Jangan Abaikan Kekuatan Doa
(Tadabbur Surat Al-Ankabut ayat 30 – 32)
Oleh : Samsul Basri, S.Si, M.E.I

Allah Azza Wa Jalla berfirman,

قَالَ رَبِّ انْصُرْنِي عَلَى الْقَوْمِ الْمُفْسِدِينَ * وَلَمَّا جَاءَتْ رُسُلُنَا إِبْرَاهِيمَ بِالْبُشْرَىٰ قَالُوا إِنَّا مُهْلِكُو أَهْلِ هَٰذِهِ الْقَرْيَةِ ۖ إِنَّ أَهْلَهَا كَانُوا ظَالِمِينَ * قَالَ إِنَّ فِيهَا لُوطًا ۚ قَالُوا نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَنْ فِيهَا ۖ لَنُنَجِّيَنَّهُ وَأَهْلَهُ إِلَّا امْرَأَتَهُ كَانَتْ مِنَ الْغَابِرِينَ

Luth berdoa: “Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu”. Dan tatkala utusan Kami (para malaikat) datang kepada Ibrahim membawa kabar gembira, mereka mengatakan: “Sesungguhnya kami akan menghancurkan penduduk negeri (Sodom) ini; sesungguhnya penduduknya adalah orang-orang yang zalim”. Berkata Ibrahim: “Sesungguhnya di kota itu ada Luth”. Para malaikat berkata: “Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami sungguh-sungguh akan menyelamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali isterinya. Dia adalah termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). (Surat Al-Ankabut 30 – 32)

Pelajaran dan Hikmah :

Pelajaran pertama, yaitu substansi doa sebagai senjata terkuat bagi seorang mukmin. Nabi SAW bersabda “Addu’aau silaahul mukmin”. Nabi Luth dalam ayat ini berdoa untuk kebinasaan kaumnya karena homo seksual, tentu setelah usahanya maksimal dalam mendakwahkan agama Allah kepda mereka. Hanya saja memang kaumnya tetap pada pendiriannya melakukan kerusakan di muka bumi, melakukan penyimpangan seksual yang lebih buruk dari zina, dengan mendatangi sesama jenis. Karena itulah Nabi Luth mendoakan azab dijatuhkan ke atas kaumnya yang sekaligus azab itu sebagai jawaban atas permintaan dan tantangan kaumnya, “Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar”. (Surat Al-Ankabut : 29)

Nabi saw ketika mendapati kaum yang banyak melakukan kerusakan di zaman jahilyah. Beliau saw menghadapinya dengan banyak doa dan memohon kepada Allah Azza Wa Jalla kekuatan dan pertolongan. Diantara doa yang beliau SAW mohonkan,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الْأَخْلَاقِ وَالْأَعْمَالِ وَالْأَهْوَاء

Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari berbagai kemungkaran akhlak, amal maupun hawa nafsu. (HR. At-Tarmidzi)

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, at-Tarmidzi, Abu Daud dan Nasai, bahwa seorang sahabat, Syakal bin Humaid r.a mendatangi Nabi saw dan meminta nasehat darinya. Beliau saw mengambil tangannya kemudian bersabda katakanlah wahai Syakal,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ سَمْعِي، وَمِنْ شَرِّ بَصَرِي، وَمِنْ شَرِّ لِسَانِي، وَمِنْ شَرِّ قَلْبِي، وَمِنْ شَرِّ مَنِيِّي

Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari buruknya pendengaranku, penglihatanku, lisanku, hatiku, dan kemaluanku.

Tidak sedikit manusia mendapat kebinasaan, kehinaan, celaan, musibah di dunia bahkan di akhirat karena pendengarannya yang tidak terfilter dengan baik, penglihatannya yang jelalatan, lisannya yang menggibah, dusta, fitnah atau namimah, niatnya yang terbersik di dalamnya kejahatan, atau karena spermanya ditumpahkan tidak pada jalan dan tempat yang halal.

Sebagai syarat terkabulnya doa, perlu ada ketulusan jiwa. Pengagungan dan pujian kepada Allah SWT, kemudian shalawat kepada Nabi saw. Diantara keutamaan shalawat kepada Rasulullah adalah sebagaimana hadits sahih menurut syarat Bukhari dan Muslim, bahwa Jibril a.s datang memberi kabar gembira kepada Nabi saw kemudian berkata,

أن الله يقول من سلم عليك سلمت عليه ، ومن صلى عليك صليت عليه ” .

Allah berfirman : “Siapa yang mendoakan kesalamatan untukmu, maka Aku memberikan kesalamatan untuknya, siapa yang bershalawat ke atasmu maka aku bershalawat untuknya.”

Dan hendaknya dalam berdoa yakin bahwa doa akan diijabah oleh Allah sebagaimana firman-Nya di surat albaqarah ayat 186.

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

Terakhir dengan menjauhi atau meninggalkan sifat isti’jal tergesa-gesa dalam berdoa. Menghadapi beragam fitnah di akhir zaman ini. Jangan abaikan kekuatan doa. Sungguh Nabi saw mengajarkan para sahabat, “idza sa-alta fas-alillaaha wa idzasta’anta fasta’in billahi” Jika meminta mintalah kepada Allah, dan jika memohon pertolongan mohonlah kepada Allah.

Artikulli paraprakDPD WI Mamuju Gelar Daurah Manajemen
Artikulli tjetërGus Hamid: Homoseks dan Lesbi Sama dengan Zina, Bahkan Lebih Keji

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini