Anonymous mengirimkan pesan ke sebuah situs yang menyatakan bahwa mereka akan melumpuhkan “website keamanan dan pengawasan terpenting”. (Al Arabiya)
Hacker kelompok, Anonymous, telah meluncurkan serangan hacking pada website yang dimiliki oleh pemerintah Israel sebagai pembalasan terhadap operasi militer Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
“Ada begitu banyak situs-situs Israel yang telah dirusak sekarang, kami telah membuat daftar mereka,” Anonymous menjelaskan dalam tweetnya.
Akun Twitter mereka, @YourAnonNews, meminta pengikutnya untuk membantu melumpuhkan lebih dari 40 situs pemerintah Israel dan militer.
Hacker Anonymous telah mengumumkan rencananya untuk melakukan deface dan melumpuhkan website Angkatan Pertahanan Israel dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, termasuk diantaranya milik perusahaan keamanan dan keuangan, menurut laporan Global Post.
Kurangnya listrik di Gaza berarti banyak yang dapat luput dari serangan, tetapi hacker memberi petunjuk pada akun twitter mereka kepada warga untuk dapat terhubung kembali.
“Jika Anda memiliki teman-teman di Gaza yang masih memiliki telepon, tetapi membutuhkan internet, beri mereka nomor dial-up ini dan petunjuk:http://pastebin.com/6dYQruHu“
Anonymous mengirimkan pesan ke sebuah situs yang menyatakan bahwa mereka akan melumpuhkan “website keamanan dan pengawasan terpenting”.
Kelompok itu mengatakan bahwa ia tidak akan tinggal diam sementara “sebuah negara zionis pengecut” menjatuhkan nyawa yang tak berdosa.
Meskipun para hacker mengklaim melumpuhkan beberapa situs, penulis Forbes, Andy Greenberg mengungkapkan masih banyak yang tetap online.
Bahkan beberapa orang menganggap bahwa misi hacker Anonymous sebagai Anti-Semit. Dalam tweetnya Wartawan Aaron Marcus mengatakan, “Anonymous ingin menutup semua situs web berbahasa Ibrani, berbicara tentang meneruskan jejak Hitler”.
Anonymous diketahui dari serangan online mereka yang menyebabkan kemacetan dan mengakibatkan lumpuhnya situs target.
Konflik di Gaza telah menewaskan lebih dari 20 orang sejauh ini, namun belum bisa dipastikan pada wilayah tersebut. Para pimpinan penyerangan telah mengecam satu sama lain melalui Twitter.