Sahabat…
# Seringkali sikap istiqamah sangatlah melelahkan. Pasalnya, sikap konsisten dan mempertahankan pahala amalan tertentu kadang lebih sulit dibandingkan mengerjakannya.
# Sebab itu, anda mesti tahu bahwa standar keshalihan dimata Allah bukanlah terletak pada sedikit banyaknya jenis/kadar suatu amalan, namun lebih pada konsisten tidaknya mempertahankan amalan berserta pahala yang dihasilkannya, walaupun sedikit, sebagaimana dalam hadis: “Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang kontinyu dilakukan walaupun sedikit” HR Bukhari (6464) dan Muslim (2818).
# Rahasia tersirat dari sulitnya menjaga pahala amalan kebaikan ini adalah bila suatu dosa saja dapat terhapus oleh taubat, istighfar dan amalan-amalan kebaikan, maka apatah lagi dengan pahala dan kebaikan, keduanya bisa saja sirna dengan mudah oleh beberapa amalan buruk dan maksiat.
# Hikmah terhapusnya suatu pahala oleh beberapa amalan maksiat tertentu adalah; agar seorang muslim tetap konsisten dan tawadhu’ diatas ketaatan, serta tidak merasa bangga dan angkuh akan banyaknya amalan shalih yang ia persembahkan kepada Allah ta’ala.
# Lantaran inilah, seorang muslim tidak hanya diwajibkan untuk memaksimalkan adanya pahala, namun juga harus bisa menjaga tabungan pahala yang ia hasilkan tersebut agar tetap terjaga dan tak terhapus.
# Dosa utama dan terbesar yang bisa menghapus seluruh amalan pahala dalam islam adalah murtad, syirik besar, dan menampakkan iman sembari menyembunyikan sifat munafiq demi hanya untuk mencari keselamatan dan harta duniawi.
# Adapun amalan dosa yang bisa menghapus pahala yang berkaitan dengan jenis amalan tertentu begitu banyak, sebagiannya akan disebutkan pada poin-poin dibawah ini.
# Sangat penting untuk terus menjaga keikhlasan baik sebelum beramal, atau saat beramal, atau bahkan setelah beramal, agar keikhlasan itu terus menjaga pahala amalan dan tidak ternodai oleh sifat riya’ dan sum’ah yaitu memperdengarkan/menceritakan amal ibadah pada orang lain agar dipuji.
# Bila anda bersedekah, janganlah mengungkit-ngungkitnya, atau menyakiti perasaan penerimanya setelah itu, seperti bersedekah dengan penuh sombong, mengejek, ataupun menceritakan perihal sedekah ini pada orang yang membuat sipenerima malu dan tersakiti. Dalam ayat:, Artinya: Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)”. (QS. Al-Baqarah : 264)
# Jauhilah melakukan amalan haram tatkala sendiri. Artinya ketika berada dihadapan orang lain ia menampakkan amalan-amalan shalih. Namun tatkala sendiri maka iapun melakukan hal-hal yang diharamkan. Dalam hadis: “Sungguh saya telah mengetahui bahwa ada suatu kaum dari ummatku yang datang pada hari Kiamat dengan membawa kebaikan sebesar gunung Tihamah yang putih, lantas Allah menjadikannya sia-sia…. mereka shalat malam sebagaimana kalian mengerjakannya, tetapi mereka adalah kaum yang jika menyepi (tidak ada orang lain yang melihatnya) dengan apa-apa yang di haramkan Allah, maka mereka terus (segera) melanggarnya.” HR Ibnu Majah (4245), shahih.
# Memelihara anjing untuk tujuan selain penjaga gembalaan, kebun, dan buruan. Ini merupakan amalan dosa yang begitu digandrungi oleh sebagian kaum muslimin, padahal dalam hadis, Nabi kita bersabda: “Barangsiapa memelihara anjing, maka amalan sholehnya akan berkurang setiap harinya sebesar satu qiroth (satu qiroth adalah sebesar gunung uhud), kecuali anjing untuk menjaga tanaman atau hewan ternak.” HR Bukhari (2322) dan Muslim (1575).
# Terakhir, Selamat Hari Raya #IdulFitri, Taqabbalallaahu minna wa minkum, wa minal’aaidiin wal faaidziin ((Semoga Allah menerima amalan kami dan kalian, serta menjadikan kita termasuk orang-orang yang mendapatkan kembali Ramadhan dan Idul Fitri ditahun-tahun mendatang dengan meraih kemenangan dan keridhaan-Nya)).
Oleh Maulana La Eda, L.c