,” kata dia.
Abd Al Rahim berharap agar kerja sama tersebut dapat mengeksplorasi potensi perekonomian antar kedua negara, sehingga dapat saling menguntungkan dan mensejahterakan masyarakatnya.(rr)