Istiqamah Memperjuangkan Palestina

Date:

Istiqamah Memperjuangkan Palestina

(Catatan dari “Sehari di Palestina” Bersama Komat Palestina)

Judul tulisan di atas, terinspirasi dari perkataan,  salah seorang pengurus Komite Umat (Komat) Palestina, ust. Mansyur Salim, ketika memberi taujihat kepada pengurus Komat Palestina, dalam Kegiatan “Sehari di Palestina”, Ahad/28 Juni 2009 di STIE Nobel Makassar.

Kegiatan ini diselengggarakan oleh Komite umat Untuk Palestina (Komat) Palestina sebagai bukti konsistensi dan keistiqamaan dalam memperjuangkan Pelestina dari penjajahan kaum Zionis Israel. Kegiatan ini juga diharapkan menarik simpatik dan rasa peduli masyarakat terhadap nasib rakyat Palestina.

Menurut, ust. Mansyur, di saat serangan Israel tidak terlalu gencar menyerang Palestina, umat Islam tetap harus istiqamah memperjuangkan Palestina. Umat Islam tidak boleh kendor semangatnya , apalagi tidak peduli dalam memperjuangkan nasib bangsa Palestina. Ungkapan aktivis Ormas Islam, serta da’I ini, seakan ingin memberi gambaran kepada kita, yang mengaku sebagai aktivis Islam, yang mengaku sebagai pejuang Islam,  yang  perihatin dengan berbagai penderitaan terhadap saudara-saudara kita di Palestina.

Bahwa, ada suatu realitas yang terjadi di tengah gerakan, metode, serta taktik dan strategi perjuangan Islam. Kadang,  kalau tidak ingin mengatakan lebih sering gerakan pembelaan terhadap Palestina, yang dilakukan oleh gerakan-gerakan Islam di Indonesia. Bahkan, di dunia dilakukan secara reaktif, sporadis, spontan, dan emosional. Pembelaan dilakukan, apabila Israel gencar menyerang Palestina, apabila tangisan-tangisan ratusan bocah-bocah tak berdosa, dibalik dentuman-dentuman peluru, dan bom dari rudal super canggih Israel,   apabila darah berceceran, mayat-mayat bertebaran di Palestina, apabila gedung-gedung runtuh berkalang tanah.

Saat itu, para pejuang gencar pembela Palestina, mereka  berteriak, demonstrasi, menyatakan keperihatinan terhadap nasib kaum muslimin Palestina. Mereka memobilisasi massa, lewat tablig akbar, untuk mengumpulkan dana. Bahkan, di antara mereka ada yang mendaftar jadi relawan, yang akan dikirim ke Palestina, dalam membantu perjuangan kaum muslimin Palestina. Biasanya, hal tersebut dilakukan, sebagai ungkapan simpatik terhadap perjuangan kaum muslimin Palestina.

Pertanyaannya kemudian, apakah perjuangan membela Palestina, ketika Palestina dibombardir Zionis Israel? Jawabannya, tidak sekali lagi tidak. Perjuangan tetap harus menggelora dan digelorakan di hati dan jiwa kaum muslimin, kapan, dan dimanapun, serta dalam kondisi apapun. Selama Israel tidak menarik pasukannya dari Palestina, selama Palestina tidak meraih kemerdekaan, yang membawa kedamaian, ketentraman bagi seluruh rakyat Palestina.

Selama itu, tidak tercapai hal tersebut, selama itupula perjuangan akan terus, terus dan terus dilakukan terhadap nasib saudara-saudara kita di Palestina. Persaudaraan kita dengan Palestina bukan sekadar persaudaraan kemanusiaan, sebagai makhluk ciptaan Allah. Tapi, kita dan Rakyat Palestina, diikat oleh tali yang kuat, tali aqidah Islam. Rakyat Palestina  saudara seaqidah dan seiman kita, yang mengikat kita dunia dan akhirat, yang membuat kita punya kewajiban membela mereka. Kewajiban akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah di hari kiamat.

“Sesungguhnya kaum muslimin ibarat suatu tubuh, apabila satu tubuh sakit, maka bagian yang lain turut merasakan sakitnya.” Begitulah kira-kira makna hadits Rasulullah, yang menegaskan kepada kita, bahwa persaudaraan yang diikat dengan aqidah, punya konsekuensi, yakni turut merasakan segala penderitaan yang diderita kaum muslimin, dibelahan dunia manapun, tanpa dibatasi oleh letak geografis, tanpa dibatasi oleh suku, bangsa dan negara.

Begitu juga dengan membela dan memperjuangkan saudara-saudara kita di Palestina, dari kedzhaliman, kekejaman kaum zionis Israel. Apapun, bentuk perjuangan kita, ada berjuang lewat bantuan dana, ada yang berjuang dengan terjung langsung bersama-sama rakyat Palestina mengangkat senjata melawan kaum zionis. Ada yang berjuang dengan berdoa disetiap waktu, terutama waktu-waktu afdhal di terima doa oleh Allah Subhana wa ta’ala. Insya Allah, semua bentuk bantuan kita sangat berarti bagi perjuangan bangsa Palestina, dan mendapat pahala dari Allah Azza wajalla.

Meski, kadang kita diperhadapkan pada realitas, sebagian dari saudara-saudara kurang peduli nasib yang dialami kaum muslimin lainnya. Sebagian yang lain, membela penderitaan saudara-saudaranya dengan emosional dan setengah hati. Bahkan, Peduli terhadap perjuangan saudaranya, ketika saudaranya mengalami serangan. Setelah serangan berhenti, berhenti pula perjuangannya.
Padahal, perjuangan tidak boleh berhenti, meski istrahat sejenak, bila tujuan perjuangan belum tercapai. Apabila, tujuan perjuangan kita adalah kemerdekaan Palestina, yang ditandai dengan ditariknya seluruh bala tentara Israel di Palestina, serta pengembalian seluruh wilayah Palestina. Hail ini berarti,  Perjuangan belum selesai, perjuangan masih panjang, masih butuh pengorbanan, masih butuh kerja keras dari kita semua.

Olehnya itu, sangat mengherankan, bila sebagian kaum muslimin di dunia, tinggal bersantai, berleha-leha, masa bodoh, setelah serangan Israel tidak begitu gencar ke Palestina. Meski, tiap hari, bahkan mungkin tiap jam, darah di Palestina masih terus berceceran, pemerasan, pemerkosaan, pembunuhan, serta berbagai kekejian lainnya, masih terus terjadi, bangunan-bangunan masih terus runtuh, serta tangisan ketakutan masih rutin membahana di langit. Semuanya itu diakibatkan  oleh dentuman dan desingan peluru.

Realitas tersebut, membuat kita harus tetap istiqamah berjuang. Kembali meminjam istilah ust. Mansyur, bahwa istiqamah dalam perjuangan dibutuhkan terus menerus, selama hayat masih di kandung badan, selama tujuan perjuangan belum tercapai. Istiqamah tidak hanya dibutuhkan di saat zionis menyerang Palestina. Tapi, di setiap waktu, meski Israel tidak membombardir Palestina.

Masa Depan Kaum Muslimin
Mungkin, kita dan kaum muslimin lainnya, kadang terbersit pertanyaan di dalam sanubari, kenapa kita harus gigih, dan istiqamah dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina? Untuk menjawab pertanyaan ini, ada baiknya kita merenungkan ungkapan Sekjend Komat Palestina, Drs. Aswar Hasan, M.Si. , ketika menyampaikan orasinya di acara “Sehari di Palestina”.

Menurut, Ketua Komite Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulsel ini, berbicara tentang perjuangan Palestina, bukan sekadar perjuangan perebutan wilayah, atau perjuangan kemanusiaan. Tapi, perjuangan Palestina adalah perjuangan merebut masa depan kaum muslimin. Merebut kejayaan peradaban Islam, yang pernah ada, dan Insya Allah sesuai janji Allah, serta hidayah Allah Subhana wa ta’ala, kejayaan itu akan kembali diraih.

Namun, kejayaan itu tidak mungkin, dan tidak akan tercapai, bila negeri Palestina masih terbelenggu nasibnya, masih berada dalam cengkraman zionis. Sekali lagi tidak mungkin. Makanya, tidak ada jalan lain, selain kian membulatkan tekad dan hati, serta semangat kita, agar tetap istiqamah dalam memperjuangkan Palestina.

Kita tidak perlu menunggu Israel menyerang Palestina. Itu sama dengan, membiarkan mereka tersiksa, baru kita melakukan pembelaan. Taktik dan strategi perjuangan seperti ini, tidak efektif, tidak terlalu membantu perjuangan rakyat Palestina. Indikasinya dapat dilihat sekarang, sudah sekian tahun rakyat Palestina mengalami penyerangan. Begitu juga, pembelaan dilakukan, tapi hasilnya, hingga detik ini, Palestina masih terus terjajah.

Olehnya itu, taktik dan strategi, serta metode perjuangan, mestinya diubah, dan ditata ulang. Mungkin salah satu jawabannya, dan mudah-mudahan jawabannya, adalah pendirian Komat Palestina, yang akan tetap istiqamah memperjuangkan Palestina, dalam berbagai bentuk dan metode perjuangannya, serta akan mengkaji isu-isu Palestina, sebelum melakukan respon pembelaan. Pertanyaannya kemudian, dapatkah Komat Palestina, memikul tanggung jawab ini, serta tetap istiqamah dalam memperjuangkan Palestina?

Jawabannya, kembali kepada kita semua. Sebab, Komat Palestina hanyalah sebuah wadah, yang diorientasikan untuk memperjuangkan Palestina dalam berbagai aspek. Keberhasilan Komat Palestina menjalankan visi misinya, bukan hanya tanggung jawab pengurus dan aktivis Komat Palestinan saja. Melainkan, tanggung jawab kita semua, yang mengaku peduli, dan seaqidah dengan kaum muslimin Palestina.

Namun, sekecil apapun harapan itu, kita tetap optimis. Insya Allah Komat Palestina, serta seluruh kaum akan menjadi bagian penting dalam perjuangan membela dan merebut tiap jengkal tanah Palestina, yang direbut secara paksa oleh zionis. Tidak mudah memang mewujudkannya. Butuh waktu lama. Pengorbanan tidak sedikit, baik harta maupun nyawa. Tapi, hal ini tidak membuat kita mundur. Apatah lagi, patah semangat.

Israel saja,  diperjuangkan dan didirikan dengan waktu yang tidak sedikit, lima puluh hingga ratusan juta tahun lamanya. Tapi, kaum Yahudi tetap istiqamah, meski keberhasilannya hanya keberhasilan dunia belaka. Keberhasilan tidak kekal nan abadi. Apalagi kita,  dalam memperjuangkan Palestina, adalah bagian dari perjuangan membela agama. Sehingga, sekecil apapun perjuangan kita, berhasil atau tidak, pasti Allah akan membalasnya. Apabila, sekarang keberhasilan tidak dapat dicapai dan dinikmati. Insya Allah, anak cucu kita akan menikmatinya. Amin. Wallau a’lam bisshawab (Burhanuddin/komatpalestina.org)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

More like this
Related

Berlimpah Ilmu, Doktor Hadits Alumni Madinah Beberkan Tips Pahala War Di Bulan Ramadan

MAKASSAR, wahdah.or.id - Pakar Hadis dan alumni Program Doktoral...

Perkuat Pemahaman Keagamaan dan Persiapan Sambut Ramadan, Ini Enam Materi yang Didapat Peserta PSR

MAKASSAR, wahdah.or.id -- Dewan Pengurus Pusat (DPP) Wahdah Islamiyah...

170 Jiwa Terdampak, Relawan Wahdah Peduli dan WIZ Bantu Evakuasi Korban Banjir di Makassar

MAKASSAR, wahdah.or.id - Banjir kembali menerjang dua kecamatan di...

Spesial! Angkat Tema “Bahagia”, PSR di Makassar Hadirkan Enam Pemateri Doktor Lulusan Timur Tengah

MAKASSAR, wahdah.or.id - Bulan Ramadan 1446 H/2025, kehadirannya kini...