Kenapa Anda Harus Menyukai Bersin ??
-Karena Allah ta’ala menyukainya. Dalam hadis : ““Sesungguhnya Allah ta’ala membenci perbuatan menguap dan menyukai bersin”. (HR Bukhari : no. 6223 ).
-Bersin dan mengucapkan alhamdulillah setelahnya, merupakan sunnah Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam dan mendatangkan pahala serta mendapatkan doa dari saudara-saudara muslim lain.
-Bersin merupakan ciri tidak terlalu kenyang, dan ini merupakan petunjuk islam dalam perkara makan yaitu tidak terlalu makan sekenyang-kenyangnya, namun sekedarnya saja agar tidak cepat ngantuk dan bisa beribadah atau beraktifitas dengan maksimal dan tekun.
-Bersin merupakan proses pengeluaran racun dan bakteri berbahaya dari dalam tubuh sehingga bermanfaat untuk kesehatan.
Inilah Adab-Adab Bersin :
1.Ketika bersin, tidak mengeraskan suara, namun harus menahan keluarnya suara sebisa mungkin. Ini sesuai sunnah Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam. Abu Hurairah radhiyallahu’anhu berkata :
كان رسول الله –صلى الله عليه وسلم– إذا عطس وضع يده – أو ثوبه– على فيه، وخفض –أو غض– بها صوته
Artinya : ” Bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam ketika bersin beliau menutup mulutnya dengan tangannya, atau kain pakaiannya, dan menahan suaranya”. (HR Ahmad : 9662, Abu Daud : 5029, dan Tirmidzi : 2948, Hasan Shahih).
2.Menutup wajah dan mulut ketika bersin baik dengan tangan, kain, atau tisu agar tetesan air yang penuh bakteri tidak mengenai orang-orang atau benda yang ada disekitarnya, sebagaimana disebutkan dalam hadis sebelumnya.
3. Hendaknya tidak memutar atau meggoyang kepala kekiri atau kekanan ketika bersin sebab sangat berbahaya bagi otot dan tulang leher. Sebagian orang melakukan ini sehingga lehernya menjadi cacat. Jika dihadapannya ada orang dan ia terpaksa harus bersin, maka sebaiknya menunduk atau memutar badan secara keseluruhan.
4.Setelah bersin, disunatkan mengucapkan “Alhamdulillah” secara jahr (dengan suara keras) walaupun dalam shalat dengan mengucapkan “Alhamdulillah atau alhamdulillahirabbil’aalamin” atau Alahmdulillah ‘ala kulli haal dan wajib bagi muslim yang mendengarnya untuk mengucapkan padanya doa “Yarhamukallaah” (Semoga Allah merahmatimu)”.
Tidak disunatkan bagi yang bersin untuk mengucapkan selain Alhamdulillah ini.
Wajib bagi orang yang mendengar ucapan Alhamdulillah dari orang bersin untuk mengucapkan doa padanya : Yarhamukallaah (Untuk tunggal perempuan : yarhamukillah).
Ketika mendengar doa dari orang yang mendengar ucapan Alhamdulillah-nya, maka orang yang bersin juga disunatkan mengucapkan doa untuknya dengan membaca doa : Yahdikumullaah wayushlih baalakum ; Semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki keadaanmu .
Ini sesuai hadis shahih dalam Shahih Bukhari ( 6224) dan selainnya : “Jika salah seorang diantara kamu bersin maka ucapkanlah “Alhamdulillaah “, dan orang saudara atau sahabat yang berada disampingnya hendaknya mengucapkan : Yarhamukallah, jika didoakan demikian, maka orang bersin tersebut membalas ucapannya dengan doa ; yarhamukullah wayushlih baalakum”.
Adapun jika orang bersin tidak mengucapkan Alhamdulillah ketika bersin maka tidak perlu didoakan dengan doa yarhamukallah, sebab perintah mengucapkan doa ; yarhamukallaah hanyalah ditujukan bagi orang bersin yang memuji Allah, sebagaimana dijelaskan dalam hadis diatas, juga hadis Anas dalam Shahih Bukhari (no. 6225 ) :
عطس رجلان عند النبي صلى الله عليه وسلم، فشمت أحدهما ولم يشمت الآخر، فقال الرجل: يا رسول الله، شمت هذا ولم تشمتني، قال: «إن هذا حمد الله، ولم تحمد الله
“Dua orang bersin dihadapan Nabi shallallahu’alaihi wasallam, beliau lalu mengucapkan doa ; yarhamukallah pada salah satunya, dan tidak mengucapkannya pada orang kedua, maka orang kedua ini berkata : “Si Fulan tadi bersin dan engkau mengucapkan padanya ; yarhamukallah, namun ketika saya bersin engkau tidak mengucapkannya padaku, maka Rasulullah bersabda : “Tadi orang ini memuji Allah (ketika bersin) dan engkau tidak memujinya”.
Bersin Dalam Shalat, Haruskan Mengucapkan Alhamdulillah dan Yarhamukallah ?
Orang yang bersin dalam keadaan shalat baik sendiri atau berjamaah, tetap disunatkan mengucapkan Alhamdulillah, namun tidak dibolehkan bagi yang mendengarkan untuk mengucapkan “Yarhamukallah” karena bisa membatalkan shalatnya. Dalilnya adalah hadis panjang riwayat Muslim (538) dari Muawiyah bin Al-Hakam radhiyallaahu’anhu saat awal-awal masuk islam, ketika dalam shalat salah seorang sahabat bersin, dan mengucapkan “Alhamdulillah” lalu iapun mengucapkan “yarhamukallah”, maka iapun diingkari oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam dan beliau tidak mengingkari orang bersin yang mengucapkan “Alhamdulillah”. Redaksi hadisnya sebagai berikut :
“بينا أنا أصلي مع رسول الله صلى الله عليه وسلم، إذ عطس رجل من القوم، فقلت: يرحمك الله فرماني القوم بأبصارهم، فقلت: واثكل أمياه، ما شأنكم؟ تنظرون إلي، فجعلوا يضربون بأيديهم على أفخاذهم، فلما رأيتهم يصمتونني لكني سكت، فلما صلى رسول الله صلى الله عليه وسلم، فبأبي هو وأمي، ما رأيت معلما قبله ولا بعده أحسن تعليما منه، فوالله، ما كهرني ولا ضربني ولا شتمني، قال: «إن هذه الصلاة لا يصلح فيها شيء من كلام الناس، إنما هو التسبيح والتكبير وقراءة القرآن» أو كما قال رسول الله صلى الله عليه وسلم… “
Artinya : “Ketika kami shalat bersama Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, tiba-tiba ada seseorang bersin (dan mengucapkan hamdalah), aku katakan, ‘Yarhamukallah.’ Tiba-tiba orang-orang memandangiku saya pun berkata, ‘Brengsek, mengapa kalian memandangiku seperti ini ?’ Tiba-tiba mereka semua menepuk paha mereka. Ketika saya tahu bahwa mereka mendiamkanku, saya pun diam. Setelah Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam shalat selesai shalat, Maka Demi Allah, sungguh ayah dan ibuku menjadi tebusan baginya, tidak pernah aku melihat seorang pendidik, sebelum dan sesudah ini, yang lebih baik dari beliau. Demi Allah, beliau tidak menghardikku, tidak memukulku, dan tidak mencaciku. Beliau hanya berkata, ‘Shalat ini tidak boleh dicampur dengan ucapan manusia sedikit pun. Ia berisi tasbih, takbir, dan membaca Al-Qur’an.’ Atau seperti apa yang disabdakan Rasulullah.”
Kesimpulannya : orang yang mengucapkan Alhamdulillah maka shalatnya tidak batal bahkan mendapatkan pahala sebagaimana dalam hadis riwayat Abu Daud (773) dan selainnya dari Rifa’ah bin Rafi’ radhiyallahu’anhu ia berkata : “Saya shalat dibelakang Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, lalu Rifa’ah (saya) bersin dan mengucapkan : “Alhamdulillah hamdan katsiran mubaarakan fiihi ,mubaarakan ‘alaihi kamaa yuhibbu rabbuna wa yardha”, Ketika beliau selesai shalat, beliau bersabda : “Siapa tadi yang berkata-kata (dengan hamdalah dalam shalat) ?” ,iapun berkata : “saya, wahai Rasulullah”, maka beliau bersabda : “Saya tadi telah melihat lebih dari 30 malaikat berlomba-lomba untuk menulis pahala (ucapanmu)”.
Imam Bukhari juga telah meriwayatkan hadis ini dalam Shahihnya (799) dari jalur Imam Malik dalam Al-Muwaththa'( 1/211) tanpa adanya lafaz “bahwa Rifa’ah bersin terlebih dahulu” namun dengan redaksi “bahwa Rifa’ah mengucapkan “Alhamdulillah” ketika Rasulullah bangun dari ruku’ dan dalam keadaan I’tidal.
Menanggapi perbedaan redaksi hadis ini, Ibnu Hajar dalam kitabnya Fathul Bari (2/286) mensinkronkannya dengan berkata : “Dua redaksi ini tidaklah bertentangan, bahkan bisa dianggap bahwa bersinnya (Rifa’ah) terjadi tepat ketika Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam mengangkat kepalanya dari ruku’ (untuk I’tidal)”.
Adapun yang mengucapkan “yarhamukallaah” maka shalatnya batal karena ia telah mengucapkan kata-kata yang bukan bagian dari zikir shalat, terkecuali kalau ia masih jahil dalam hal ini, sebagaimana dalam hadis Muawiyah bin Al-Hakam radhiyallaahu’anhu diatas.
Inilah Jenis Orang Yang Apabila Bersin, Tidak Perlu Diucapkan “Yarhamukallaah” :
-Orang bersin namun ia tidak mengucapkan “Alhamdulillah” sebagaimana dijelaskan sebelumnya.
-Jika bersinnya sudah lewat tiga kali maka tidak perlu diucapkan padanya “Yarhamukallah” karena orang itu kemungkinan besarnya sedang flu, sesuai hadis : “Jika salah seorang diantara kamu bersin maka orang yang didekatnya hendaknya mengucapkan “Yarhamukallah”, jika bersinnya telah lewat dari tiga kali maka itu flu, (dan tidak perlu mengucapkan : yarhamukallah, setelah ia tiga kali bersin”. (HR Abu Daud : 5035, shahih, lihat juga no.5034, 5036 dan 5037).
-Jika yang bersin adalah orang kafir lalu ia mengucapkan Alhamdulillah, maka sebagai seorang muslim kita jangan mengucapkan “yarhamukallaah” karena doa ini hanya ditujukan untuk seorang muslim, tapi hanya dengan mengucapkan doa agar ia mendapatkan hidayah ,doanya adalah : “Yahdiikumullaah wayushlih baalakum”, Ini sesuai dalam hadis Abu Musa : “Dahulu, orang-orang yahudi suka bersin dihadapan Rasulullah dengan harapan agar beliau mendoakan mereka dengan doa : yarhamukallah, namun Rasulullah hanya mengucapkan pada mereka doa : “”Yahdiikumullaah wayushlih baalakum”. (HR Ahmad : 19586, Abu Daud : 5038, dan Tirmidzi : 2937 , hadisnya Hasan Shahih).
-Jika bersinnya tepat ketika imam sedang khutbah jum’at. Orang yang bersin tetap mengucapkan Alhamdulillah –seperti ketika shalat-, adapun orang yang mendengarnya tidak perlu mengucapkan ; yarhamukallah karena diam dan tidak berbicara dengan orang lain ketika imam berkhutbah adalah wajib.
-Jika bersinnya ketika shalat maka orang yang bersin tetap mengucapkan ; “Alhamdulillah” karena ucapan hamdalah ini merupakan bagian dari zikir shalat yang ditujukan kepada Allah, namun orang yang mendengarnya tidak perlu mengucapkan ; “yarhamukallah” karena ia bukan bagian dari zikir shalat, sebab ia ditujukan untuk oranglain bukan kepada Allah. Lihat dalam hadis Muawiyah bin Al hakam dan Rifa’ah bin Rafi’ diatas.
-Ketika bersin di tempat buang air, maka tidak perlu mengucapkan : “Alhamdulillah” atau “yarhamukallah”, karena tidak disunatkan menyebut nama Allah atau berzikir didalam tempat buang air.
Oleh Ustadz Maulana La Eda
(Mahasiswa Pascasarjana (s-2) Jurusan Ilmu Hadis Universitas Islam Madina)